Jakarta. Gerakan Pramuka merupakan kegiatan pembinaan generasi muda dalam segala aspek yang berkaitan erat dengan jiwa dan raga seperti perjuangan, pengorbanan, kesukarelaan, dan kesabaran, yang semangatnya tercermin dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya. “Karena itu memang sesuai dengan lagu kebangsaan kita, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menyampaikan arahannya pada Rakor dan Pertemuan Sekretaris Kwarda Pramuka Se-Indonesia Tahun 2014 di Hotel Grand Cempaka, Sabtu Sore, 8 November 2014.

Selanjutnya Wapres mengajak para peserta Rakor sesuai dengan semangat lagu kebangsaan tersebut untuk membangun kemandirian dalam Pramuka, seperti dicontohkan oleh Bapak Pandu Dunia Baden Powell bahwa Pramuka sejatinya adalah perintis. “Bukalah lagi sifat Pramuka yang mengandalkan kemandirian, menjadi pemikiran kita kembali ke cita-cita Baden Powell” pinta Wapres.

Lebih jauh Wapres meminta Pramuka untuk kembali ke khittahnya dengan kembali ke alam. Pramuka harus dapat menciptakan kegiatan yang dapat memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat. Waprespun akhirnya mengkritik Pramuka untuk tidak hanya mengedepankan penggalangan dana semata dengan mengabaikan kegiatan utamanya yang bersifat sosial. Pramuka, kata Wapres jangan diajarkan membuat bermacam-macam proposal untuk meminta bantuan. “Itu tidak mendidik jiwa pramuka, tapi membuat kegiatan sehingga orang ikut serta dalam kegiatan itu,” pesan Wapres

Wapres mencontohkan Palang Merah Indonesia (PMI) yang dipimpinnya beberapa waktu lalu. Dengan hanya mendapatkan bantuan pemerintah sebesar Rp 2 miliar setiap tahunnya, PMI dapat bekerja efektif dan memberi manfaat kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang digalang PMI selalu mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat, sehingga bantuan dana terus mengalir ke PMI, sampai akhirnya mampu membeli aset seperti helikopter, ambulans dan sebagainya.

Wapres dalam kesempatan tersebut juga mengingatkan pihak-pihak yang mengubah aset-aset Pramuka untuk kepentingan ekonomis dan tujuan yang sempit. “Kalau aset Pramuka yang hijau itu mau dijadikan hotel, lama-lama habislah itu, tujuannya hilang lagi mau membina generasi muda,” kata Wapres.

Sebelumnya Ketua Kwartir Nasional Adhyaksa Dault melaporkan bahwa Rakor kali ini dihadiri oleh 33 Kwarda Pramuka di daerah, dan segara akan menyusul pembentukan kwarda baru Kalimantan Utara. Selain konsolidasi internal, Rakor kali ini mempunyai tujuan khusus yakni mengoptimalisasi aset-aset yang selama ini dimiliki oleh gerakan pramuka. “Aset Pramuka yang berbentuk tanah, gedung, dan lain-lain itu bukan hanya milik Kwarnas, tetapi juga milik semua Kwarda, bahkan juga milik bangsa Indonesia. Karena itu, harus dikelola dengan integritas tinggi, transparan dan akuntabel,” ujar Adhyaksa.

Selanjutnya dengan mengusung tema revitalisasi aset Pramuka, diharapkan dapat memajukan gerakan pramuka di Indonesia dan dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi generasi muda dalam berkegiatan pramuka. “Karena itu, revitalisasi aset Pramuka ini tidak hanya penting tapi juga sebuah keharusan, guna membina generasi muda Indonesia melalui Pramuka. Ini amanat Undang-undang Gerakan Pramuka,” tandas Adhyaksa. (Taufik Abdullah)

***