Jakarta. Produk dari negara-negara Nordik sudah diakui dunia memiliki kualitas yang sangat baik. Berbagai merk ternama seperti Ericsson, Electrolux, dan Ikea juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Namun, harga produk-produk negara Nordik yang masih tergolong mahal ini, kini sulit bersaing dengan produk-produk dari Asia.

“Selain kualitas bagus, harganya juga harus bersaing. Kualitas bagus namun harga murah sangat penting di kawasan ini. Itulah mengapa perusahaan-perusahaan Asia memiliki pasar yang baik di sini,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima 65 Delegasi Bisnis dari Negara-negara Nordik di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, Senin (14/3/2016).

Lebih jauh Wapres mencontohkan, bagaimana perusahaan Korea Selatan Samsung menarik konsumen di Indonesia. Wapres mencermati, pengguna smartphone di Indonesia saat ini banyak beralih ke Samsung. Selain terus berinovasi, harga produk Samsung masih lebih murah dibandingkan merk smartphone lain.

Selanjutnya Wapres menjelaskan potensi yang dimiliki Indonesia sehingga layak dijadikan tempat untuk meningkatkan investasi. Pertama, dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar yang besar. Selain itu, penduduk kelas menengah juga meningkat.

“Pasar yang besar berarti jumlah tenaga kerja juga besar. Untuk itu Indonesia bisa menjadi basis produksi produk ekspor di Asia Tenggara,” ujar Wapres.

Wapres menambahkan, saat ini baru saja diluncurkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ini berarti, Indonesia bisa dijadikan pintu gerbang menuju pasar ASEAN yang mencapai 600 juta jiwa.

Di samping itu, lanjut Wapres, pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5%, masih lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya, yang saat ini kondisi ekonominya melemah akibat krisis global.

Politik di Indonesia juga cukup stabil. Menurut Wapres, Indonesia tidak memiliki partai oposisi pemerintah yang hitam putih seperti halnya terjadi di beberapa negara.

“Kita saling mendukung satu sama lain,” ucap Wapres.

Hal penting lainnya, ungkap Wapres, meskipun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Islam di Indonesia sangatlah moderat. Sehingga, kondisi negara tersebut relatif aman.

Wapres mengakui, masih ada beberapa kelompok muslim yang radikal dan berusaha membuat kerusuhan di Indonesia, namun jumlahnya sangat sedikit. Dalam hal ini, pemerintah berusaha keras untuk menanggulanginya.

Di akhir sambutan, Wapres yang didampingi Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir kembali menekankan, dengan pasar dan jumlah tenaga kerja yang besar, politik yang stabil, Islam yang moderat, serta pertumbuhan ekonomi yang solid, Indonesia sangat tepat dijadikan target investasi.

Sementara, Indonesia sendiri dapat belajar dari negara-negara Nordik. Selain produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, negara-negara di kawasan tersebut sangat transparan. Untuk itu Indonesia dan negara-negara Nordik merupakan kombinasi yang tepat.

“Kami memiliki apa yang anda butuhkan, dan anda memiliki apa yang kami butuhkan. Kita saling membutuhkan satu sama lain,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog menyampaikan, hubungan Indonesia dan Swedia telah berjalan selama 65 tahun. Dalam perjalanan tersebut, banyak perusahaan Swedia yang telah berdiri di Indonesia.

Melihat potensi bisnis di Indonesia, melalui Skandinaviska Enskilda Banken (SEB), Dubes Brismar Skoog membawa delegasi bisnis dari berbagai perusahaan ternama dari negara-negara Nordik.

“Kami menawarkan kualitas, kemitraan yang loyal, training bagi pegawai, keberlanjutan, dan masih banyak lagi. Lebih dari 80 perusahaan telah ada di sini, baik yang mempekerjakan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga ke depan akan lebih banyak perusahaan yang berinvestasi di sini. Kami menanti Indonesia di masa yang akan datang,” ucap Skoog.

Dalam pertemuan tersebut dilakukan pula sesi tanya jawab yang dipandu langsung oleh Presiden SEB Marcus Wallenberg. Berbagai isu dibahas pada sesi ini, diantaranya pendidikan Bahasa Inggris, proyek pembangkit listrik 35.000 MW, medis dan obat-obatan, energi, serta informasi, komunikasi dan teknologi.

SEB adalah sebuah perusahaan asal Swedia yang bergerak di sektor finansial dan aktif di negara-negara Nordik. SEB setiap tahunnya menyelenggarakan konferensi di beberapa negara, yang melibatkan CEO perusahaan ternama dari negara-negara Nordik. Untuk tahun 2016, SEB memilih Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan konferensi. Tahun ini, perusahaan yang turut berpartisipasi dari Finlandia, Norwegia dan Swedia antara lain SAAB, Investor AB, Oriflame, Scania, Nokia, EF Education First, Atlas Copco, Electrolux, dan Ericsson. (Siti)