Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyampaikan, bahwa tugas alumni adalah menjalin hubungan baik dengan perguruan tinggi almamaternya, sehingga dapat memberikan input dan masukan kepada perguruan tinggi tersebut, untuk dapat mengembangkan pendidikan yang diberikan, agar lulusannya menjadi tenaga kerja yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Wapres Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker pada Pembukaan Seminar dan Dialog Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri (HIMPUNI) dengan tema Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri ke-4 bertemakan “Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia”, Jakarta Senin (14/1).

“Terjadi perubahan pola bisnis dan pola produksi yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, Perguruan Tinggi harus bisa menyediakan lulusan yang memahami perubahan pola tersebut. Disitulah alumni harus bisa memberikan input dan masukan,” terang Wapres.

Lebih lanjut Wapres menceritakan tentang perkembangan revolusi industri sejak pertama ditemukannya mesin uap, lalu berkembang menjadi revolusi industri kedua pada abad ke-19 dengan terjadinya perubahan sistem kerja menjadi mass production.

Kemudian revolusi industri ke-3 yang dimulai dengan ditemukannya komputer, sehingga semua berjalan lebih cepat dengan nilai yang lebih tinggi, hingga munculnya revolusi industri ke-4 yang ditandai dengan sulitnya ditemukan tenaga kerja, sehingga banyak pekerjaan yang beralih ke robot dan otomatisasi.

Selain itu, Wapres juga mengatakan bahwa tidak seperti negara maju seperti Jepang dan Jerman yang pertumbuhan penduduknya negatif, sehingga kekurangan tenaga kerja yang menuntut mereka untuk lebih maju dalam teknologi.

“Indonesia memiliki tenaga kerja yang banyak, tetapi di sisi lain, kita juga tidak bisa menghindar dari perkembangan teknologi yang begitu pesat,” tuturnya.

Namun, kata Wapres, tenaga kerja yang banyak itu juga harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada.

“Saat kita berbicara tentang revolusi industri ke-4, pada Expo di Jepang pada pertengahan tahun nanti, sudah akan membicarakan revolusi industri ke-5. Jadi dibutuhkan alumni-alumni yang paham akan perubahan-perubahan tersebut,” ungkapnya.

Wapres berharap, bahwa semuanya harus berjalan dinamis, dan disikapi serta dipersiapkan dengan baik. Bila kita tidak mau berkembang, maka akan dikuasai dan dimonopoli oleh negara lain.

“Mungkin lain kali acara seperti ini diadakan di kampus, agar mahasiswa-mahasiswa yang akan menjadi calon tenaga kerja dapat memahami perubahan-perubahan yang sedang terjadi,” kata Wapres.

Wapres menekankan pula, bahwa anggaran pendidikan yang ada dalam APBN tersebut dapat dimaksimalkan, yang tidak hanya untuk guru honorer, gedung sekolah yang bocor, dan hal-hal lain, tetapi juga dapat digunakan untuk persiapan menghadapi berbagai perubahan fundamental seperti revolusi industri dimaksud.

Selanjutnya Wapres juga menyinggung, bahwa dalam bulan-bulan politik seperti sekarang, hendaknya perguruan tinggi tetap berada pada posisi netral. Adanya deklarasi-deklarasi yang dilakukan oleh alumni-alumni perguruan tinggi tertentu adalah hal yang wajar, tetapi hendaknya tidak membawa nama perguruan tinggi terlalu jauh yang dapat menimbulkan perpecahan.

Pada akhir samburannya, Wapres menyampaikan bahwa dengan seminar dan dialog yang digelar oleh HIMPUNI tersebut, diharapkan dapat memberikan input dan saran yang baik tentang bagaimana bangsa kita mempersiapkan diri untuk menghadapi revolusi industri ke-4.

Hadir sebagai narasumber dalam seminar tersebut diantaranya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Umum APINDO Hariyadi Sukamdani, dan Owner CT Group Chairul Tadjung.

Sebelumnya, Ketua Panitia Acara yaitu Ketua Umum IKA UNDIP Maryono menyampaikan, bahwa HIMPUNI adalah organisasi yang menghimpun ikatan alumni-alumni perguruan tinggi negeri di Indonesia, yang semula hanya berjumlah 18 perguruan tinggi negeri, kini menjadi 39 perguruan tinggi negeri.

Visi HIMPUNI adalah mempersatukan bangsa dan ingin memberikan kontribusi bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi Bangsa Pemenang.

Seminar dan dialog tersebut merupakan salah satu rangkaian dari empat sesi yang direncanakan, yang nantinya hasil rangkuman seminar dan dialog akan dilakukan kajian untuk diberikan kepada pemangku kebijakan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

Sesi seminar yang lain akan diselenggarakan di Palembang, Semarang, dan ditutup kembali di Jakarta.

Seminar resmi dibuka, dengan ditandai pemukulan gong oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, didampingi oleh Wakil Ketua DPD Ahmad Muqowam, Ketua Presidium HIMPUNI/Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Ketua Panitia Maryono.

Hadir mendampingi Wapres dalam acara tersebut yaitu Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (MC/SY, KIP-Setwapres).