Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Angola Georges Rebelo Pinto Chikoti, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Rabu (12/4/2017). Kedatangan Chikoti beserta delegasi merupakan kunjungan yang pertama kepada Wapres, namun yang kedua kali setelah perhelatan KAA di Bandung 2015 lalu.

Chikoti menyampaikan harapan Presiden Angola untuk dapat bekerjasama secara lebih komprehensif dan lebih solid dengan Indonesia.

“Kami berharap Angola dan Indonesia dapat meningkatkan kerjasama yang lebih baik lagi dan tertuang dalam sebuah kesepakatan,” tutur Chikoti.

Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah salah satu importir minyak bumi dari Angola. Turunnya harga minyak bumi beberapa waktu ini telah mengakibatkan permasalahan ekonomi dalam negeri Angola dan berdampak besar terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Angola berkeinginan untuk mencari sumber perekonomian baru dari sumber daya lain. Moto yag saat ini ingin digalakkan oleh pemerintah Angola adalah “memproduksi sendiri, mengeksplorasi potensi dalam negeri, melayani kebutuhan pasar lokal dan mengekspornya ke negara-negara lain”.

Wapres menyampaikan ucapan selamat datang kembali dan menyambut keinginan Presiden Angola atas kerjasama yang ditawarkan. Disampaikan pula apresiasi hubungan baik yang selama ini dimiliki antara Indonesia dan Angola khususnya pada bidang energi.

“Saya sepakat dengan anda, bahwa pasca turunnya harga minyak bumi, negara-negara yang mengantungkan hidupnya dari minyak bumi mulai mengalami krisis. Maka dari itu, kita tidak bisa bergantung pada sumber daya alam saja. Kita harus eksplor prospek-prospek lainnya,” tutur Wapres.

Dalam pertemuan tersebut, Chikoti menyampaikan keinginan pemerintah Angola melalui surat pengantar kepada Presiden Jokowi untuk melakukan kerjasama antar kedua negara di berbagai sektor.

“Kami tertarik pada sektor industri pesawat terbang, perkereta apian, dan agrikultur,” jelasnya.

Presiden Angola berpesan kepada Chikoti untuk “mendengarkan lebih banyak dan belajar dari Indonesia”. Chikoti berharap akan adanya transfer ilmu dari sektor-sektor tersebut.

Pada bidang agrikultur, Chikoti menyampaikan ketertarikan negaranya pada industri minyak kelapa sawit. Mengingat Indonesia adalah eksportir terbesar kelapa sawit di dunia, industri ini diharapkan dapat dikembangkan di Angola sebagai aternatif produksi lokal non migas. Selain itu, Anglola juga sangat antusias untuk membidik karet dan kertas sebagai upaya meningkatkan pendapatan negeri.

Wapres mengharapkan agar hubungan kedua negara dapat terealisir lebih kongkit lagi yaitu dengan saling bertemu antara para pelaku bisnis. Saling bertukarnya kebutuhan dan pengalaman, dinilai Wapres dapat memetakan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan kedua negara.

Selain itu, Wapres juga menekankan penggunaan skema Kerjasama Selatan-Selatan (South-south Cooperation). Para pelajar Angola dapat belajar di Indonesia dengan beasiswa yang diberikan, dan nantinya ilmu yang didapat bisa diimplementasikan di negara mereka sendiri.

Chikoti sangat mengagumi juga eskalasi pertumbuhan dinamika ekonomi indonesia di bidang automotif. Hal ini sukses menjadikan salah satu cerminan atas berkembangnya perekonomian Indonesia.

Menurut Wapres, dibutuhkan juga jaminan atas stabilitas ekonomi, lingkungan yang aman dan damai serta percepatan pengentasan kemiskinan agar dapat meningkatkan perkembangan ekonomi.

Menutup pertemuan ini, Wapres menawarkan Angola untuk dapat membuka perwakilannya di Jakarta sebagai implementasi rencana kerjasama jangka panjang antar kedua negara.

Menyambut baik hal tersebut, Chikoti berjanji akan menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Angola setibanya di Luanda.

Hadir beserta Menlu Angola, Duta Besar Angola untuk Singapura merangkap Indonesia Fidelino Loy De Jesus Figueiredo, Direktur Asia dan Oceania Samuel Andrade Da Cunha, Direktur Amilcar Lopes Benedito Xavier dan Konselor Kedutaan Angola Bernardo Venancio Adao.

Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Duta Besar RI untuk Namibia Eddy Basuki, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, Asdep Hubungan Luar Negeri Setwapres M. Siradj Parwito, Direktur Afrika Kemlu Daniel Tumpal Simanjuntak. (KIP, Setwapres)