Pembukaan Water, Sanitation, and Cities Forum and Exhibition 2015
Jakarta. Ada dua hal di dunia yang tidak bisa ditambah, tanah dan air. Lahan tidak dapat ditambah, hanya direklamasi. Begitu juga air, mempunyai siklus yang tetap, berputar-putar saja tidak bertambah, mulai dari air yang diminum, kemudian dibuang, mengalir ke laut, kemudian laut menguap dan menjadi hujan, begitu seterusnya. “Itulah sebabnya mengapa kita mementingkan tanah air,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika membuka Water, Sanitation, and Cities Forum and Exhibition 2015, Rabu, 27 Mei 2015, di Jakarta Convention Center.
Air, kata Wapres, adalah benda yang sangat kuat, karena ia bisa mengalahkan api yang dapat mengalahkan baja. Bahkan, bencana tsunami yang melanda air disebabkan oleh air. Untuk itu, air harus dijaga untuk keberlangsungan hidup manusia. Penggunaan air, lanjut Wapres, juga harus seimbang, kelebihan air dapat menyebabkan banjir, sementara kekurangan air dapat juga menimbulkan masalah. Wapres mengimbau, agar penggunaan air disesuaikan dengan aturan mainnya. “Bagaimana proses penggunaan air ini harmoni,” ujar Wapres.
Berbicara tentang air, kata Wapres, Indonesia belum menerapkannya secara adil. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak dapat mengakses air bersih, baru sekitar 30% yang dapat meggunakan air bersih dari jumlah penduduk yang ada. Padahal, air merupakan kebutuhan dasar manusia. Tantangan saat ini, kata Wapres, terlalu banyak wacana dan hitung-hitungan sehingga pembangunan sambungan air bersih mengalami keterlambatan. Untuk itu, Wapres meminta PDAM untuk segera menambah sambungan agar seluruh masyarakat dapat menggunakannya. Bahkan, apabila PDAM masih memiliki hutang, akan dihapuskan. “Pokoknya bagaimana membangun 10.000 sambungan. Laksanakan saja. !” tegas Wapres.
Tantangan lainnya, isu air sering dijadikan bahan kampanye bagi para calon bupati dan anggota DPRD. Mereka tidak ingin menaikkan harga sambungan air karena dapat menurunkan pamor mereka. Yang terjadi kemudian, masyarakat akan membeli air dengan harga yang lebih mahal. “Bupati dan para naggota DPRD, jangan membuat air menjadi bahan popularitas. Naik seribu atau duaribu lebih baik daripada harga kalengan empatpuluh ribu. Jangan jadi isu kampanye tetapi orang tidak punya air,” imbau Wapres.
Wapres kemudian memberikan solusi bagaimana mendapatkan sumber air, yaitu dengan melakukan penghematan. Dalam memenuhi kebutuhan, air seyogyanya digunakan tidak berlebihan, tetapi seperlunya saja. Masyarakat harus merubah kebiasaan untuk menghemat air. Salah satunya, kata Wapres, mandi dengan menggunakan shower daripada dengan air yang ditimba.
Selain itu, Wapres meminta kepada Walikota untuk memperbaiki sanitasi lingungan. Wapres menilai, selama ini Walikota bangga apabila dapat membangun rumah sakit yang mewah, apalagi kalau rumah sakit tersebut banyak memiliki pasien. Menurut Wapres, banyaknya pasien berarti kondisi lingkungan di wilayah tersebut tidak sehat. “Yang menyebabkan banyak orang sakit adalah sanitasi dan air. Lebih baik dana digunakan untuk sanitasi bukan membangun rumah yang mewah,” saran Wapres.
Wapres juga menekankan bahwa air dan sanitasi merupakan kepentingan dan tanggungjawab bersama, bukan hanya pemerintah atau kepala daerah saja. Menurut Wapres, selokan yang mampet menimbulkan banyak masalah seperti banjir dan demam berdarah. Oleh karena itu, tidak dapat diselesaikan oleh walikota saja. Wapres menyarankan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama yang turut hadir dalam kesempatan itu, agar warga Jakarta dibelikan sekop sehingga apabila ada selokan yang mampet warga dapat mengatasinya langsung. “Semua orang di Jakarta harus bersihkan selokan di depan rumahnya,” tegas Wapres.
Sebelumnya, Basuki atau yang biasa disapa Ahok menyampaikan bahwa ketersediaan air bersih di Jakarta hanya 53-57%, dan pengelolaan air limbah masih di bawah 5%, sehingga masih ada 47% penduduk yang tidak dapat menggunakan air bersih. Beberapa langkah telah dan akan dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pemprov DKI saat ini sudah menutup pengambilan sumber air dalam. BUMD juga ditugaskan untuk melakukan tindakan bisnis dalam menyediakan air bersih.
Disamping itu, kata Ahok, teknologi mutakhir juga akan disiapkan. Ahok menyampaikan pemda setempat akan membangun sistem untuk mengelola lumpur sampah menjadi listrik dan air bersih. Teknologi tersebut berasal dari Switzerland dan tahun 2017 direncanakan akan rampung.
Ahok menekankan, bahwa Pemda DKI hanya akan membeli tekonologi yang paling akhir untuk membangun walaupun mahal harganya. Menurutnya, kalau teknologi lama walaupun murah hanya akan menambah biaya sementara dana untuk membeli teknologi sudah tidak ada lagi. “Kalau negara tidak kaya, seharusnya beli teknologi yang paling akhir, karena dapat digunakan seumur hidup,” ucap Ahok.
Selain Ahok, hadir dalam forum tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hadimoelyono, mantan Menteri PU Djoko Kirmanto dan mantan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Erna Witoelar. (Siti Khodijah)