Magelang-wapresri.go.id. Peringatan hari besar agama merupakan momen bagi umat beragama untuk bersyukur, mengingat, dan mengevaluasi ibadah kepada agama masing-masing.

“Pada dasarnya setiap agama mengajarkan cinta kasih sesama manusia, persatuan, persaudaraan dan kebahagiaan,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla saat menghadiri Peringatan Dharmasanti Waisak Nasional 2560 Buddhist Era (BE)/2016 Umat Buddha Indonesia di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, (21/5/2016).

Agama, lanjut Wapres, juga mengajarkan untuk meraih keselamatan, yang artinya mengharapkan keselamatan dari persatuan kita semua. Adapun falsafah Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu dan harmonis dalam kehidupan berbangsa diwujudkan dengan saling menghormati dan menjaga warisan budaya bangsa.

“Sebagai bangsa yang besar tentunya kita bangga pada bangsa kita, di tengah-tengah masyarakat yang beragam agama namun kita tetap dapat memelihara Candi Borobudur ini dengan baik oleh seluruh masyarakat tanpa memandang agamanya,” ucap Wapres.

Hal ini menurut Wapres adalah cermin dari saling menghormati yang membuat hidup bangsa Indonesia berbahagia dalam persatuan.

“Persatuan harus lebih ditingkatkan oleh semua elemen bangsa sebab menjadi tonggak penting kemajuan bangsa apapun agama yang dianutnya,” tegas Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengingatkan untuk membangun kerja sama dalam mengatasi banyak masalah dewasa ini, baik konflik, masalah ekonomi maupun kesejahteraan.

Pada akhirnya untuk mewujudkan tujuan bersama yaitu mencapai kemakmuran bangsa, diperlukan rasa saling menghormati, memberikan keadilan dan kemakmuran.

“Kesejahteraan dapat dicapai dengan bekerja yang baik penuh kejujuran dan tentu menjaga kehormatan bangsa secara keseluruhan,” tutur Wapres.

Tak lupa Wapres mengucapkan selamat merayakan Dharmasanti Waisak Nasional 2560 BE kepada umat Buddha yang tengah merayakannya dan juga berterima kasih atas tekad untuk bersama-sama memajukan bangsa dengan cinta kasih dari lubuk hati.

Pada perayaan Waisak yang jatuh pada bulan purnama penuh itu, disampaikan pula pesan Waisak oleh Bhikku Sri Pannavaro Mahathera, yang juga mengajak umat Buddha meneladani moral cinta kasih yang diajarkan oleh Buddha Gautama.

“Cinta kasih menumbuhkan kepedulian, menghargai perbedaan, mengendalikan diri dari perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri, bertanggung jawab dan jujur, serta meredam kebencian dan amarah,” seru Sri Pannavaro.

Bhikku Sri Pannavaro mengungkapkan, moral cinta kasih ini juga diterjemahkan oleh seorang pujangga Buddhist besar Mpu Tantular, menjadi sebuah semboyan yang dikenal dengan Bhinneka tunggal ika yang ditulis pada lontar Sutasoma. Inti dari semboyan tersebut mengajarkan bahwa moral cinta kasih Bhinneka tunggal ika menjadi perekat kehidupan beragama dan umat buddha.

Bhikku Sri Pannavaro juga mengajak umat Buddha untuk bersama-sama bekerja keras tidak sekadar mencapai kesejahteraan, tapi juga membangun dan menjaga bangsa agar menjadi bangsa yang tangguh dan berbudi luhur.

Di akhir khutbahnya, Sri Pannavaro menyampaikan pesan yang merupakan pesan terakhir dari Buddha Gautama, “Berjuanglah dengan penuh kesadaraan,” pungkasnya.

Adapun rangkaian acara perayaan Dharmasanti Waisak Nusantara juga diisi dengan kegiatan sosial seperti bakti sosial donor darah dan membersihkan Taman Makam Pahlawan, ritual pengambilan air suci, baksos pemeriksaan kesehatan bagi warga tidak mampu di pelataran Candi Borobudur, pelaksanaan Borobudur International Buddhist Conference, Pagelaran wayang kulit dan ritual prosesi membawa sarana puja dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, sebagaimana yang disampaikan Ketua Panitia Dharmasanti Waisak Nasional 2560 BE/2016 Umat Buddha Indonesia, Dasikin, dan didampingi oleh Sangha dan Majelis-majelis Agama Buddha.

Turut hadir dalam perayaan tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Apartaur Negara dan Birokrasi Reformasi Yuddy Chrisnandi, para Duta Besar negara sahabat dan masyarakat Buddha yang tergabung dalam Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi). (KIP, Setwapres)