Jakarta-wapresri.go.id Pembentukan Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah untuk menyiapkan generasi muda sebagai cikal bakal wajib militer untuk bela negara. Bela negara diharapkan tidak dilakukan sebagai ajang pamer kekuatan (show off force).

“Bela negara bukan hanya dengan cara militer, bukan hanya dengan show off force. Tapi bagaimana memajukan negeri ini yang adil,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menghadiri Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (DPN IARMI) Periode 2016-2021 dan Rapat Kerja Nasional IARMI 2016, di Gedung Nusantara IV, Kompel MPR/DPR RI, Jakarta, Sabtu (3/12/2016).

Wapres mengatakan, berbeda dari negara-negara lain yang lebih kecil, Indonesia merupakan negara yang besar, untuk itu dibutuhkan lebih banyak persatuan, apalagi tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah keutuhan bangsa.

Wapres mengingatkan agar bangsa Indonesia tidak kembali ke tahun 60-an dimana banyak terjadi pengerahan massa untuk menunjukkan kebesarannya, dengan cara pamer kekuatan.

“Marilah kita menghindari penyelesaian masalah dengan show off force. Karena apabila kita menjadikannya sebagai rutinitas, berapa banyak waktu yang hilang, berapa banyak biaya yang dikeluarkan, berapa banyak saling kecurigaan yang ditimbulkan. Semua itu menjadi beban keseluruhan bangsa ini, apabila yang ditimbulkan show of force kepada kita semuanya,” saran Wapres.

Wapres memahami, mengerahkan massa untuk berdemonstrasi adalah hak dan tidak dilarang di negara demokrasi seperti di Indonesia. Namun, jika demo dilakukan untuk pamer kekuatan hanya akan menimbulkan masalah baru. Untuk itu Wapres mengajak bangsa Indonesia untuk displin menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baik.

“Memang tentu masing-masing kita semua siapapun, mempunyai kebanggaan tersendiri, mempunyai hak tersendiri. Tapi yang paling penting adalah keutuhan bangsa ini,” ujar Wapres.

Dalam kesempatan itu Wapres juga mengajak anggota Menwa yang hadir untuk berkontribusi membela negara dengan kemajuan teknologi. Karena tantangan yang dihadapi saat ini bukan lagi perang melawan orang. Lebih jauh Wapres mencontohkan majunya Korea Selatan dan Singapura karena memiliki kedisiplinan termasuk kemajuan teknologi yang didasari pada saat wajib militer.

Meskipun di Indonesia tidak ada wajib militer, namun kedisiplinan dapat mulai diterapkan melalui Menwa.

“Kedisplinan yang ada pada kemahasiswaan itu dapat menjadi suatu contoh disiplin yang dapat menggerakan ekonomi masyarakat ke depan,” tutur Wapres.

Sebelumnya, usai melantik Pengurus DPN IARMI Periode 2016-2021, Ketua DPN IARMI yang juga merupakan Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan, bahwa persaudaraan kebangsaan di Indonesia mulai rapuh. Hal ini disebabkan tidak adanya lagi sosialisasi wawasan kebangsaan yang sebelumnya diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) atau mata kuliah Pendidikan Kewiraan. Disamping itu, Pancasila hanya menjadi hafalan semata, tetapi sikap dan prilaku masyarakat tidak sesuai dengan Pancasila. Sehingga, menurutnya, rasa nasionalisme kebangsaan berkurang.

Untuk itu, Zulkifli berharap IARMI dapat berperan untuk menjaga keutuhan bangsa ini dan menjadikan masyarakat Indonesia berperilaku sesuai dengan Pancasila.

“IARMI menjadi pelopor untuk menjadikan masyarakat Indonesia Pancasilais,” seru Zulkifli.

IARMI adalah wadah Alumni Resimen Mahasiswa di Indonesia dengan doktrin pengabdian Widya Castrena Dharma Siddha atau  Penyempurnaan Kewajiban dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan. IARMI dibentuk dan dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1980 di Yogyakarta. Anggota IARMI adalah para anggota Menwa Indonesia yang telah mengikuti pendidikan wajib latih mahasiswa, pendidikan dasar ke-Menwa-an dan telah melampaui masa aktif serta telah memenuhi syarat untuk menjadi anggota IARMI. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IARMI dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 4 Desember 2016 di Gedung Nusantara IV Komplek DPR/MPR RI, Jakarta, dengan mengangkat tema “Mempertegas Peran Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia dalam Mewujudkan Revolusi Mental untuk Bela Negara”. Rakernas ini dihadiri oleh 1000 orang perwakilan alumni Menwa se-Indonesia.  (KIP, Setwapres)