Jakarta wapresri.go.id – Sistem ekonomi nasional mulai Orde Lama hingga sekarang, meski memiliki langkah dan kebijakan yang berbeda-beda, selalu bertujuan sama, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

“Di zaman Bung Karno tentu (sistem ekonominya) Pancasila karena beliau yang merintis atau melahirkan Pancasila. Tetapi kita juga mengalami yang namanya Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, juga tentu dalam ideologi Pancasila sendiri yang nuansanya justru cenderung lebih otoriter. Pernah terbuka, kemudian terkendali,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka secara resmi Simposium Nasional bertema “Sistem Perekonomian Nasional untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan UUD 1945” yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2017.

Menurut Wapres, negara-negara penganut mazhab ekonomi tertentu di dunia  saat ini mulai beralih menjadi pragmatis demi mencapai kemajuan di negaranya.

Ia kemudian mencontohkan, Tiongkok yang dulu terkenal berpaham sosialis, kini mulai terbuka. Sementara itu, Amerika Serikat yang cenderung kapitalis dan liberal sekarang menjadi sangat proteksionis.

“Sistem ekonomi dunia ini sudah banyak berubah sesuai dengan waktu dan tujuannya. Suatu negara pada dasarnya ingin mencapai tujuannya, sementara caranya dan sistemnya itu tergantung,” kata Wapres.

Usai menyampaikan sambutan, Wapres memukul gong sebagai tanda peresmian pembukaan simposium nasional tersebut didampingi oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dan Ketua Lembaga Pengkajian MPR Rully Chairul Azwar. (KIP Setwapres-rn/fm)