Jakarta, wapresri.go.id – Pagi ini Wapres membuka secara resmi perdagangan pertama Bursa Efek Indonesia di tahun 2018. Dalam sambutannya, Wapres Jusuf Kalla mengapresiasi prestasi yang dicapai Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mengharapkan maraknya perdagangan di pasar modal diikuti pula investasi di sektor riil.

Dalam sambutannya, Wapres mengingatkan bahwa meskipun hampir semua indikator ekonomi Indonesia membaik, pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan lambat. “hampir semua indikator-indikator ekonomi nasional kita membaik, tetapi ada anomali, larinya kurang terlalu kencang.” ujar Wapres.

Menurut Wapres, peningkatan indeks bursa efek Indonesia merupakan imbas penurunan bunga perbankan yang telah dlakukan Bank Indonesia secara perlahan lahan. Kebijakan ini telah berhasil mendorong peningkatan investasi. “Kenaikan indeks pasar modal adalah salah satu imbas dari turunnya suku bunga perbankan” ujar Wapres.

Namun demikian, permasalahan yang dihadapi ekonomi Indonesia adalah masih rendahnya investasi di sektor riil. Oleh karena itu, Wapres mengharapkan para emiten pasar modal untuk menginvestasikan dana yang diperolehnya ke sektor riil. “Satu-satunya yang perlu kita tingkatkan ialah investasi riil, bukan hanya investasi di pasar modal, dan pasar uang, tetapi investasi riil dalam bentuk fisik, berupa pabrik, smelter atau investasi dalam bentuk lain.“ imbau Wapres

Wapres juga mengharapkan agar lebih banyak lagi perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Harapannya, semakin banyaknya perusahaan yang listing, semakin banyak pula perusahaan menginvestasikan modalnya ke sektor riil sehingga efek perdagangannya dapat dirasakan masyarakat.”Syukur atas prestasi dan kemajuan yang kita capai. Semoga tahun 2018 ini memberikan harapan baru bagi kita semua. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi” ucap Wapres menutup sambutannya.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.355,65 merupakan level tertinggi sepanjang sejarah BEI. IHSG juga mencatatkan pertumbuhan tertinggi keempat di kawasan Asia-Pasifik.

Hadir dalam pembukaan perdagangan perdana ini Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (AKS, KIP-Setwapres)