
Apresiasi Kesepakatan Pengusaha Indonesia-Amerika Atasi Pemanasan Global
New York, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyambut baik disepakatinya kerjasama di antara pengusaha Indonesia dan Amerika Serikat yang konkrit dalam mendukung langkah-langkah menghadapi pemanasan global yang membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Hal itu dinyatakan Wapres saat hadir pada Business Forum yang diselanggarakan oleh KADIN di Konsulat Jendral RI di New York, Amerika Serikat, Rabu (25/9/2019).
“Indonesia adalah negara yang berpotensi sebagai salah satu pemeran utama dalam menyerap emisi karbon dan menjaga laju pemanasan global,” ujar Wapres.
Dalam kesempatan tersebut Wapres menyaksikan penandatanganan kerjasama antara SMPP Consortium dengan PT. Ekuator Wana Lestari dan PT. Aceh Nusa Indrapuri di hadapan Duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat Mahendra Siregar, dan wakil dari KADIN, Ibu Shinta W Kamdani serta hadir pula, Sony International dan Forest Carbon yang menunjukkan minat untuk berkontribusi dalam kegiatan restorasi dan konservasi di Indonesia.
“Karena gambut akan mengembalikan tanahnya untuk menjadi hutan, ini kerja sama tadi adalah perusahaan Amerika dan Indonesia,” ucapnya.
“Itu, yang menonjolkan kekuatan Indonesia dalam mengelola lingkungan hidup di Indonesia,” tegasnya.
Wapres mengharapkan kerjasama itu dapat diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain dalam skala yang lebih besar lagi.
“Indonesia berperan penting dalam penyelamatan bumi dan masa depan kehidupan, sehingga seharusnya Indonesia tidak dikambinghitamkan dan mendapat perlakuan diskriminatif sebagai negara yang tidak memperhatikan lingkungan dalam pembangunannya,” harapnya.
Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Mahendra Siregar mengharapkan bahwa pihak swasta Indonesia dapat bekerjasama dengan lembaga verifikasi karbon internasional, sehingga dapat memberikan data yang kredibel dan terverifikasi yang diakui secara internasional.
Diharapkan partisipasi pihak swasta dapat mendorong kegiatan pemerintah dengan memberikan percontohan atas keberhasilan yang sudah dicapai dalam kegiatan restorasi dan konservasi yang telah mendapatkan verifikasi secara internasional.
Dengan penandatangan tersebut berarti, pihak Swasta Indonesia telah mengambil inisiatif, untuk melaksanakan program restorasi gambut, mangrove, dan hutan untuk bisa berkontribusi terhadap kesepakatan pemimpin dunia untuk menurunkan pemanasan global.
Dengan potensi kekayaan alam 120 juta hektar hutan; yang terdiri dari hutan tropis, hutan bakau, dan lahan gambut, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai pemimpin dan bisa menjadi negara adikuasa dalam bidang lingkungan, untuk menyelamatkan dunia dan masa depan kehidupan manusia, dengan kemampuan sebagai salah satu negara yang mampu menyerap emisi dan menahan laju peningkatan temperatur global hingga di bawah 1.5 – 20C dari angka sebelum masa Revolusi Industri (1760-1840).
Sinergi antara private sector dan kinerja birokrasi merupakan unsur utama dalam pemenuhan target NDC yang telah menjadi komitmen Indonesia serta mewujudkan peran Indonesia untuk menjadi negara adikuasa di bidang lingkungan. Kecepatan yang dimiliki oleh private sector, perlu diimbangi dengan adanya sikap responsive dan proaktif dari regulator dalam hal ini pemerintah yang membidangi restorasi dan konservasi hutan, mangrove, dan gambut, disamping diplomasi dan hubungan internasional. (RN KIP-Setwapres).
Artikel Terkait:









