Jakarta-wapresri.go.id –  Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan jumlah  penduduk kurang lebih  260 juta, yang  merupakan  negara dengan penduduk terpadat ke-4  dunia setelah India, Cina, Amerika. Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan dan keragaman budaya, suku bangsa, agama dan kepercayaan, bahasa daerah serta masih banyak lagi lainnya. Begitu juga dengan adat istiadat yang tentu juga berbeda-beda. Dan perbedaan tersebut bukanlah merupakan suatu kelemahan, namun sebagai kekuatan. “Kita bangsa yang betul-betul kekuatannya adalah perbedaannya. Jangan lupa itu.” Ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan pengarahan kepada Peserta Program Pendidikan Sespimmen (Sekolah Pimpinan Menengah) Polri 2017,  pada Selasa (11/7) di Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Lebih lanjut Wapres mencontohkan, kalau  makan hanya satu jenis, ikan terus, tentu akan timbul kebosanan, tetapi  apabila  berbagai jenis menu  dihidangkan, tentu akan menjadi  sesuatu yang menyenangkan.

Wapres juga berbangga hati karena   walaupun Bangsa Indonesia hidup dalam perbedaan, namun dapat hidup dalam suasana yang damai. Sekalipun terjadi konflik, akan tetapi  jauh lebih baik dibanding negara-negara di dunia lainnya. “Sebagai perbandingan sering dikatakan, penduduk Indonesia dan seluruh bangsa Arab hampir sama. Bangsa Arab lebih besar sedikit, kita 260 juta, mereka hampir 300 juta. Kita terdiri dari berbagai suku bangsa, kalau Arab relatif satu bahasa, relatif satu agama, warna kulit hampir sama, adat istiadat tidak jauh beda. Tetapi terdiri dari 16 negara dan 16 negara itu berperang satu sama lain sampai sekarang,” ujar Wapres.

Lebih jauh Wapres menyatakan bahwa  dari 15 konflik yang pernah terjadi di Indonesia,diantarnya  disebabkan ketidakadilan. Ketidak-adilan ekonomi, ketidak-adilan politik, dan ketidak-adilan sosial. ”Di Indonesia memang juga ada konflik. Dalam sejarah Indonesia, konflik besar terjadi sejak jaman merdeka sampai sekarang, kurang lebih 15. Konflik besar itu terjadi bila  korbannya diatas 1000 orang. Mulai Madiun, RMS, PRRI/ Permesta, DI/TII, di Aceh, di Ambon, di Poso, di Kalimantan, di Papua, itu 15.  Tapi akhirnya dapat kita selesaikan dengan baik konflik-konflik itu,” ungkap Wapres.

Wapres menggarisbawahi bahwa untuk mengatasi suatu konflik,  tentu harus mengetahui akar permasalahnya. ”Karena itu, setiap permasalahan selalu kita analisa dengan berbagai pertanyaan. Apa yang terjadi? Siapa yang berbuat? Mengapa terjadi? Dimana terjadi? Kemudian baru  bagaimana mengatasinya? Itu harus selalu menjadi kerangka berfikir,” tandas Wapres

Wapres juga berpesan kepada para peserta apabila nanti menjadi pejabat, maka yang harus dipegang pertama adalah harus bertidak secara adil. “Karena ketidakadilanlah yang selalu  meyebabkan konflik itu. Walaupun ada juga masalah ekonomi, masalah tanah dan macam-macam, kriminal. Tapi cara penyelesaiannya adalah berdasarkan keadilan”, ujar Wapres.

Pada kesempatan tersebut Wapres juga mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara ke-71,  dengan harapan Kepolisian tetap selalu mengabdikan dirinya untuk ketertiban dan keamanan negara serta melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Sebelumnya, Kasespimmen Polri, Brigjen Pol. Drs Haryanto dalam laporannya menyatakan bahwa Peserta Program Pendidikan Sespimmen Polri  yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah para Perwira Siswa dari seluruh Indonesia, berjumlah  246 personil,   termasuk 5 orang dari manca negara, diantaranya   2 orang dari Fiji, 1 orang  dari Singapura dan 2 orang  dari  Timor Leste.

Mereka akan dididik selama 7 bulan supaya lebih mahir, terpuji dan patuh hukum, dan hingga kini telah melewati 3 bulan pertama atau evaluasi tahap pertama. Diharapkan hasil dari kegiatan pembekalan  ini agar  lebih profesional karena mereka merupakan Calon Kapolres atau Kepala Operasional Tingkat Dasar yang akan bekerjasama dengan para Bupati, Dandim, Kejaksaan maupun Pengadilan. Sehingga bekal yang diberikan oleh  Wakil Presiden  dapat bermanfaat dilapangan secara baik dan sesuai harapan masyarakat.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Guntur Iman Nefianto, serta Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi. (KIP Setwapres).