Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla sore ini bertolak ke Makassar untuk melakukan kunjungan kerja, dalam rangka menghadiri silaturahim Trimatra Universitas Islam Makassar (UIM), Jum’at (21/12).

Menggunakan Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737- 500 TNI AU, Wapres beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada pukul 16.00 WIB atau 17.00 WITA, dan diperkirakan tiba di Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin Makassar sekitar pukul 19.20 WITA.

Setibanya di Makassar, Wapres berserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla disambut oleh Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah beserta Ibu Liestiaty F. Nurdin dan segenap Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Tidak lama di bandara, Wapres kemudian menuju kediaman pribadi di Jl. Haji Bau No. 16, Makassar untuk istirahat.

Di Makassar, keesokan harinya Wapres diagendakan untuk menghadiri acara Silaturahim Trimatra UIM yaitu Civitas Academica UIM, Yayasan Perguruan Tinggi Al-Ghazali, dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama.

Selain itu, Wapres juga dijadwalkan meresmikan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik UIM dan melakukan Peletakan Batu Pertama (Ground Breaking) serta menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya pembangunan Infrastrusktur UIM di Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 9 No. 29, Tamalanrea Indah, Tamalanrea, Kota Makassar.

Sebelumnya, Wapres sempat menerima Tim Rektorat UIM di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (17/12).

Kepada Tim Rektorat UIM, Wapres berpesan agar selalu fokus menjaga kualitas perguruan tinggi, bukan hanya dari segi jumlah mahasiswanya melainkan juga mutu SDM serta sarana dan prasarananya.

“Sekarang ini kita cenderung meminta Kementerian Pendidikan (Menristek Dikti) agar universitas negeri jangan terlalu banyak menerima mahasiswa, agar dapat lebih menjaga kualitasnya, “ujarnya.

Selain itu, Wapres juga meminta agar kampus di masa mendatang harus memiliki tampilan modern, tidak lagi mengacu pada adat-adat suatu daerah tertentu, yang justru menandakan kampus zaman dulu, dan berarti kembali ke belakang.

“Kampus itu harus mencerminkan pandangan ke depan, tidak lagi ke belakang,” pungkasnya.

Turut serta dalam rombongan pesawat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof Mohamad Nasir, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Tim Ahli Wapres Iskandar Mandji. (RN/SY – KIP Setwapres).