Istanbul-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memacu semangat dan motivasi masyarakat Indonesia yang didominasi pelajar/mahasiswa, dengan memperhatikan dan meniru budaya kerja dan peradaban yang baik selama tinggal di Turki, dengan harapan dapat menjadi bekal ke depan, saat kembali ke tanah air.

“Perlu anda pelajari, bagaimana mereka mempunyai etos kerja yang dinamis, sebagai modal anda setelah pulang kelak ke Indonesia,” demikian pesan Wapres kepada masyarakat Indonesia usai menghadiri penutupan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) ke-13 dan juga sholat Jum’at, di Hotel Intercontinental, Istanbul, Turki, Jum’at (15/04/2016).

Wapres berpesan kepada para mahasiswa, terutama yang belajar agama, agar tidak hanya fokus pada teks, namun juga harus memahami prakteknya. Wapres pun mengharapkan pentingnya mempelajari peradaban dan akhlak dari negara-negara yang berbeda agar menjadi contoh bagi Indonesia.

“Dulu kita belajar di Mesir, Saudi, Yaman, Syiria melihat (kemajuan) peradaban itu. Melihat kondisi sekarang ini, apalagi yang mau dilihat, karena agama juga bukan hanya kitabnya tetapi prakteknya. Karena itulah, disini juga seperti itu, pelajari peradaban dan akhlak yang baik untuk dapat diteladani,” tutur Wapres.

Lebih jauh, Wapres mengingatkan agar jangan terjebak dan mengikuti konflik-konflik yang terjadi, terutama dari negara-negara yang bertetangga dengan Turki. Indonesia, lanjut Wapres, memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menyelesaikan konflik dan dinilai lebih moderat dalam menjaga toleransi untuk menghindari konflik. Oleh karena itu, Indonesia tengah menyiapkan pembangunan universitas Islam bertaraf internasional sebagai pusat kajian dan pemikiran Islam moderat.

“Apabila kita berbicara tentang agama, orang banyak belajar ke Indonesia. Bagaimana Indonesia menjaga negerinya dalam hal beragama, saling menghargai, tidak ada konflik-konflik yang besar,” jelas Wapres.

Soal latar belakang negara Turki, Wapres berpandangan, memiliki banyak persamaan dengan Indonesia. Pernah sama-sama mempunyai kejayaan kerajaan di masa lalu dan pernah jatuh pada krisis ekonomi. Namun, kini kedua negara telah sama-sama berkembang dan maju.

Dalam kesempatan ini, Wapres juga menjelaskan posisi ekonomi Indonesia terkini, yang masih berada di tengah dan dipengaruhi oleh perlambatan perekonomian dunia.

“Apa sebabnya ekonomi di dunia ini mengalami masalah. Semua karena berlebihan. Kalau Amerika turun karena biaya perang untuk menyerang Irak, persediaan kurang lebih 3 triliun US Dollar. Eropa mengalami masalah karena terlalu banyak subsidi sosialnya, Cina merosot karena kebanyakan investasinya. Kalau kita turun, karena efeknya dari kelemahan itu,” terang Wapres.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Wapres ingin ada dialog mengenai apa kesulitan dan kendala yang dihadapi para mahasisiswa Indonesia di Turki. Dalam pendidikan saat ini, ucap Wapres, pemerintah sedang giat memberikan beasiswa bagi anak-anak Indonesia yang mampu dan ingin belajar di sekolah-sekolah terbaik di luar negeri melalui Lembaga Pengelola Dana Pendididikan (LPDP).

“Pemerintah memberikan lebih dari 20 triliun, untuk diberikan kepada kira-kira 3000 anak muda, untuk belajar dimanapun, selama masuk dalam ranking 200 universitas terbaik di dunia,” ungkap Wapres.

Sementara itu, Sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Turki Wardana melaporkan perkembangan jumlah mahasiwa Indonesia yang belajar di Turki.

“Masyarakat Indonesia yang tinggal di Turki sampai dengan awal 2016 berjumlah sekitar 2895 orang, dari jumlah tersebut dapat kami laporkan bahwa sekitar 728 adalah mahasiswa dan pelajar, 90 persennya beasiswa,” kata Wardana

Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, hadir mendampingi Wapres Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kasetwapres Mohammad Oemar, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Dewi Fortuna Anwar. (KIP, Setwapres)