Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla menerima Menteri Perekonomian dan Perdagangan Republik Islam Iran Tayeb Zadeh Nia di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Kamis, (19/5/2016).

Dalam kunjungannya Zadeh mengungkapkan keinginan pemerintah Iran untuk memperluas dan memperdalam kerja sama dengan Indonesia di bidang perminyakan dan sistem perbankan.

“Kebijakan utama politik pemerintah Iran yaitu memperluas hubungan kerja sama dengan negara lain di dunia, khususnya Indonesia, karena Iran memiliki banyak persamaan dengan Indonesia yaitu pandangan-pandangan politik yang moderat,” jelas Zadeh.

Menyinggung situasi dunia Islam saat ini, Zadeh menyayangkan banyak negara Islam di dunia yang mengalami perpecahan karena persoalan-persoalan di dalam negerinya.

“Untuk menghilangkan ancaman tersebut, perlu dilakukan kerja sama yang kokoh antar negara Islam,” lanjutnya.

Perkembangan ekonomi, menurut Zadeh, dapat tercapai apabila terdapat suasana damai dan tenang serta suasana persaudaraan dalam bekerja sama. Maka demi mencapai kesejahteraan rakyat, kekerasan harus dilawan, yaitu dengan mempromosikan pandangan ajaran Islam yang begitu moderat dan menjujung tinggi nilai damai.

Menanggapi hal tersebut Wapres sepakat bahwa untuk kemajuan bersama antara negara-negara Islam, umat Islam diminta agar jangan mudah terpecah dan dipengaruhi dari luar.

“Negara-negara Islam lain harus dapat menjaga agar perpecahan tersebut tidak terjadi lagi. Radikalisme dan terorisme muncul dari negara-negara gagal seperti Afghanistan, Irak, Syria atau negara lain. Mereka tidak punya harapan karena hidup dalam kemiskinan,” ungkap Wapres prihatin.

Islam bukan agama yang mengajarkan radikalisme tetapi ada orang Islam yang radikal. Hal tersebut yang menurut Wapres menyebabkan kehancuran, kemiskinan dan terjadi saling balas dari perpecahan ini yang berujung pada kehancuran yang juga ditambah dengan serangan dari luar negara mereka.

“Indonesia dan Iran harus menjaga situasi negara-negara Islam lain agar tetap moderat dan damai untuk mencegah negara-negara Islam menjadi negara radikal dan saling menghancurkan,” pesan Wapres.

Salah satu caranya, lanjut Wapres, adalah dengan menjaga hubungan ekonomi, kerja sama dengan kedua negara agar masyarakat tetap mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik, menjalin kerja sama di bidang perdagangan sehingga masyarakat memiliki harapan dan mencapai kemakmuran serta tercipta perdamaian di dunia.

Lebih jauh Zadeh mengungkapkan, bahwa Iran menginginkan hubungan yang berkesinambungan yaitu hubungan kerja sama ekonomi yang lebih baik antara Indonesia-Iran. Zadeh menyebut nilai perdagangan kedua negara sebelum Iran dikenakan sanksi embargo yaitu senilai 2 miliar USD dan menurun hingga 200 juta USD ketika negara tersebut diembargo.

“Kami yakin perdagangan tersebut dapat ditingkatkan lagi hingga 5 miliar USD,” ujar Zadeh optimis.

Adapun untuk mencapai dan meningkatkan volume perdagangan kedua negara, Zadeh mengusulkan untuk diadakan kerja sama di bidang perminyakan dan menjalin hubungan sistem perbankan.

“Dengan berakhirnya sanksi embargo terhadap Iran, kini tidak ada lagi penghalang untuk melakukan kerja sama di sektor minyak mentah maupun sistem perbankan,” jelas Zadeh.

Bahkan, lanjut Zadeh, Iran akan meningkatkan volume ekspor produksi minyak mentah lebih dari 1 juta barel per hari, dimana hal ini dipercaya akan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan minyak mentah Indonesia. Dengan meningkatkan perdagangan minyak mentah, Zadeh percaya akan membantu menggerakkan kerja sama perdagangan di sektor-sektor lain.

Dalam sektor perbankan, Zadeh meminta Indonesia dapat mengirimkan ahli perbankan ke Iran agar dapat melihat langsung sistem perbankan di Iran. Menurut Zadeh, kerja sama sistem perbankan sangat penting untuk mendukung kerja sama perdagangan kedua negara.

“Tanpa adanya kerja sama yang baik di bidang perbankan maka akan sulit untuk melakukan hubungan kerja sama di sektor perminyakan,” tutur Zadeh.

Pemerintah Indonesia, menurut Wapres menyambut baik tawaran kerja sama petrokemikal dari Iran tersebut.

“Semoga dapat memberikan skala yang baik dalam hubungan dan kerja sama perminyakan untuk saat ini sehingga dapat lebih ditingkatkan dan saling menguntungkan,” ujar Wapres.

Selama ini menurut Wapres telah terjalin hubungan yang baik di bidang industri dengan Iran, dimana Wapres pernah menerima rombongan delegasi perdagangan Iran dan terjalin pembicaraan yang sangat baik. Karena itu, diharapkan ada pertemuan lanjutan dari kedua negara sehingga rencana peningkatan kerja sama tersebut dapat direalisasikan.

Zadeh menambahkan, jasa keinsinyuran Iran juga siap untuk dilakukan kerja sama seperti industri perminyakan maupun industri sampingan dari minyak mentah, pembangkit listrik dan technopark.

“Iran sangat maju dalam pengembangan ilmu pengetahuan, bio dan nano teknologi. Kami memiliki kemampuan teknologi yang baik sehingga siap melakukan kerja sama dengan Indonesia,” ungkap Zadeh.

Dalam hubungan perbankan, Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan akan segera mengkaji untuk merumuskan dan membangun kerja sama bidang perbankan dengan Iran agar tercapai kesepakatan dan meminta bantuan Bank Sentral untuk membantu merealisasikan rencana kerja sama dimaksud.

“Hal ini untuk memudahkan transaksi perdagangan dengan Iran di Indonesia,” pungkas Wapres.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Counsellor/Charge D’Affaires Kedutaan Besar Republik Islam Iran Medi Mollahosseini, Deputi Menteri Perekonomian dan Keuangan Republik Islam Iran Ghazavi, Counsellor/Hubungan Bidang Perekonomian Kedutaan Besar Republik Islam Iran Naser Kamali, dan Dirjen Bantuan dan Organisasi Internasional IFIC Khani Ooshani serta Interpreter bahasa Persia Ali Pahlevani Rad. (KIP, Setwapres)