Mataram. Kondisi Indonesia saat ini yang berbeda dengan yang lalu merupakan bagian dari perubahan. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) bagian dari perubahan. Perubahan yang ingin dibawa ICMI dan menjadi keinginan masyarakat Indonesia adalah membangun Indonesia yang bermartabat. “Martabat memiliki 3 ketinggian, ketinggian keimanan, ketinggian ilmu, dan ketinggian kemampuan. Martabat selalu baru lengkap kalau dicapai 3 hal, yaitu berdaulat di bidang poltik, budaya, dan mandiri di bidang ekonomi,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika membuka Milad ke-25 dan Muktamar VI ICMI Tahun 2015, di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 12 Desember 2015.

Wapres menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang sangat tinggi. Menurutnya, tidak ada di negara manapun tingkat kemajemukannya digagas dengan baik seperti bangsa Indonesia, baik dari segi politik, sosial, maupun budaya. Wapres mengungkapkan, Indonesia memiliki tingkat keamanan dan toleransi yang baik. Hal ini membuat Indonesia menjadi referensi bagi negara lain yang ingin belajar tentang toleransi. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk mensyukuri hal tersebut. “Kadang-kadang tidak kita sadari begitu toleran kita, dan tolerasi yang baik itu dan tentu menjadi bagian daripa kesatuan negeri ini. Setiap kita mengkampanyekan negeri yang indah ini yang selalu menonjol pertama Bali yang sebagian besar Hindu, kemudian Borobudur yang sebagiannya Budha,” ujar Wapres.

Namun dalam bidang ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan. Wapres menyinggung kondisi Indonesia yang disebut sebagai negara yang paling timpang ekonominya. Untuk itu Wapres mengimbau untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama-sama. “Sebagai pemimpin bangsa tentu saya ingin menyampaikan suatu perasaan tanggung jawab kenapa ini terjadi dan tentu bukan minta maaf tetapi berjanji bekerja sebaik-baiknya memperbaiki kondisi secara bersama-sama oleh kita,” jelas Wapres.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, kata Wapres, ICMI berkomitmen mencapai cita-citanya dalam membangun Indonesia yang bermartabat, karena masing-masing memiliki semangat yang sama. “Kita mempunyai prinsip-prinsip yang sama yaitu meningkatkan semangat keislaman, keimanan untuk mencapai cita-cita kebangsaan kita,” ujar Wapres.

Selanjutnya Wapres menceritakan bagaimana awalnya ICMI terbentuk. Berdirinya ICMI tak lepas dari keinginan mahasiswa pada saat itu yang ingin menyatukan tokoh-tokoh intelektual Islam dalam menghadapi tantangan bangsa. “Karena itulah maka para mahasiswa pada dasarnya yang memberikan inspirasi pendirian daripada ICMI ini,” ungkap Wapres.

Lebih jauh Wapres menjelaskan alasan menggunakan nama cendikiawan untuk organisasi tersebut. Menurut Wapres, cendikiawan lebih tinggi daripada sarjana, padahal tidak semua sarjana sebenarnya cendikiawan dan tidak semua cendikiawan itu sarjana. “Artinya ini lebih tinggi dan lebih luas karena itulah gelar tidak dibutuhkan tetapi bobotlah yang dibutuhkan, pikiran yang dibutuhkan dan semangat yang dibutuhkan untuk mempersatukan kita semua disini,” jelas Wapres.

Semangat tersebut, lanjut Wapres, membawa pada pemikiran Islam yang moderat, sebagaimana yang sering digagas oleh seorang cendikiawan Muslim Indonesia. “Kita menggali pikiran-pikiran yang moderat yang selalu disampaikan oleh salah satunya Nurcholis Madjid yang menggambarkan perlunya kita semua memahami hal-hal tersebut,” tutur tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Wapres mengapresiasi langkah ICMI untuk memperbaiki pendidikan di desa. Walaupun ICMI merupakan lingkungan menengah, namun peran ke bawah harus ditingkatkan. Wapres berharap ada pendidikan untuk mengelola dana masyarakat, mengingat pemerintah pemerintah telah mengalirkan dana yang cukup besar ke desa-desa. “Pada hari ini bukan mengumpulkan dana dari bawah tetapi yang perlu adalah mendidik masyarakat bagaimana mempergunakan dana yang telah dipersiapkan oleh pemerintah yang begitu besar,” tutur Wapres.

Oleh karena itu Wapres mengimbau agar semua elemen masyarakat baik dari kalangan ilmuwan, mahasiswa, politisi, pengusaha, maupun birokrat untuk bersama-sama memajukan bangsa. “Pada tantangan awal bagaimana meningkatkan keislaman baik dikalangan politisi, birokrat, ilmuwawan, dan sekarang agar mencapai kesejahteraan yang lebih baik kepada kita semuanya,” harap Wapres.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi dan Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi.
*****