Jakarta – wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengimbau agar tenaga kesehatan yang tergabung dalam personil Tim Nusantara Sehat (TNS) 2016 Periode I memfokuskan diri pada bagaimana menjadikan masyarakat tetap sehat, bukan hanya mengobati masyarakat yang sakit. Oleh karena itu TNS harus fokus pada memperbaiki kondisi kesehatan dan lingkungan di daerah tempat bertugas.

 “Karena Tim Nusantara Sehat adalah satu tim maka jangan fokuskan pada bagaimana mengobati orang sakit, tapi bagaimana menjadikan orang tetap sehat. Karena yang bisa kita kendalikan cuma dua, kesehatan dan lingkungan,” imbau Wapres ketika menerima dan melepas 194 tenaga kesehatan yang tergabung dalam Tim Nusantara Sehat Periode I Tahun 2016 di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Wapres mengajak agar TNS membantu warga sekitar untuk memperbaiki lingkungan, sanitasi, selokan, jamban, cara hidup dan lingkungan perumahannya. Mereka harus mampu merubah kebiasaan warga untuk melakukan hidup sehat dengan penjelasan sederhana dan kepintaran mempengaruhi pemimpin desa atau tokoh-tokoh di daerah penempatan agar menjalankan hidup sehat.

Menurut Wapres, TNS bukanlah sekedar petugas rumah sakit, ataupun petugas Puskesmas saja. Tapi petugas yang mengajak orang untuk hidup sehat karena mengajak orang masyarakat hidup sehat lebih murah dibandingkan dengan mengobati orang sakit.

Wapres memberikan contoh agar TNS mengajak warga yang muda-muda untuk senam dan olahraga, dengan menjadi pelatih olahraga atau petugas kebersihan untuk mengajarkan melakukan hidup sehat. Begitu juga dengan mengajarkan masyarakat untuk disiplin, agar konsisten menjaga kebersihan dan kesehatan. Selain itu bagi TNS yang bisa memasak, Wapres memberikan saran untuk mengajarkan masyarakat setempat memasak dan memakan makanan sehat.

Wapres memberikan apresiasi serta penghargaan atas kesediaan TNS yang siap untuk diterjunkan di daerah-daerah yang jauh dari ibukota dan memiliki fasilitas yang berbeda dengan kota. Meskipun pembangunan infrastruktur belum merata, Wapres mengimbau agar pesonil TNS tetap mengutamakan pemberian pelayanan kesehatan kepada warga di daerah penempatan.

“Karena itulah saya sekali lagi ingin memberikan penghargaan selamat kepada Ananda semua yang bertugas secara sukarela bertugas ke daerah,  dan tentunya ini suatu pengalaman yang baik ke daerah-daerah perbatasan dan terpencil,” ujar Wapres.

Di akhir sambutannya Wapres menegaskan, tenaga kesehatan yang pernah tergabung di TNS akan lebih diutamakan dan diperhatikan pemerintah setelah selesai menjalani tugasnya. Hal ini karena personil TNS yang mau ditempatkan di daerah perbatasan dan terpencil dinilai telah berjuang, mengabdikan diri kepada masyarakat, dan memberikan amal bakti kepada masyarakat Indonesia.

“Dan pasti pemerintah memperhatikan setelah pulang, yang sudah pulang akan didahulukan jika ada kesempatan karena membuktikan kemauan dan tekadnya bekerja lebih baik,” tegas Wapres.

Dalam kesempatan pelepasan tersebut, Wapres mengadakan sesi tanya jawab untuk mendengarkan  keluhan, pengalaman serta masukan dari personil TNS yang akan ditugaskan dan personil TNS yang pernah ditempatkan.

Beberapa penanya yang terdiri dari dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti perawat bahkan analis laboratorium menyatakan bangga karena telah terpilih menjadi personil TNS yang akan ditempatkan di daerah, mereka berharap juga pemerintah memperhatikan status serta program-program yang dilakukan oleh TNS ketika kembali dari bertugas.

Wapres menegaskan bahwa setiap personil TNS yang sudah kembali kelak akan lebih diperhatikan, terutama statusnya menjadi PNS, agar lebih mudah ditempatkan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

“Pemerintah sedang membahas bagaimana dokter-dokter dipermudah statusnya menjadi PNS untuk ditempatkan di seluruh Indonesia. Pasti pemerintah akan membuat suatu aturan-aturan yang memprioritaskan personil TNS, meskipun PNS sedang dimoratorium,” papar Wapres.

Wapres juga menerima masukkan seorang dokter yang pernah di tempatkan di daerah Papua yang letaknya sekitar 5 kilo dari perbatasan negara Papua Nugini, bahwa daerah tersebut belum memiliki sarana sumber air bersih serta sanitas yang sehat, belum dialiri oleh listrik, dan fasilitas telepon selular serta jalan raya sebagai sarana pendukung transportasi.

Menanggapi hal tersebut, Wapres menegaskan bahwa pemerintah segera akan mengembangkan dukungan pembangunan infrastruktur terutama sumber air bersih dan sanitasi agar 10 juta rumah tangga baru mendapatkan fasilitas air bersih dan perumahan disesuaikan dengan kemampuan daerahnya.

“Pemerintah juga akan membangun infrastruktur, seperti pembangkit listrik tenaga surya agar dapat menjangkau masyarakat di daerah perbatasan,” jelas Wapres.

Tenaga kesehatan yang tergabung dalam Tim Nusantara Sehat Periode I tahun 2016 ini merupakan batch 3 yang diterjunkan Kementerian Kesehatan untuk mengabdi serta bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan yang berlokasi di perbatasan dan pulau-pulau terluar di Indonesia.

Dalam sambutannya menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek menerangkan bahwa pada prinsipnya program Nusantara Sehat dibuat untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar (primer) di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar (DPTK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).

“Keberadaan Tim Nusantara Sehat juga bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakkan pemberdayaan masyarakat, serta memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi,” tutur Menkes.

Tahun 2016, Tim Nusantara Sehat direncanakan akan ditempatkan secara bertahap pada 130 Puskesmas di daerah terpencil atau sangat terpencil. Tahap I akan diberangkatkan pada akhir Mei 2016, dan ditempatkan di 38 Puskesmas pada 25 Kabupaten dari 16 Provinsi. Sementara tahap II rekruitmennya akan dibuka pada Juni 2016 dan akan ditempatkan pada bulan Oktober 2016. Sedangkan TNS sendiri mulai dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan memberangkatkan 694 tenaga kesehatan, dan pada akhir 2019 ditargetkan lebih kurang 1500 Puskesmas akan diisi oleh penugasan berbasis tim. (KIP, Setwapres)