Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menghadiri acara Pengantar Purna Tugas oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri), di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Jumat, (18/10/2019). Acara yang dihadiri oleh sekitar 250 lebih komisaris besar (kombes) ini diselenggarakan sebagai penghormatan Polri secara personal jelang berakhirnya masa tugas Wapres Jusuf Kalla pada Pemerintahan Jokowi-JK dari 2014 sampai dengan 2019.

Membuka acara, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa sosok Jusuf Kalla bukan hanya ‘role model’, tetapi ‘living legend’ yang sulit dicari tandingannya.

“Bapak adalah role model bagi saya pribadi. Dan ini saya pikir perlu diketahui oleh rekan-rekan jajaran kepolisian, kenapa Bapak perlu menjadi role model bagi kami Pak. Bagi saya pribadi Bapak adalah living legend, legenda yang sekarang masih eksis di dunia ini. Tanpa bermaksud memuji, ini semua adalah fakta. Banyak sekali hal-hal yang mungkin kita akan temukan beberapa puluh tahun atau mungkin beberapa waktu mendatang yang cukup lama untuk menemukan sosok figur yang setara dengan Bapak Jusuf Kalla,” ujar Tito.

Tito pun mengungkapkan alasan mengapa karakter kepemimpinan Wapres sangat sulit ditemukan pada tokoh-tokoh nasional lainnya.

Pertama, Wapres merupakan pengusaha yang sukses, konglomerasi yang memiliki jaringan bisnis dari berbagai bidang dan bersih dari korupsi. Kedua, ia juga politisi yang menduduki jabatan strategis, pernah menjadi Ketua Umum Golkar, salah satu partai terbesar pada masanya. Ketiga, ia adalah birokrat yang sangat matang, dimana ia pernah menduduki berbagai jabatan tinggi, mulai dari Kepala Badan Urusan Logistik, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dan yang paling utama menjadi Wakil Presiden sebanyak dua kali dalam pemerintahan yang berbeda, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Jokowi. Hal ini menunjukkan bahwa ia bisa diterima oleh para Presiden karena profesionalismenya.

“Itu tidak gampang, apalagi di tengah pertarungan politik demokrasi yang selama ini mungkin MPR pemilihan langsung. Itu menunjukkan suatu pengakuan publik, pengakuan rakyat sehingga Bapak bisa terpilih. Kita lihat dalam semua pemerintahan, mulai dari Presiden Soeharto lanjut terus sampai Presiden Jokowi, beliau selalu eksis sebagai birokrat tidak berhenti,” terang Tito.

Tito menambahkan, Wapres Jusuf Kalla juga aktif di bidang sosial seperti menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI). Di bawah kepemimpinannya, PMI selalu berada di depan dalam menghadapi berbagai bencana. Selain itu, ia juga aktif dalam keumatan, dengan menjadi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang mengurusi masjid seluruh Indonesia. Ia pun diterima oleh berbagai organisasi masyarakat Islam, seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.

“Termasuk di kalangan garis keras sekalipun beliau membangun komunikasi, beliau bisa diterima juga, meskipun tidak harus satu pendapat,” lanjutnya.

Tito mencermati, banyaknya pengalaman Wapres Jusuf Kalla memimpin berbagai organisasi, karena ia memiliki tiga syarat utama menjadi strong leader, yaitu memiliki power (kekuasaan), follower (pengikut), dan konsep (visi) untuk memecahkan solusi dengan pemikirannya yang out of the box.

“Konsep hanya bisa didapatkan melalui knowledge, melalui keluasan dan kekayaan pengetahuan baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang ditulis dalam buku,” jelasnya.

Dari berbagai kelebihan Wapres, yang paling berkesan di mata Kapolri Tito Karnavian adalah kontribusi aktifnya dalam menyelesaikan konflik, tidak hanya yang terjadi di dalam negeri, seperti konflik Malino, Poso, dan Aceh, tapi juga di luar negeri, seperti konflik Filipina Selatan, Afganistan, dan Myanmar.

“Jadi beliau adalah pemain dunia dalam perdamaian dan rekonsiliasi. Ini yang kita lihat yang perlu ditiru dan beliau tampil di PBB berkali-kali dan perlu mendapatkan applause ini membanggakan bagi kami dan sulit rasanya pemimpin sekelas Bapak di masa-masa mendatang,” ucap Tirto bangga.

Terlibat langsung bersama Wapres dalam menyelesaikan berbagai konflik di tanah air, membuat Tito menyimpulkan bahwa sebesar apapun tantangan yang dihadapi, tak membuatnya gentar sedikitpun.

“Keberanian, ketegasan, Bapak dalam bersikap melebihi keberanian, ketegasan jenderal TNI dan POLRI,” tegas Tito.

Menanggapi apresiasi dari Kapolri, Wapres mengucapkan terima kasih, namun ia mengakui bahwa dirinya bukanlah makhluk yang sempurna sehingga masih banyak hal-hal yang harus disempurnakan. Untuk itu, ia meminta semua yang hadir di acara tersebut untuk sama-sama memajukan bangsa Indonesia.

“Khususnya bagi saya adalah kehormatan yang sangat besar untuk hadir lagi di tempat ini dan mendapat apresiasi seperti tadi yang disampaikan Pak Kapolri. Hal ini bagi saya [merupakan] pengalaman-pengalaman hidup yang tentunya tidak terlupakan. Kita semua mempunyai tujuan yang sama, memajukan negeri ini,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga memberikan apresiasi kepada Polri atas kinerjanya dalam menjaga keamanan dan ketertiban bangsa, terutama dalam menangani terorisme.

“Tidak ada negara di dunia yang saya tahu yang dapat menangani terorisme yang baik, cepat seperti sekarang ini dibanding dengan kepolisian kita semuanya, dimanapun. Memang kita mempunyai korban-korban bom di mana-mana. Tapi sekiranya, tanpa layanan dan tanpa upaya dari Polri akan jauh lebih banyak lagi teroris seperti itu. Itulah rasa kebanggan kita semua menghadapi seperti itu. Begitu juga keamanan lainnya, kita tertib,” ungkap Wapres.

Dalam hal menangani konflik, Wapres mengimbau agar Polri memiliki strategi yang jitu disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

“Pada waktunya kita bernegosisasi, pada waktunya kita tegas, pada waktunya kita mengambil kebijakan, kita punya cara masing-masing dan juga punya tahap masing-masing. Tapi intinya ialah tanpa kemampuan, tanpa ketagasan negeri ini akan sulit untuk belajar,” pinta Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan ucapan terima kasih dan berharap Polri terus menjaga keamanan Indonesia sepenuh hati.

“Dan terimakasih atas kemampuan, ketegasan, pengetahuan, dan teknologi yang dikuasai kepolisian sehingga dapat melayani menjaga keamanan bangsa. Itulah harapan saya, sekali lagi terimakasih,” pungkasnya.

Hadir bersama Wapres Jusuf Kalla Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Syafruddin, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah, serta Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi dan Iskandar Mandji. (SK, KIP-Setwapres)