Jakarta-wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Dewan Wali Amanat Maarif Foundation (MF) Turki, Birol Akgun, di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, Rabu (21/12/2016). Akgun hadir bersama Duta Besar (Dubes) Turki untuk Indonesia Sander Gurbuz, Ketua Dewan Eksekutif MF Cem Zorlu, Deputi Sekretaris Kementerian Pendidikan Turki Ahmet Emre Bilgili, dan mantan Dubes Turki untuk Indonesia yang saat ini menjadi anggota Dewan Wali Amanat MF Zekeriya Akcam.

Mengawali pertemuan, Akgun menjelaskan bahwa Maarif Foundation didirikan oleh Parlemen Turki pada Juni 2016 untuk memberikan layanan pendidikan di luar negeri, dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi. Disamping itu, yayasan ini juga akan memberikan pelatihan di bidang seni, budaya, olahraga, serta sarana-sarana yang dibutuhkan seperti laboratorium dan asrama bagi siswa.

Maarif Foundation nantinya akan melakukan kerja sama dengan negara-negara yang tertarik, baik kerjasama dengan pemerintah, swasta, maupun NGO,” ucap Akgun.

Anggota Dewan Wali Amanat Zekeriya Akcam menambahkan, yayasan ini juga akan mengembangkan pendidikan Islam yang moderat.

“Kami ingin menjaga masa depan anak-anak, khususnya melindungi mereka dari ancaman paham-paham radikalisme,” ujar Akcam.

Wapres Jusuf Kalla menyambut baik kerjasama apapun terkait dengan pendidikan termasuk pembangunan Maarif Foundation di Indonesia, karena dapat meningkatkan people to people contact.

Wapres menjelaskan, di Indonesia terdapat berbagai macam lembaga pendidikan baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan juga internasional. Untuk yang dikelola internasional, memiliki kurikulum yang berbeda dan dibuat berdasarkan kebutuhan internasional.

Terkait kerjasama dengan pemerintah, Wapres menegaskan, kurikulum yang dipelajari nantinya disesuaikan dengan standar nasional yang ada di Indonesia. Lebih jauh, Wapres mengimbau agar yayasan ini mendapatkan informasi yang lebih jelas dari Kementerian Pendidikan.

Sementara, untuk kerjasama dengan swasta dan NGO, menurut Wapres, Maarif Foundation harus melakukan presentasi langsung dengan pihak-pihak terkait, dan memaparkan secara rinci tujuan dari yayasan ini, sistem/kurikulum yang akan dipelajari, kapasitas pengajar, dan sebagainya.

Wapres pun mengingatkan, untuk membangun kerjasama di bidang pendidikan membutuhkan waktu yang lama mengingat kerjasama ini untuk kepentingan jangka panjang.

“Pendidikan merupakan investasi jangka panjang, dan hasilnya juga untuk jangka panjang,” tutur Wapres.

Dalam kesempatan tersebut Wapres juga mengungkapkan, di Indonesia memiliki 2 lembaga pendidikan dengan nama Maarif, Lembaga Pendidikan Ma’arif yang dikelola Nahdlatul Ulama, dan Maarif Institute yang dibangun berdasarkan pemikiran mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif. Kedua ormas Islam ini memiliki kontribusi besar dalam kegiatan-kegiatan sosial, khususnya di bidang pendidikan.

“Jadi anda dapat melakukan studi banding, karena pendidikan, sains, dan ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat dinamis,” pungkas Wapres.

Hadir mendampingi Wapres Jusuf Kalla, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Pemerintahan Dewi Fortuna Anwar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (KIP, Setwapres)