Bandung. PT Pindad sebagai produsen alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik bangsa diharapkan terus mengembangkan kemampuannya sehingga kebutuhan akan alutsista ke depan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Bahkan bila dinilai telah mandiri dan berkembang, PT Pindad dapat bersaing dengan produsen persenjataan global.

“Saya bersama Menteri Pertahanan dan Menteri Perindustrian hadir di sini untuk mengevaluasi kembali industri pertahanan kita. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan pertahanan dalam negeri supaya industri persenjataan meningkat kemandiriannya,” tutur Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam arahannya saat mengunjungi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 20 Januari 2016.

Dimasa mendatang, Wapres mengharapkan agar PT. Pindad, tidak hanya sekedar bengkel tetapi menjadi sebuah industri, karena bengkel hanya bersifat statis. Produk yang dihasilkan bengkel juga terbatas, sementara pabrik dapat memproduksi lebih banyak.

Selanjutnya Wapres mengapresiasi salah satu produk inovasi terbaru Pindad yang telah selesai disertifikasi yakni Panser Badak. “Saya tahu kemampuan dan kegigihan awak Pindad dalam membuat dan merancang kendaraan tempur, persenjataan dan amunisi,” ujar Wapres memberikan suntikan semangat kepada jajaran manajemen dan staf PT Pindad.

Sebagai langkah konkrit memperkuat alutsista dan mendukung pengembangan industri PT Pindad, Pemerintah telah menyetujui kontrak pembelian sejumlah senjata untuk melengkapi sistem persenjataan dengan memesan 50 unit Panser Badak produksi PT Pindad. “Pemerintah dan PT Pindad masih merundingkan harga panser tersebut. Sementara jumlahnya sudah disetujui 50 unit untuk tahap pertama. Berikutnya adalah meng-upgrade semua senjata yang masih bagus,” jelas Wapres.

Lebih jauh Wapres menilai pentingnya persenjataan dan peralatan tempur seperti tank dan panser, menggunakan teknologi paling mutakhir sehingga dari sisi dimensi terkait berat dan ukuran bukan lagi menjadi isu paling dominan dalam dunia pertahanan.

“Tank itu tidak perlu besar yang penting adalah teknologinya, sehingga tank AMX 13 dan Scorpion, tank ringan yang bisa diangkut dengan hercules. Perlu segera di modernisasi peralatannya. Bila perlu mengundang komandan kavalerinya untuk diminta pendapat, untuk meningkatkan kemampuan tank AMX 13 ini,” seru Wapres menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Wapres tak luput juga memuji Pindad terkait penggunaan konten lokal untuk Panser Anoa, yang telah memenuhi 90 persen bahan bakunya berasal dari dalam negeri. “Hanya mesinnya saja yang masih impor. Sebagian besar sudah produksi dalam negeri, bajanya, suspensinya dan sebagainya,” kata Wapres saat meninjau Panser Anoa.

Menurut Wapres, kadar konten dalam negeri untuk Panser Anoa sudah semakin besar dibandingkan lima tahun lalu. Ke depan, lanjut Wapres, untuk membuat semua konten panser berasal dari dalam negeri, Pindad harus bekerjasama dengan perusahaan dari luar negeri sehingga diharapkan ada transfer teknologi untuk Pindad.
Mengakhiri pertemuan dengan jajaran direksi PT Pindad, Wapres menerima kenang-kenangan berupa miniatur Badak, yang diserahkan langsung oleh Dirut PT Pindad Silmy Karim. Dalam kunjungannya, Wapres didampingi oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kasetwapres Mohamad Oemar. ***