Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan inovasi teknologi radiasi nuklir yang dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) diharapkan dapat  ikut mendorong meningkatkan produksi pertanian, khususnya tanaman padi di Indonesia.  Wapres meminta lembaga ini mensosialisasikan dan meyakinkan masyarakat bahwa varietas tanaman padi yang dihasilkan aman dan berkualitas.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menerima Kepala BATAN beserta rombongan di Kantornya, Jl. Veteran III Jakarta Pusat,  Selasa 8/8.

“Produksi pertanian bisa naik, bisa swasembada dan dikasih sertifikasi,” ujarnya.

Untuk membahas  lebih varietas produksi padi yang dihasilkan BATAN, Wapres meminta agar hal ini dibahas khusus satu pintu dengan kementerian pertanian. Pada kesempatan tersebut, Wapres merespon positif hasil capain teknologi nuklir dan pemanfaatannya di berbagai bidang.

Namun Wapres mengingatkan belum seluruh masyarakat Indonesia memahami dengan baik teknologi nuklir. Dengan demikian harus ada upaya intensif untuk menjelaskan tentang nuklir kepada masyarakat luas.

Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto melaporkan perkembangan capaian Litbang nuklir di Indonesia. Dengan menggunakan, teknologi radiasi, BATAN sudah berhasil mengembangkan varietas unggul padi sebanyak 22 varietas, kedelai 10 varietas dan gandum 1 varietas.

Djarot menambahkan, varietas temuan BATAN rata-rata memiliki produktifitas tinggi , tahan terhadap hama dan penyakit, serta berumur gajah. Varietas padi dan kedelai sudah ditanam di 24 provinsi  dan masyarakat merespon positif karena dapat meningkatkan pendapatan petani.

Dari 22 (dua puluh dua) variestas padi, lanjut Djarot, yang paling terkenal bernama SIDENUK (Si Dedikasi Nuklir). Masyarakat di pedesaan sudah banyak mengenal dan mengkonsumsi beras jenis ini, karena rasanya yang pulen. Untuk itu, ia berharap dapat mempopulerkan varian ini.

“Sidenuk akan kita populerkan karena memilki produktifitasnya tinggi, membantu semacam kedaulatan pangan” ujar Djarot.

Djarot menambahkan produktifitas yang tinggi itu dapat terlihat dari 1 hektar dapat menghasilakan 9, 1 ton padi dengan masa tanam hanya 103 hari, dibandingkan dengan yang pada umumnya selama 115 hari.

Turut mendampingi Kepala Batan, Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Suryantoro, Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Nuklir Hendig Winarno, Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir Efrizon Umar

Pada kesempatan tersebut, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi. (KIP-Setwapres)