Surabaya-wapresri.go.id. Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk, terdiri dari berbagai suku, budaya, agama, ras dan bahasa. Keragaman yang ada merupakan kekayaaan dan kekuatan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. “Karena kita berbeda-bedalah, maka kita menjadi besar. Karena ketidaksamaanlah menjadi perekat kesatuan kita,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat meresmikan Pembukaan Mahashaba XI Parisada di Graha Samudera Bumimoro, Komplek Kobangdingkal, Surabaya, Sabtu (22/10/2016).

Dengan banyaknya perbedaan, lanjut Wapres, maka harus saling menghormati, bekerjasama, menghargai dan memulyakan satu sama lain, guna mendukung misi  negara yang besar ini, yakni mencapai masyarakat adil dan makmur.

Oleh karena itu, Wapres menambahkan, negara memberikan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa memandang asal, agama atau kepercayaannya, demi kebaikan dan kemajuan bangsa. “Itulah dasar yang menjadikan kita tangguh dan besar,” tandas Wapres.

Selain itu, Wapres juga menekankan pentingnya toleransi guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita tidak ingin sebagai bangsa yang besar kemudian mengecil, kemudian pecah satu persatu, karena tidak menganut asas-asas kebangsaan serta kebhinekaan dan menjaga keharmonisan antara satu sama lain. Semua dibutuhkan toleransi. Toleransi tentu kita pahami toleransi yang besar, mayoritas, tapi toleransi juga yang kecil kepada yang besar. Harus dipahami satu sama lain. Tidak boleh sepihak. Toleransi itu harus dua pihak. Tanpa toleransi dua pihak, akan terjadi masalah-masalah di negri ini,” imbuh Wapres.

Lebih lanjut Wapres menyatakan kebanggaanya atas banyaknya negara lain yang belajar dari bangsa Indonesia, karena perpecahan bangsa yang saat ini menjadi tren akibat perbedaan, sementara Indonesia makin rekat karena perbedaan. “Banyak negara belajar dari bangsa ini. Bagaimana mempersatukan kekuatan yang begitu banyak bangsa ini. Kemudian bangsa-bangsa lain perpecahan menjadi tren akibat perbedaan. Tapi kita makin merekat dengan perbedaan itu,” tambah Wapres.

Pada kesempatan tersebut, Wapres memberikan penghargaan kepada masyarakat Hindu, atas pengabdian dan segala upayanya untuk menjaga kebersamaan, mencapai kemajuan. Melalui Mahasabha ini diharapkan dapat dicapai suatu langkah untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal, dalam semangat dharma dan kejayaan bangsa.

Wapres juga memberikan apresiasi kepada masyarakat hindu di Bali yang telah berhasil memajukan daerah Bali, khususnya dalam bidang pariwisata. Dengan semangat kearifan lokal, keramah- tamahan, kejujuran, melayani dengan sepenuh hati sehigga Bali menjadi terkenal di seluruh dunia. “Itu kearifan lokal yang harus menjadikan pembelajaran untuk seluruh bangsa. Kita mencoba untuk memajukan kearifan lokal dengan sebaik baiknya. Tapi tanpa kearifan yang datang dari hati seperti yang diungkapkan oleh masyarakat kita di Bali, sulit tercapai,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, Ketua Panitia Mahasabha XI Parisada, Laksamana Muda TNI Ingn. Ary Atmaja menyatakan bahwa kegiatan dengan tema “Pemberdayaan Kearifan Lokal Dalam Semangat Dharma Untuk Kejayaan Indonesia” ini diselenggarakan tanggal 21 -24 Oktober 2016 dengan dihadiri kurang lebih 646 peserta. Pemilihan tema ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya nusantara sebagai kekayaan bangsa Indonesia dengan semangat kebhinekaan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa menuju kejayaan Indonesia.

Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Ngurah Puspayoga, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Timur Sukarwo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Pusat, Mayor Jendral TNI (Purn) SN Suwisma. (KIP, Setwapres)