Jakarta, wapresri.go.id – Menjelang akhir tahun, harga sejumlah bahan pangan kerap mengalami kenaikan. Hal ini biasanya terjadi akibat adanya permintaan yang besar dari masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, sehingga membuat persediaan barang menjadi menipis. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mendorong langkah stabilisasi harga bahan pangan untuk mengantisipasi tren kenaikan menjelang akhir tahun.

“Pemerintah sudah menyiapkan strategi bahwa daerah-daerah itu sudah siap mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga. Daerah-daerah harus siap menyiapkan [langkah antisipasinya],” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam wawancara dengan Radio Elshinta di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, langkah antisipasi tersebut diantaranya dengan memastikan stok bahan pangan agar tetap terkendali, sehingga tidak terjadi kekosongan.

“Gubernur-gubernur semua menyiapkan ketahanan pangan untuk kebutuhan hidupnya. Andaikata ada komoditi yang tidak ada di daerahnya, dia harus membeli dari daerah lain supaya harganya stabil. Dan ongkosnya ditanggung pemerintah daerah, sehingga harganya tidak naik. Nah, ini di dalam rangka [menstabilkan harga bahan pangan],” papar Wapres.

Dari sisi masyarakat, Wapres pun menegaskan, bahwa pemerintah melalui jajaran terkait akan melakukan pemantauan ketat terhadap kelompok ataupun perorangan yang terindikasi melakukan penimbunan bahan pangan sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan di pasar sehingga menimbulkan lonjakan harga.

“Kita juga memberi peringatan jangan sampai ada kelompok tertentu, atau orang-orang yang memanfaatkan situasi, yang bersangkutan bisa mengendalikan jangan sampai ada kelompok spekulan-spekulan yang menaikkan harga, ini akan terus diawasi oleh pemerintah,” tegas Wapres.

“Kita ingin jangan sampai masyarakat dibebani, supaya harga tetap stabil dan inflasi juga terkendali, dan masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya,” tambahnya.

Menutup wawancara, Wapres berpesan agar seluruh pihak, baik dari sisi pemerintah dan masyarakat dapat terus berkolaborasi dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia, serta menjaga keamanan stok bahan pangan. Termasuk juga dengan praktik terbaik (best practice) yang selama ini telah dilakukan agar terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Dengan demikian, Wapres meyakini bahwa kestabilan harga dapat terlaksana dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya tanpa terkendala.

“Kita sudah menyiapkan diri dan menyiapkan ketahanan pangan di daerah. Masing-masing daerah saya dengar, misalnya Jogja, itu sudah menyiapkan sekian ribu hektar untuk diamankan dan terus tidak boleh hilang, ditanami dengan bibit yang unggul, dan ternyata itu surplus. Modelnya seperti itu,” imbuh Wapres.

Hadir mendampingi Wapres dalam wawancara ini Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, dan Tim Ahli Wapres Farhat Brachma. (NN/AS BPMI – Setwapres)