Islamic Conference of Labour Minister

Jakarta. Pembukaan Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-3. Negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI, diharapkan mampu meningkatkan kerjasama antar negara untuk memberikan perlindungan dan keselamatan terhadap tenaga kerja migran.

“Oleh karena itu, kita harus kerjasama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, untuk menjadi bagian dari upaya kita memajukan bangsa-bangsa ini,” demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-3 di Hotel Mulia Senayan pada Kamis, 29 Oktober 2015.

Indonesia saat ini, lanjut Wapres, memiliki enam juta pekerja migran di luar negeri. Dari jumlah tersebut, 25 persennya bekerja di negara-negara anggota OKI. Untuk itulah, pentingnya membangun kerjasama perlindungan tenaga kerja yang baik.

“Perlu kita membuat suatu sistem perlindungan tenaga kerja diantara negara OKI. Perlindungan bukan hanya cara bekerja, tapi bagaimana sebagai saudara, kita yang datang dari negara Islam, dapat terlindungi bekerja di negara anggota OKI lain,” Jelas Wapres.

Lebih jauh, Wapres sependapat dengan tema konferensi kali ini, yang mengutamakan penyediaan lapangan kerja bagi kaum muda. “Apabila negara-negara Islam pada hari ini, punya penduduk 1,6 miliar orang, berarti tiap tahun akan ada lebih dari 20 juta pekerja-pekerja muda yang akan masuk ke pasar kerja,” tutur Wapres.

Namun demikian, sambung Wapres, untuk menyediakan lapangan kerja yang luas, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan kondisi sosial politik yang stabil. Sedangkan seperti diketahui bersama, perekonomian dunia saat ini sedang lesu, begitu pula dengan banyaknya negara-negara anggota OKI yang sedang dilanda konflik berkepanjangan.

“Kedua hal itu, tentu berpengaruh pada lapangan kerja dan jumlah pekerja dan besarnya pengangguran dimanapun itu terjadi,” singgung Wapres.

Di hadapan para delegasi negara OKI, Wapres mengajak untuk bersama-sama memperbaiki perekonomian dunia agar tercipta lapangan kerja yang luas. “Karena lapangan kerja dan employement itu sangat penting untuk menjadi bagian indikator kemajuan kita semua,” seru Wapres.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Wapres juga berpesan agar kerjasama yang dibangun dalam bidang ketenagakerjaan ke depan, dapat memenuhi prinsip dan etika yang baik, terutama untuk kebutuhan dan kesejahteraan pekerja itu sendiri.

“Perburuhan dalam Islam, dimana hadis rasulullah mengatakan, bayarlah gaji pekerjamu sebelum keringatnya kering. Artinya bagaimana agama Islam selalu memberikan pendekatan menjaga pekerja sebaik-baiknya, bagaimana gajinya, juga untuk kesejahteraannya,” pesan Wapres.

Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 3rd Islamic Conference Labour Minister. Konferensi dilaksanakan selama 3 hari, yakni 28 s.d. 30 Oktober 2015.

Penyelenggaraan konferensi yang juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI Iyad Madani ini dihadiri oleh 35 negara anggota OKI termasuk Indonesia, dua negara observer Rusia dan Thailand serta satu subsidiary bodies OKI.

Konferensi tingkat menteri ini merupakan agenda rutin setiap dua tahun, kali ini mengusung tema “Pengarustamaan Tenaga Kerja Usia Muda serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja”.

“Isu penanganan tenaga kerja muda menjadi fokus tema dari pertemuan ini, di samping tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Meningkatnya angka pengangguran muda secara global dan juga di kawasan OKI telah menjadi perhatian bersama,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. (Taufik Abdullah)