Jakarta-wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima  Ketua Ikatan Alumni Kedokteran Universitas Syiah Kuala (IAKU) dr. Nasrul Musadir, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Jakarta, Senin (9/1/2017). Turut hadir mendampingi, Dewan Pengawas dr. Benny Kurnia, Ketua Bidang Hubungan Luar dr. Baihaqi, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum dr. Dede Ahmad Yasa, Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dr. Rovi Pratama, dan Ketua Bidang Pendidikan dan Ilmiah dr. Hafizh Arief.

Nasrul meyampaikan maksud kedatangannya bersama rombongan untuk melaporkan apa yang sudah dilakukan IAKU sekaligus mengundang Wapres untuk membuka kegiatan ilmiah nasional pengurus alumni kedokteran se-Indonesia di Banda Aceh pada tanggal 26 Februari yang akan datang.

“Dalam setahun terakhir IAKU mencoba mereformasi diri dengan tidak sekedar berkumpul tetapi juga berusaha untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang kami miliki,” lapor Nasrul.

Disampaikan pula, saat ini IAKU sudah memiliki tim siaga bencana yang berkoordinasi dengan PMI dan membuat program desa binaan yang dibentuk sejak Mei 2016 berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang memberikan guidance terhadap program-program yang akan dijalankan.

“Khusus bencana di Pidie, tim ada disana selama 20 hari pertama dengan peralatan yang kami punya dan untuk selanjutnya tim ada di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu,” jelas Nasrul.

Wapres mengungkapkan apresiasi atas kegiatan yang telah dilakukan oleh IAKU, karena dokter sebagai ilmuwan harus memahami bahwa ilmu cepat sekali berkembang sehingga penting untuk diingat untuk selalu belajar dan menimba ilmu.

“Saya selalu mengatakan kepada ikatan alumni bahwa bagaimana kita selalu memberi ke kampus, dan kampus memberi ke kita lebih baik, men-charge lagi. Kedokteran itu berkembang 100% tiap 3 tahun, jadi seorang dokter yang tidak menimba ilmu dia akan ketinggalan. Jadi itu yang harus diperhatikan, bagaimana anggota harus selalu diupdate terus,” pesan Wapres.

Lebih lanjut Wapres menegaskan bahwa ikatan alumni itu dapat membicarakan masalah yang tidak bisa ditangani kemudian masalah itu didiskusikan dengan para alumni untuk mencari solusi, itulah yang terpenting dalam pelayanan kesehatan.

“Disamping itu juga ada masalah penguatan yang lain apakah itu masalah kebersihan, fasilitas atau sanitasi, jadi dokter juga harus mengetahui masalah itu seperti banjir, efeknya apa? Itu merupakan modal utama,” jelas Wapres.

Wapres juga menekankan, ilmu itu universal, jadi alumni dari mana saja memiliki kemampuan yang sama. Perbedaan mungkin hanya pada fasilitas antara Jakarta dengan daerah lain tetapi jangan pernah merasa kurang.

“Soal bencana kita tau semua bencana terbesar itu di Aceh. PBB memberikan penghargaan tinggi kepada  Indonesia karena menangani dua bencana dengan sangat baik, yaitu Aceh dan Jogja, karena dibandingkan penanganan bencana di Amerika seperti di Louisiana, badai Katarina, atau  Haiti, kita lebih baik. Kita di Aceh betul-betul dan dunia ikut karena kita memberikan perencanaan yang bagus,” ungkapnya.

Kemudian Wapres menjelaskan, bencana bermacam-macam bentuknya. Terkait di Pidie kemarin memang bencana gempa, korban meninggal umumnya diakibatkan tertimpa bangunan. Sehingga dokter yang dibutuhkan adalah dokter tulang. Dalm hal ini, pemerintah akan melakukan follow up lebih lanjut.

“Kembali lagi jadi pedoman kita sendiri, daerah gempa bangunan tidak boleh terlalu kaku. Harus ada flexibility agar lebih ringan, harus banyak kayunya,” tegasnya.

Menutup audiensi, Wapres kembali mengingatkan bahwa ikatan alumni adalah wadah untuk menjalin hubungan dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga perlu ditekankan proses pencegahan dalam sanitasi dan nutrisi. Sanitasi dan nutrisi adalah dua permasalahan besar yang terjadi di desa.

Terkait undangan untuk membuka kegiatan ilmiah nasional pengurus alumni kedokteran se-Indonesia Wapres bersedia menghadiri acara tersebut selama tidak berbarengan dengan tugas kenegaraan.

Turut mendampingi Wapres Deputi Bidang Pemberdayaan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto dan Staf Khusus Wakil Presiden Syahrul Udjud. (KIP, Setwapres)