Jakarta, wapresri.go.id – Indonesia memiliki visi untuk menjadi pusat produsen halal terbesar di dunia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satunya dapat ditempuh dengan mendorong berkembangnya industri halal, termasuk fesyen muslim Indonesia. Oleh karena itu, untuk semakin memperkuat industri ini, diperlukan ekosistem yang baik agar fesyen muslim Indonesia dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan.

“Saya minta Menteri Perdagangan dan KADIN ini untuk mengoordinasikan, merangkum semua unsur untuk membangun ekosistem fesyen muslim Indonesia ini, termasuk peta jalannya (roadmap) ke depan secara sustainable (berkelanjutan),” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menerima audiensi Menteri Perdagangan, Wakil Ketua Umum KADIN, dan para pelaku industri fesyen muslim di Jakarta, Selasa (29/03/2022).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, selain perencanaan, diperlukan juga mitigasi kendala yang mungkin dihadapi. Sehingga, seluruh pihak dapat dengan sigap menghadapi tantangan yang terjadi ke depan.

“Kemudian juga kendala-kendalanya dari hulu ke hilir sehingga apa yang tadi dimunculkan di dalam pertemuan ini bisa kita tindak lanjuti,” tegas Wapres.

Dengan demikian, Wapres meyakini bahwa seluruh kertas kerja yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik dan memberikan dampak berkelanjutan bagi Indonesia.

“Bahasa yang kita pakai supaya netes, tidak hanya bertemu tapi netes, ada hasil, ada eksekusi yang diambil nantinya,” imbuh Wapres.

“Sekali lagi harus menghasilkan sesuatu, bukan hanya untuk nasional tapi juga internasional nantinya,” tambahnya.

Menutup arahannya, Wapres pun memberikan apresiasi atas rencana diadakannya Jakarta Muslim Fashion Week 2022 yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober. Ia pun kembali menekankan agar Menteri Perdagangan dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk kelancaran penyelenggaraan acara ini.

“Menyambut baik rencana pagelaran Jakarta Musim Fesyen Week di bulan Oktober nanti, saya mendukung dan saya minta Pak Menteri Perdagangan nanti mengoordinasikan dengan kementerian terkait, [Kementerian] Perindustrian dan juga [Kementerian] Koperasi [dan] UKM,” pungkas Wapres.

Sebelumnya Menteri Perdagangan M. Lutfi menyampaikan, analisis Kementerian Perdagangan memprediksi akan terjadi peningkatan dalam industri fesyen muslim pada tahun 2024 nanti. Oleh karena itu, melihat peluang ini, maka akan diselenggarakan Jakarta Muslim Fashion Week 2022 dan beberapa rangkain acara lainnya yang keseluruhannya akan menonjolkan industri fesyen muslim Indonesia.

“Ingin memulai sesuatu yaitu kita mau jadi kiblat daripada fesyen Islam dunia,” papar Lutfi.

“Jadi kita semua komit, Pak Wapres, untuk menciptakan nilai tambah dan bisa menjadikan Indonesia pusat kiblat daripada fesyen Islam tersebut,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Vice Executive Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Riri Rengganis melaporkan bahwa saat ini dalam skala nasional pelaku industri kreatif bidang fesyen telah mendapat banyak dukungan baik dari sisi pendidikan maupun industri. Namun, ia menilai masih diperlukannya dukungan dalam skala lebih besar agar fesyen Indonesia dapat diterima di pasar global.

“Setelah berdiskusi dengan teman-teman, sepertinya yang kita butuhkan tinggal seperti adanya tim semacam think thank atau satgas yang bisa ngobrol dengan benar dan berpkir langkah konkretnya apa. Antara lain sebetulnya kekurangan yang ada dari industri kreatif yang kita punya kita masih kurang mengenai material, mengenai teknologi produksi, mengenai teknologi marketingnya dan studi market supaya produk kita bisa disukai masyarakat luar,” lapor Riri.

Selain Menteri Perdagangan dan Vice Executive Chairman IFC, hadir dalam audiensi ini Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan KADIN Juan Permata Adoe, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa, Ketua Panitia HIPMI Syariah Ibnu Riyanto, dan Perwakilan dari Indonesia Halal Lifestyle Center Jetti R. Hadi.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Lukmanul Hakim, serta Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sekretariat Wapres M. Zulkarnain. (NN/RJP, BPMI – Setwapres)