Jakarta, wapresri.go.id – Dengan memiliki banyak gunung berapi aktif dan dikelilingi oleh daerah tektonik, Indonesia harus mengembangkan budaya sadar bencana. Budaya ini diyakini jauh lebih efektif menekan dampak bencana dibanding teknologi peringatan dini bencana tercanggih sekalipun.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan hal ini saat menerima Rektor Universitas Andalas Prof. Tafdil Husni dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (1/2).


“Masyarakat (harus) belajar dari masa lalu agar ke depan tidak ada lagi korban. Setidaknya, jumlahnya tidak sebanyak dulu,” ujar Wapres.

Ia kemudian mencontohkan, pada saat tsunami Aceh, warga Simeulue lebih sedikit yang menjadi korban daripada warga di Banda Aceh.

“(Ini karena) masyarakat di Simeulue tersebut sudah terbiasa dan paham dengan pengetahuan bahwa jika ada gempa, mereka bergegas berlari menjauhi dataran rendah. Sementara di Banda Aceh tidak. Itulah mengapa jumlah korban di Banda Aceh jauh lebih banyak ketimbang di Simeuleu,” kata Wapres.

Penghargaan di Bidang Penanggulangan Bencana untuk JK

Pada pertemuan itu, Tafdil dan Irwan yang hadir bersama Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Harkunti Rahayu Pratiwi mengundang Wapres untuk membuka secara resmi Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Kebencanaan Nasional ke-5 di Padang, Sumatra Barat awal Mei yang akan datang.

Pada acara tersebut, Tafdil mengatakan, akan diserahkan pula penghargaan life time achievement di bidang penanggulangan bencana alam kepada Wapres.


“Peran Pak Wapres dalam menanggulangi tsunami di Aceh, gempa di Sumbar dan Yogyakarta membuat Anda tokoh kuat yang layak untuk menerima gelar ini,” kata Harkunti.

Selain itu, Tafdil juga melaporkan tentang rencana pembangunan taman edukasi bencana di pantai Padang dalam waktu dekat. Taman ini, lanjutnya, akan menjadi sarana yang baik bagi masyarakat untuk mengetahui informasi mengenai bencana dan cara menanggulanginya.

Hadir mendampingi Wapres pada pertemuan itu Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Wapres bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, dan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (DM/FM, KIP Setwapres)