Jakarta-wapresri.go.id. Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (BULOG) sebagai lembaga negara pengendali harga dan penyedia kebutuhan beberapa komoditas pangan pokok mengalami banyak dinamika perubahan, baik bentuk lembaga maupun jenis komoditas yang ditangani. Namun, tugas utama yang diemban BULOG sebagai lembaga terpercaya pemerintah adalah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional.

“Bicara BULOG berarti bicara masalah distribusi. Dan bukan masalah kompeten atau tidak pimpinan BULOG, tetapi masalahnya ada atau tidak pangan yang akan didistribusikannya,” jelas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum dalam rangka Syukuran HUT ke 49 Perum BULOG yang diselenggarakan di Ruang Oryza Gedung BULOG I, Jakarta Selatan, Selasa, (10/5/2016).

Sejak berdiri tahun 1967, BULOG harus menyediakan kebutuhan penduduk yang berjumlah sekitar 190 juta jiwa sedangkan sekarang jumlah penduduk 250 juta jiwa, sehingga dengan semakin banyaknya penduduk maka semakin banyak masalah yang timbul dalam memenuhi kebutuhan pangan padahal lahan persawahan semakin terbatas.

“Perubahan-perubahan itu menyebabkan masalah di bidang pangan,” ungkap Wapres.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Pemerintah senantiasa menjaga ketahanan pangan khususnya komoditas beras dengan memberikan jaminan harga dan pasar bagi hasil produksi petani melalui penyerapan/pengadaan Perum BULOG, sehingga petani memiliki semangat untuk terus berproduksi. Peningkatan produksi dapat menjamin ketersediaan beras dalam negeri tanpa tergantung impor.

“Permasalahan pangan selalu dihadapi oleh hampir semua negara di dunia. Hal ini terkait dengan teori Malthus dimana jumlah penduduk bertambah sesuai dengan deret ukur sedangkan kebutuhan pangan bertambah sesuai dengan deret hitung,” ujar Wapres.

Sehingga di masa yang akan datang, lanjut Wapres, masalah pangan akan terus dihadapi karena jumlah penduduk terus bertambah sedangkan lahan terbatas, akibat penduduk yang bertambah tadi. Selain masalah perubahan iklim sehingga produksi pangan sangat tergantung pada iklim, masalah lain yang dihadapi adalah perubahan pola makan, dimana masyarakat yang semula makan sagu atau ubi sekarang beralih juga makan nasi. Sehingga kebutuhan akan beras makin meningkat.

Keppres Nomor 29 Tahun 2000 menyatakan bahwa tugas pokok BULOG adalah menjalankan tugas pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras serta jasa usaha logistik.

“Masalah distribusi tidak lepas dari masalah supply,” ucap Wapres.

Indonesia sebagai negara kepulauan, menurut Wapres, mempunyai sistem logistik yang lebih rumit dibanding negara lain seperti Jepang atau Malaysia.  Misalnya, ketidakseimbangan penduduk dan lahan, yaitu persebaran penduduk 60% di pulau Jawa sehingga ongkos logistik untuk pulau luar Jawa lebih mahal. Belum lagi, adanya kebijakan pemerintah dalam menentukan dan mengontrol harga kebutuhan pokok, sebab pemerintah harus menyeimbangkan kepentingan produsen dan konsumen.

BULOG harus memperhatikan keseimbangan harga agar tidak hanya baik untuk konsumen tetapi juga menarik bagi produsen.

“Keseimbangan antara orang yang mampu dan tidak mampu, dan juga produsen. Jangan sampai produsen tidak tertarik untuk berproduksi dan mensuplai pangan” pesan Wapres kepada peserta kuliah umum yang mayoritas pegawai BULOG.

Oleh karena itu, lanjut Wapres, solusi untuk mengatasi masalah pangan adalah teknologi. Misalnya, dengan Green Revolution yang dimulai pada tahun 1970an, maka perbaikan bibit, cara tanam dan pupuk serta sistem pengairan yang baik dapat meningkatkan produktivitas petani sehingga pendapatan petani meningkat dan konsumen tetap terjaga. Dengan demikian BULOG dapat memanfaatkan masuknya bioteknologi di bidang pertanian sehingga dapat melakukan distribusi yang lancar untuk menjaga keseimbangan.

Namun, selain adanya kemampuan teknologi yang menimbulkan optimisme bahwa BULOG dapat menyediakan pangan bagi masyarakat, ketidakpastian iklim (el nino) juga dapat menyebabkan ketidakyakinan (pesimis) bagi ketahanan pangan dan keseimbangan distribusi.

“Sebenarnya BULOG hanya mengurus 7-8% dari distribusi pangan, sisanya sebanyak 93%  langsung dari petani yang memperdagangkan ke masyarakat,” ungkap Wapres.

Tugas utama BULOG menjaga keseimbangan, kesejahteraan petani, dan konsumen. Untuk itu, BULOG perlu memiliki sistem informasi yang baik.

“Untuk mendukung sistem logistik diperlukan sistem informasi dan sistem transportasi yang baik, yaitu sistem logistik negara kepulauan,” jelas Wapres.

“Sudah waktunya gudang-gudang BULOG diubah menjadi sillo-sillo yang dapat diatur suhunya, seperti di Jepang, dimana dapat menyimpan beras selama 2-3 tahun,” lanjutnya.

Untuk itu, menurut Wapres, BULOG harus menjalin kerja sama dengan pengusaha lain, untuk mendorong modernisasi pasca panen. Pegawai BULOG harus memanfaatkan fasilitas, memiliki kemampuan yang cukup, skill, serta sistem informasi yang mendukung tugas BULOG supaya lebih baik ke depan.

Jadi, Wapres menambahkan, untuk menjaga keseimbangan yang merupakan tugas utama BULOG, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi, mengubah pola makan masyarakat, meningkatkan produktivitas petani. Selain itu BULOG juga harus  efisien dan mempunyai sistem informasi keseimbangan daerah mana yang tidak stabil, dan tidak mempunyai stok atau persediaan.

“Perlu diatur keseimbangan antara produksi dan konsumsi, maka hal itu harus didukung dengan sistem dan data yang memadai,” tandas Wapres.

Tak lupa, Wapres memberikan ucapan selamat atas HUT ke 49 Perum BULOG. Wapres berharap BULOG dapat menjadi lembaga yang efisien dan mampu menjaga keseimbangan pangan.

Kepala BULOG Jarot Kusumajakti dalam laporannya menyampaikan bahwa BULOG memaknai momen ulang tahun ini sebagai momen perubahan, transformasi dalam menghayati nilai-nilai dasar, sebagai tolok ukur untuk lebih bersemangat menjalankan misi dan mencapai visi institusi dan perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik bagi Bulog ke depan.

Mengambil tema Bersama Menuju Bulog yang Solid, Unggul dan Bermartabat, Syukuran HUT ke 49 tersebut dihadiri pula oleh Ketua BPK Harry Azhar Azis dan Menteri BUMN Rini Sumarmo. (KIP, Setwapres)