Lagoi Bay

Peresmian Kawasan Wisata Lagoi Bay

Bintan. Indonesia merupakan negara yang memiliki alam yang sangat indah. Hal ini yang menarik wisatawan untuk datang ke sini. Pada dasarnya, untuk urusan wisata kompenennya hanya tiga. “Alam, sarana, dan hospitality,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika meresmikan Kawasan Wisata Lagoi Bay, di Bintan, Kepulauan Riau, Minggu, 31 Mei 2015.

Turis, kata Wapres, memiliki keinginan yang bermacam-macam, ingin memuaskan mata dan mulut, serta menyegarkan fisik dan pikiran. Turis dari setiap negara juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jepang, misalnya, lebih senang ke pantai, sementara turis Indonesia lebih senang belanja. “Orang Indonesia juga suka belanja batu akik,” gurau Wapres mengundang tawa.

Indonesia, lanjut Wapres, memiliki keindahan alam dan cuaca yang cukup bersahabat. Kalau dingin tidak seekstrim di Eropa, sementara kalau panas tidak seekstrim di Timur Tengah. Namun, Wapres prihatin, Indonesia baru dapat menarik 9 juta wisatawan asing, sementara Malaysia dan Singapura mampu menarik 20 juta wisatawan mancanegara.

Oleh karena itu, Wapres mengimbau, Lagoi Bay sebagai kawasan wisata di Bintan harus memiliki daya tarik khusus sehingga memiliki magnet tersendiri untuk mengundang wisatawan asing. Keindahan alam yang dimiliki, juga harus dijaga kelestariannya. “Industri wisata tidak memerlukan bahan baku, hanya memelihara,” ungkap Wapres.

Lebih jauh Wapres mencontohkan Bali menjadi daya tarik wisatawan dunia karena memiliki ketiga komponen tersebut. Selain pesona alam dan sarana yang memadai, masyarakat Bali juga memiliki keramahan. Senyum juga menjadi bagian yang penting dalam dalam hospitality ini. “Orang Makassar dan Batak biasanya susah tersenyum,” canda Wapres.

Wapres juga mengimbau pemerintah Kepulauan Riau untuk menjaga budaya dan tradisi yang dimiliki. Misalnya Bahasa Melayu, yang dulu diperkenalkan oleh Raja Ali Haji dengan karyanya Gurindam Duabelas. Wapres berkisah, orang Bugis belajar bahasa Melayu dari orang-orang Melayu, dan Raja Ali Haji masih keturunan Bugis. “Karena itu, orang Bugis dan Melayu, bisa dikatakan seperti mata hitam dan putih,” ucap Wapres.

Pada kesempatan itu Wapres mengucapkan terima kasih kepada para investor yang telah berinvestasi di Indonesia khususnya di Bintan. Banyaknya resort dan hotel yang dibangun di kawasan wisata ini, berarti banyak membuka lapangan kerja. Secara khusus, Wapres mengungkapkan rasa terima kasih tersebut dengan pantun:

Orang riau mencari ikan
Banyak di laut china selatan
Terima kasih kami ucapkan
Banyak membangun di pulau bintan

Sebelumnya, Direktur PT Bintan Resort Cakrawala Frans Gunara menyampaikan, Kawasan Wisata Lagoi Bay merupakan mega proyek di kawasan Bintan Resort. Pembangunan Bintan Resort telah dilakukan sejak tahun 1990 dan bekerjasama dengan Singapura. Untuk mendukung proyek ini, kata Frans, telah dibangun jalan raya sepanjang lebih dari 100KM, listrik 45MW, waduk, distribusi air dengan standar WHO, pelabuhan orang dan juga pelabuhan barang. “Semua dilakukan secara mandiri dan tidak menggunakan dana APBN dan APBD, lebih dari 1,5 milar US dollar,” ungkap Frans.

Selain itu, lanjut Frans, telah dibangun hotel-hotel berbintang dengan jumlah 1600 kamar. Fasilitas lainnya, lapangan golf, atraksi wisata alam, hutan bakau, konservasi penyu, dan kowisata. Dengan fasilitas tersebut, mampu menyerap lebih 18000 tenga kerja. Hal ini menjadi kontribusi yang signifikan untuk pemerintah lokal karena meningkatkan lebih dari 65 persen pendapatan.

Sementara, Gubernur Kepulauan Riau, dalam kesempatan itu menyampaikan, tigal hal yang perlu dilakukan dalam mengembangkan wisata, “Bagaimana mengelola, mempromosikan, dan melayani dengan baik,” ungkapnya.

Pada acara ini dilakukan pula penyerahan buku “Bintan Eco Island” kepada Wapres. Selain itu, Wapres juga menandatangani Prasasti Plaza Lagoi Bay dan The Sanchaya. Usai peresmian, Wapres melakukan peninjauan pameran dengan didampingi Menkominfo Rudiantara, Menpar Arief Yahya, Gubernur Kepri Muhammad Sani, dan Bupati Bintan Ansar Ahmad. (Siti Khodijah)