Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohanes Nangoi di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Senin (1/8/2016). Kedatangan Yohanes bersama Ketua I Jongkie Sugiarto, Ketua III Rizwan Alamsjah, Ketua IV Bambang Subijanto dan Sekretaris Umum Kukuh Kumara, untuk mengundang Wapres membuka pameran automotif terbesar di Indonesia, GAIKINDO Indonesia International Auto Show  (GIIAS), yang akan berlangsung dari tanggal 11 – 21 Agustus 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang.

Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ini awalnya dibentuk pada tahun 1969. Tujuannya pada saat itu adalah untuk menjadi organisasi kelas dunia, profesional dan independen yang memainkan peran sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan bermotor nasional yang sanggup berkompetisi di pasar internasional. Awalnya, organisasi ini bernama Gabungan Agen Tunggal Kendaraan Bermotor Indonesia (GAKINDO) dan Gabungan Asembling Automobile (GAM). Namun pada tahun 1985, namanya berubah menjadi GAIKINDO.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) adalah sebuah organisasi nirlaba. Semua anggota GAIKINDO adalah perusahaan agen pemegang merk (APM) yang terdiri dari produsen kendaraan bermotor, distributor kendaraan bermotor, serta pembuat komponen utama kendaraan bermotor (manufacturer).

Menurut Yohanes, GAIKINDO dewasa ini ikut mendorong pengembangan industri yang mengarah pada produksi mobil ramah lingkungan (green car). Ini sesuai dengan tren internasional yang menuntut kendaraan bermotor yang memenuhi berbagai syarat untuk menghadapi tantangan ekologis.

Untuk mempromosikan produk yang mengedepankan teknologi green car tersebut, GAIKINDO menyelenggarakan pameran otomotif berskala internasional tiap tahun, GIIAS, yang dibarengi dengan Indonesia International Automotive Conference (IIAC) sebagai arena untuk tukar informasi antara Pemerintah RI, pelaku industri otomotif nasional dan internasional. Pameran tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan perkembangan teknologi otomotif dunia. GAIKINDO juga mendorong industri otomotif nasional untuk turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial-kemanusiaan.

Industri otomotif Indonesia sampai pertengahan tahun ini masih memiliki sedikit pertumbuhan yaitu mencapai 530.000 unit, 5000 lebih banyak dari tahun lalu.

“Tahun ini kami patok diangka 1.050.000 unit,” ungkap Yohanes.

Area pameran kali ini di-claim jauh lebih besar dari perhelatan Tokyo Motor Show, yaitu 97 ribu ha dan akan dihadiri sekitar 50 ribu peserta. Rizwan mengungkapkan bahwa jumlah brand yang ikut dalam eksibisi ini menurun menjadi 33 buah. Namun jumlah partisipannya meningkat dari 350 menjadi 361 perusahaan. Sebagai anggota Organisation Internationale des Constructeurs d’Automobiles (OICA), lanjut Rizwan, GAIKINDO kini dapat disejajarkan dengan perhelatan yang dilangsungkan seperti di Tokyo dan Detroit.

Sementara terkait transaksi selama pameran, Jongkie menjelaskan bahwa tahun lalu mencapai Rp 5.7 triliun dengan penjualan sekitar 50 ribu kendaraan. Tahun ini diharapkan bisa tembus diangka Rp 6 triliun. Oleh karena itu, Gaikindo mengharapkan pemerintah dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Menanggapi hal tersebut Wapres menyampaikan, saat ini belanja barang dan belanja modal tidak bisa tinggi.

“Jumlah penerimaan pajak menurun dan anggaran wajibnya yang banyak menjadikan pembangunan yang dahulunya 30% menjadi hanya 20%”, ungkap Wapres.

Dengan diluncurkannya program Tax Amnesty, lanjut Wapres, diharapkan pertumbuhan ekonomi, khususnya penerimaan pajak dapat meningkat diperiode kedepannya.

Gaikindo, Yohanes menuturkan, juga mengharapkan pemerintah dapat segera memproduksi BBM yang memenuhi standart emisi EURO 4 agar para produsen bisa lebih efisien memproduksi jenis kendaraan untuk ekspor dan lokal. Saat ini, hanya Indonesia, Laos dan Myanmar di kawasan ASEAN yang masih menggunakan jenis kendaraan EURO 2. Hal ini sangat merugikan konsumen karena untuk ekspor, mereka harus memproduksi kendaraan yang ber kapasitas EURO 4. Ketidaksiapan Pertamina, dinilai sebagai faktor penghambat perkembangan ini.

“Saat ini Pertamina sedang memaksimalkan pembangunan di kilang Cilacap, semoga dalam waktu dekat ini kita bisa memenuhi persyaratan tersebut”, ujar Wapres..

Hadir mendampingi Wapres Jusuf Kalla Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur dan Kemaritiman Tirta Hidayat. (KIP, Setwapres)