Jakarta- wapresri.go.id.  Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Pengurus Yayasan Bina Antarbudaya, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Senin pagi (14/11/2016).

Mengawali pertemuan, Ketua Dewan Pembina  Yayasan Bina Antarabudaya Taufiq Ismail  melaporkan, sebagai organisasi yang memusatkan perhatian pada pembelajaran antarbudaya, yayasan ini memberikan kesempatan kepada para pelajar Indonesia untuk mendapatkan pengalaman budaya dan pendidikan global melalui berbagai program pertukaran internasional yang terlaksana berkat kerjasama dengan mitra-mitra internasional.

“Bina Antarbudaya berkomitmen untuk membantu para pemuda-pemudi untuk mengembangkan karakter, pengetahuan, keahlian dan sikap mereka, guna mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan berbagai perubahan positif di masyarakat,” ujar Taufiq.

Salah satu program Yayasan Bina Antarbudaya adalah  pertukaran pelajar. Hingga tahun 2016, organisasi ini telah mengirimkan tunas-tunas bangsa, kurang lebih 3.800 pelajar, untuk belajar ke manca negara. Disamping itu, Bina Antarbudaya juga telah menerima sebanyak 1.700 pelajar dari berbagai negara.

Wapres sangat mengapresasi apa yang telah dicapai dan mendukung program-program Yayasan Bina Antarbudaya, mengingat  Wapres  sudah dua kali menjadi house family dari yayasan ini.

Wapres menilai mereka yang berkesempatan untuk dikirim mempunyai prestasi yang baik.

”Perginya berprestasi karena pasti lulus tes, pulang akan lebih baik lagi,” ujar Wapres.

Menjawab pertanyaan dari Ketua Chapter Kerawang yang membidangi  pendidikan, terkait kesenjangan pendidikan yang dirasakan antara pulau Jawa dengan luar Jawa, menurut Wapres, untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain perbaikan sekolah dan guru, juga diperlukan adanya standard  ujian nasional.

“Dulu punya kesalahan, dibeda-bedakan standard kelulusannya.  Di Jawa lulusnya angka 6, tapi kalau di Kendari angka 4 jadi angka 6. Itu tidak boleh, harus ujiannya sama. Memang awalnya keteteran, tapi lama-kelamaan mereka bisa,” ungkap Wapres.

Hal lain untuk mengurangi kesenjangan pendidikan Wapes menekankan adanya pertukaran Kepala Sekolah. Diharapkan dengan adanya pertukaran Kepala Sekolah, dampak yang ditimbulkan akan lebih luas.

“Karena yang terjadi sebenarnya budaya belajar yang berbeda. Dan yang kedua, spiritnya itu. Dan begitu dikumpulkan kepala sekolah-kepala sekolah yang ditukarkan, dirasakan bedanya budaya belajar itu,” tandas Wapres.

Turut mendampingi Wapres dalam  kesempatan tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden  Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, serta Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (KIP, Setwapres)