Memberikan Pengarahan kepada Peserta Sespimti dan Sespimen Polri Tahun 2015

Istana Wakil Presiden. Selama 70 tahun Indonesia merdeka, banyak konflik besar yang terjadi dan menimbulkan korban jiwa lebih dari 1000 orang. Konflik-konflik tersebut diantaranya pemberontakan Madiun, RMS, DI/TII, Permesta, Poso, Aceh, Papua, Maluku, Timor Timur dan lainnya. Dari 15 kasus besar, 10 diantaranya adalah masalah ketidakadilan. “Ketidakadilan di bidang politik, ada ketidak adilan ekonomi dan sosial,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan kuliah umum kepada 250 peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi (Sespimti) dan Sekolah Staf Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri Tahun 2015, di Gedung II Istana Wakil Presiden, Senin, 31 Agustus 2015.

Namun, Wapres menambahkan, banyak masyarakat yang mengira konflik-konflik ini terjadi karena faktor agama, padahal bukan. Konflik di Aceh misalnya, bukan masalah agama tetapi masalah ekonomi. Aceh memiliki sumber daya alam yang banyak, namun tidak dinikmati oleh warganya. Oleh karena itu, lanjut Wapres, yang diselesaikan masalah ekonominya terlebih dahulu.

Untuk itu, Wapres mengimbau setiap konflik yang terjadi harus ditelusuri masalahnya. “Sehingga anda yang bertugas di daerah diharapkan bila ingin cepat menyelesaikan konflik, lihat dulu akar masalahnya, selesai,” tegas Wapres.

Menurut hemat Wapres, kondisi di Indonesia relatif lebih aman dibandingkan dengan negara-negara lain. Wapres membandingkannya dengan negara-negara Asia lainnya seperti Filipina, Myanmar, dan Thailand, serta negara-negara Timur Tengah, dan Afghanistan. Akibat dari konflik yang berkepanjangan, lanjut Wapres, banyak warga yang mengungsi ke Eropa, bahkan ke Indonesia, untuk mencari perlindungan dan rasa aman.

Walaupun relatif aman, Wapres mengimbau peserta yang hadir, agar konflik tetap harus dihindari yaitu dengan menciptakan keadilan. “Artinya apabila ingin menghindari konflik berarti menjaga keadilan bangsa ini,” ujar Wapres .

Kuliah Umum ini mengambil tema “Kajian Strategi Penanganan Konflik Dalam Negeri” dan dihadiri oleh Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komjen Pol Syafruddin dan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri Irjen Pol Sadar Sebayang. Disamping anggota Kepolisian, acara tersebut juga diikuti oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, Kejaksaan Agung dan Kemenkumham. Hadir pula peserta dari luar negeri seperti Singapura, Sudan dan Timor Leste.

Usai memberikan kuliah umum dan menjawab berbagai pertanyaan dari para peserta, Wapres memberikan buku-buku yang berisi pengalamannya dalam menyelesaikan konflik di tanah air. Buku-buku tersebut adalah, JK Ensiklopedia, 365 Pesan Kebangsaan JK, Harmoni dan Damai dalam Perbedaan, Peace ala JK: Poso is Calm, Ambon is Peaceful, dan Ombak Perdamaian: Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh. (Romansen Purba)