Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan Anwar Nasution adalah sosok ekonom luar biasa, hal itu karena ia memliki keyakinan kebenaran yang tinggi, kokoh dalam pendiriannya tidak perpengaruh terhadap masalah-masalah yang mencoba mempengaruhinya.
“Tadi sudah banyak disampaikan. Anwar Nasution bukan ekonom biasa artinya adalah ia ekonom luar biasa, apanya yang luar biasa, pertama menurut saya teguh pendirian dari beberapa hal-hal yang semua kita alami teguh pendiriannya dan walaupun kadang-kadang fleksibel namun tetap teguh pada pendiriannya,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam sambutanya pada Peluncuran Buku 75 Tahun Prof. Dr. Anwar Nasution di Balai Kartini Jl. Gatot Subroto, Kuningan Jakarta, Senin 7/8.
“Nah itulah beliau yang menurut saya kenapa ia dihormati karena pendiriannya itu dan itu sangat penting untuk seorang intelektual, seorang ekonom untuk selalu mempunyai pendirian dan tidak terpengaruh oleh masalah-masalah lain,” imbuhnya.
Wapres mengakui tulisan-tulisannya banyak mengandung kritikan namun kritikannya sangat diperlukan untuk memperbaiki keadaan.
“Tulisannya mesti ada kritikan, ada kalanya juga ada pujian, tulisan beliau walaupun tetap ada kritikan itu penting kalau tidak ada yang mengkritik tidak ada yang memperbaiki keadaan,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut Wapres meceritakan perbedaan pendapat dengannya saat mantan Ketua BPK ini menjelaskan krisis tahun 98 yang melanda Indonesia di seminar Australia , Singapura dan Jepang, padahal ia sebagai ketua Tim.
“Saya sebagai wakil dari Indonesia Timur selalu ikut bersama Sri Mulyani dan Anggito Abimayu, saya selalu berbeda pendapat, selalu dia mengatakan di seminar, Indonesia mengalami krisis berat, saya bilang tidak, itu cuma di Jakarta saja, di Jawa saja di Sulawesi tidak ada krisis, kita justru berbahagia dengan rupiah mencapai lima belas ribu, kita nyaman kapan menjadi dua puluh ribu,” ujarnya di sambut tawa hadirin.
Menutup sambutannya Wapres tak lupa mengucapkan selamat dan seraya mendoakan agar Anwar beserta Ibu selalu tetap sehat serta pikirannya diharapkan dapat memberikan pencerahan-pencerahan untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Semoga Pak Anwar tetap diberikan kesehatan untuk memberikan kita semua juga pandangan-pandangan, baik yang berupa dorongan apalagi kritikan, itu sangat penting karena sebagai ekonom tentu mempengaruhi pandangan, mempengaruhi kebijakan apabila banyak kritikan tentu kita semua gembira akan hal ini, Sekali lagi saya ucapkan Selamat Ulang tahun yang ke 75 mudah-mudah selalu sehat wal afiat, “ tutupnya.
Sebelumnya Pria kelahiran 5 Agustus 1942 di Sipirok Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini, dalam sambutan menyebutkan bahwa terbit bukunya yang berjudul di prakarsai oleh Rizal Djalil dan Suhartono wartawan kompas yang mengungkap tentang kehidupan dirinya. “Buku ini berisi tentang kehidupan saya,” tuturnya.
Sementara Rizal Djalil menyampaikan apresiasinya atas tulisan-tulisan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) sebelum menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia (BPK) ini banyak menghiasi media masa. “Dia bukan tipe orang yang suka bicara saja namun dia rajin menulis, semua tulisannya itu memberikan pencerahan ekonomi bagi kita semua, Saya melakukan ini tanpa pamrih lillahi ta’ala,” imbuhnya.
Selain itu pada buku juga diungkapkan, Anwar bersama Jusuf Kalla, yang saat itu menjadi Menko Kesra, marah, sedih, jengkel. Pasalnya, saat pemberian kredit ke usaha kecil dan menengah, perjanjian kredit yang akan di tandatanganinya menetapkan tingkat bunga 24 persen atau jika dihitung secara efektif sama dengan 48 persen setahun. Tingkat bunga tersebut sangat mencekik. Oleh karena itu, atas persetujuan Anwar selaku DGS BI, surat perjanjian tersebut di robek Jusuf Kalla.
Hadir pada acara tersebut Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, Menter Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Turut mendampingi Wapres dalam acara Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto,Tim Ahli Wakil Presiden Muhammad Iksan, Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi (KIP-Setwapres).