Jakarta. Desember 2015, negara-negara anggota ASEAN akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masing-masing negara saling bersaing dalam menawarkan barang dan jasa di pasar bebas Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menegaskan MEA 2015 tidak perlu dikhawatirkan. Setiap masyarakat dapat berperan aktif dalam era MEA ini termasuk alumni. Hal ini disampaikan Wapres Jusuf Kalla ketika menerima Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni–Universitas Sumatera Utara (IKA–USU) Chazali Situmorang, Selasa, (1/9/2015) , di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara.

Lebih jauh Wapres mengimbau, dalam pasar bebas ini agar memperhatikan dua hal, yaitu arus barang dan arus orang. Jika berbicara arus barang, kata Wapres, maka perlu memikirkan efisiensi, seperti pada sektor keuangan. Sedangkan pada arus orang, Wapres mencermati, pergesarannya adalah dari negara dengan pendapatan yang rendah ke negara dengan pendapatan yang tinggi.

“Yang akan terjadi adalah sumber daya kita bekerja ke Singapura dan Malaysia, tidak mungkin ke Thailand atau Kamboja karena kendala bahasa, begitu juga sebaliknya. Namun tidak akan terjadi tenaga ahli dari Singapura dan Malaysia ke Indonesia, karena perbedaan penghasilan yang cukup jauh. Jadi MEA 2015 tidak perlu dikhawatirkan, hadapi dengan positif ,” pesan Wapres.

Sebelumnya, Chazali yang datang bersama rombongan pengurus IKA-USU Sejabodetabek, meminta arahan Wapres mengenai langkah-langkah ke depan agar IKA USU mampu berkontribusi menyiapkan sumber daya manusia USU dalam menghadapi MEA yang akan mulai efektif pada akhir 2015 ini.

Selain mengangkat isu MEA, Chazali juga meminta arahan Wapres bagaimana peran alumni dalam memajukan Universitas Sumatera Utara (USU). Salah satu pengurus IKA USU Sejabodetabek HS. Dillon menjelaskan, saat ini kerja sama di antara pemegang kepentingan di Sumatera Utara belum optimal. Selain itu, tidak adanya pemuka daerah yang dapat dijadikan pemersatu, sehingga berimbas pada kemajuan USU.

Menanggapi hal tersebut, Wapres menyampaikan, bahwa sebagai alumni, sudah menjadi kewajiban membantu kemajuan perguruan tingginya. Namun , Wapres menyoroti beberapa konflik di perguruan tinggi di Sumatera Utara yang menjurus ke perpecahan. Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah memberikan contoh, karena berhubungan dengan generasi mudanya.

Menurut Wapres, fungsi alumni juga adalah sebagai timbal balik, membantu universitas sesuai dengan kemampuan, misalnya memberikan beasiswa, ataupun memberikan solusi dalam pengembangan fasilitas universitas, seperti rumah sakit milik universitas. Kalaupun tidak memperoleh dana dari pemerintah, alumni dapat membantu mencarikan dana di luar anggaran pemerintah (donor). “Almuni juga harus mendorong kemajuan universitas melalui majelis wali amanat, contohnya dalam pemilihan rektor, meskipun keputusan akhir berada di tangan Menteri Pendidikan Tinggi, ” jelas Wapres.

Wapres menambahkan, pemerintah daerah juga berkontribusi besar dalam membantu kemajuan pendidikan di daerah tersebut. “Daerah harus memiliki tanggung jawab dalam pembangunan perguruan tinggi di daerahnya.”

Wapres mencontohkan pemda dapat memberikan lahan perkebunan sebagai pengembangan pendidikan perguruan tinggi di daerah.

Topik lain yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah UMKM di Sumatera Utara yang tidak terlalu berkembang. Wapres menyarankan, UMKM perlu didukung pemda untuk mendorong ekonominya. Sedangkan saat ini, dalam sektor pariwisata, di Danau Toba, Wapres mencermati, sudah terlalu banyak bangunan di sekitar Danau Toba hingga wisatawan tidak dapat menikmati keindahannya.

Tampak hadir mendampingi Wapres dalam acara kali ini, Kasetwapres Mohammad Oemar, Deputi Kasetwapres Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Syahrul Udjud. (Gita Savitri)