Makassar, Sulawesi Selatan-wapresri.go.id. Universitas merupakan level tertinggi dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, pimpinan dalam universitas dituntut untuk menjaga mutu keilmuan, salah satunya dengan menyiapkan suasana kampus yang menggembirakan agar mudah diserap oleh mahasiswa. Apabila ilmu diperoleh dengan keterpaksaan dan ketakutan, maka ilmu tersebut tidak bermanfaat.

“Kita jangan berbicara angka saja, apabila ada mahasiswa 1000 diluluskan 1000 apapun yang dia peroleh. Apabila itu dilakukan maka kita akan menghasilkan perusak-perusak lingkungan. Kita tidak hanya butuh jumlah tapi yang paling penting itu butuh kualitas yang baik. Oleh karena itulah maka para pimpinan universitas harus selalu menjaga mutu keilmuan, begitu kita main-main dengan mutu keilmuan maka kepercayaan kepada universitas akan langsung hilang,” tegas Wapres pada acara Dies Natalis ke-60 Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/9/2016).

Universitas, Wapres menuturkan, berfungsi untuk membentuk pikiran agar dapat membuat perubahan-perubahan. Oleh karena itu, diperlukan falsafah, ilmu sejarah, ilmu sosial, ilmu ekonomi agar dapat mengubah tingkah laku kepada masyarakat. Hal yang dapat dipersiapkan dimulai dari perkuliahan, seminar, serta diskusi yang diselenggarakan universitas. Selain itu, universitas juga tidak hanya dihitung dari berapa besar anggarannya, tetapi berapa besar ilmu yang telah ditinggalkan kepada masayarakat.

“Dewasa ini universitas tidak lagi tergantung jumlah mahasiswanya, tetapi jumlah ilmu yang diajarkannya. Ilmu dimanapun dapat diperoleh dengan mudah tetapi tertinggi ilmu justru diperoleh di universitas dan tentulah disamping itu semua tentu pengabdiannya pada masyarakat selalu kita inginkan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk mengisi kemampuan itu,” ungkap Wapres.

Terkait hal tersebut, dalam pertemuan beberapa waktu yang lalu di Unhas, Wapres meminta agar semua fakultas membuat program yang dapat memajukan fakultasnya dan kemudian meminta kepada para alumni yang mempunyai kemampuan untuk bersama-sama membangun program itu.

Menurut Wapres, selain fisik bangunan dan juga proses belajar-mengajar, alumni memainkan peranan penting dalam memajukan suatu universitas. Wapres pun mengungkapkan kebanggaannya bahwa selama 60 tahun, ketiga hal tersebut telah menjadi bagian dari Unhas, dan banyak alumni yang telah mengabdi untuk masyarakat, baik yang bekerja di pemerintahan maupun sektor swasta..

“Selama 60 tahun tentu ada 3 hal yang menjadi bahagian kita semua, pertama fisik, proses, dan alumni,” ujar Wapres.

Secara fisik, Wapres mengatakan, kampus Unhas sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, hal ini berarti dengan kampus yang lebih baik dan besar harus memberikan manfaat. Sementara proses belajar dan akademik, Wapres mengimbau, agar Unhas selalu melihat kedepan bukan kebelakang, karena manfaat baru akan terlihat 5 sampai 10 tahun kedepan, jadi ilmu yang diajarkan haruslah yang sesuai zamannya. Masa depan bisa terjadi melalui pemikiran-pemikiran ekonomi, teknologis, dan teknis lainnya. Ilmu banyak berubah, teknologi cepat berubah sehingga universitas yang harus menjadi agen perubahan dan penguasaan terhadap perubahan.

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan kegembiraannya dengan memberikan ucapan selamat, bahwa Unhas saat ini sudah berada di peringkat 8, dan berharap kedepan lebih ditingkatkan lagi, karena itulah yang harus dilakukan universitas yang baik.

“Dunia dewasa ini adalah dunia inovasi, dunia inovasi merupakan dunia persaingan, dunia persaingan merupakan dunia teknologi yang efisien dan dunia manajerial. Artinya adalah tanpa meningkatkan teknologi yang didukung sistem yang efisien maka kita tidak akan pernah dapat melewati persaingan. Tanpa persaingan maka kita tidak akan pernah maju. Itulah salah satu ciri dunia yang berkembang. Kita bersaing antar daerah, kita bersaing antar negara, kita bersaing antar wilayah dan sebagainya. Kita tidak hanya menjadi konsumen tapi kita bagian dari produsen. Itulah yang menjadi ciri universitas kedepan,” seru Wapres.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu melaporkan, bahwa tema Dies Natalis ke-60 Universitas Hasanuddin adalah Penguatan Ekonomi Kerakyatan Menuju Kemandirian Ekonomi. Sebagai puncak acara Dies Natalis, Unhas juga menyeleggarakan temu alumni nasional yang dihadiri sekitar 6000 orang.

Usai memberikan sambutan, Wapres berkesempatan menyaksikan peluncuran buku Dies 60 Tahun Universitas Hasanuddin, meluncurkan maximum card dan perangko yang diterbitkan dalam seri 60 Tahun Universitas Hasanuddin, mencanangkan pendirian Institut Micro Finance Universitas Hasanuddun yang didukung dan merupakan kerjasama dengan Bank rakyat Indonesia, serta menyaksikan pencanangan pembangunan rumah dosen Universitas Hasanuddin.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rubiantara, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Mendampingi Wakil Presiden, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemeratan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hamu, Staf khusus Wapres bidang Infrastruktur dan Investasi M. Abduh, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah. (KIP, Setwapres)