Istana Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Indonesia Patrick Hermann, Rabu, 21 Januari 2015 di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Mengawali pembicaraan, Dubes Patrick mengapresiasi sambutan Wapres yang sangat baik pada saat peringatan 10 tahun Tsunami di Aceh dimana saat itu Belgia hadir karena menjadi salah satu negara donor yang membantu pemulihan Aceh pasca Tsunami.

Selain itu, telah banyak kerjasama yang dijalin kedua negara dan Raja Belgia juga sangat ingin bertemu Presiden Jokowi untuk membicarakan keberlanjutan kerjasama bilateral, terutama di bidang investasi dan perdagangan. “Kerjasama di bidang kesehatan juga pernah dilakukan oleh Putri Astrid yang saat itu menjadi Kepala Palang Merah Belgia, yaitu penanganan penyakit malaria,” kata Dubes Patrick.

Wapres sangat mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin selama ini, khususnya bantuan untuk Aceh. “Nilai perdagangan dengan Belgia saat ini mencapai USD 1 miliar untuk ekspor dan masih sangat terbuka untuk investasi yang lebih besar lagi” demikian ujar Wapres.

Perusahaan Belgia telah lama berinvestasi diIndonesia misalnya di bidang kimia, peralatan gedung dan sebagainya. “Dan masih akan lebih banyak lagi perusahaan Belgia yang ingin berinvestasi di Indoneisa” ujar Dubes Patrick.

Menjawab pertanyaan Dubes Patrick tentang peluang enterpreneurship dan inovasi dalam 2-3 tahun belakangan ini, Wapres menjelaskan bahwa terdapat kesempatan yang baik sekarang ini “Tahun ini Indonesia fokus kepada pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk bisnis komunikasi, transportasi dan listrik, “ kata Wapres.

Selain itu, Wapres mengharapkan komoditas kakao yang diekspor ke Belgia dapat meningkat karena Belgia negara yang terkenal dalam produksi coklat terbaik dan Indonesia adalah pasar coklat yang besar. Dubes Patrick menjelaskan bahwa pembuat coklat Belgia juga telah merambah Indonesia dengan berinovasi dalam pembuatan coklat rasa rendang dan pedas, dimana saat ini bekerja sama dengan perusahaan coklat yang ada di Jogjakarta dengan nama coklat Monggo.

Dalam bidang ekonomi Dubes Patrick mengapresiasi anggaran pemerintah Indonesia yang mengalami kenaikan dan juga menanyakan tentang perubahan nilai kurs rupiah terhadap dollar yang dapat menjadi tantangan dan peluang bagi eksportir. “Kelemahan rupiah masih lebih baik dari yen, Thai bat dan Malaysia sehingga masih lebih bagus bagi para eksportir dan produksi lokal,” jelas Wapres.

Dubes Patrick menyambut baik sistem baru lalu lintas Letter of Credit (L/C) sebagaimana disampaikan Wapres pada saat pembukaan Rakernas KADIN di hotel Pullman beberapa waktu yang lalu. Hal ini sangat penting karena Uni Eropa sebagai pasar utama perdagangan barang Indonesia. “Belgia mengharapkan kerjasama yang lebih meningkat di Indonesia” ujar Dubes Patrick.

“Perdagangan luar negeri harus diatur dengan lebih baik untuk menjamin mata uang asing dipergunakan dengan sebagaimana mestinya dan agar dana tersebut dapat diinvestasikan kembali di Indonesia dan bukan ke pasar uang,” kata Wapres. (Meilani Saeciria)

****