Jakarta, wapresri.go.id – Indonesia pernah menjadi negara pengekspor gula pada tahun 1930-an, namun kini perkebunan tebu di Indonesia belum menunjukan produktivitas yang tinggi, bahkan Indonesia masih melakukan impor gula untuk pemenuhan kebutuhan gula untuk industri. Oleh karena itu, dibutuhkan formulasi tepat untuk revitalisasi industri gula di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani tebu.
“Saya berharap melalui Munas ini, ada rumusan strategis yang dapat dilaksanakan untuk perbaikan nasib petani dan kemajuan industri gula Indonesia,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri Musyawarah Nasional V Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) secara virtual, Selasa (22/02/2022).
Meskipun lahan perkebunan tebu di Indonesia cukup luas, namun Wapres menilai hasil perkebunan tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan industri gula.
Wapres mengungkapkan, hal ini disebabkan oleh masalah produktivitas perkebunan tebu (on farm) dan pasca panen (off farm).
“Untuk memperbaiki on farm, kita membutuhkan bibit yang unggul, sehingga kualitas dan produksi tebu pun meningkat,” tutur Wapres.
“Dari sisi off farm perlu ada penambahan dan peremajaan pabrik gula,” sambungnya.
Selain kedua masalah tersebut, Wapres mencermati, tata kelola dan iklim juga menjadi faktor penentu industri gula tanah air.
“Ada pula aspek lain seperti tata kelola dan iklim usaha yang sangat menentukan keberhasilan industri gula Indonesia,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Wapres menekankan kembali bahwa komitmen pemerintah dalam program revitalisasi industri gula tidak pernah surut.
“Kita ingin mandiri dalam pasokan gula, termasuk mendongkrak kesejahteraan petani tebu yang telah berperan di dalamnya,” tegasnya.
Wapres pun meminta pengurus APTRI terus bersinergi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya memajukan kembali industri gula.
“Kepada pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia agar terus bersinergi dengan pelaku usaha dan pemerintah, termasuk jajaran pengurus yang akan terpilih dalam Munas nanti,” pintanya.
Di akhir sambutannya, Wapres meresmikan Musyawarah Nasional V APTRI sekaligus memberikan semangat kepada para peserta yang hadir untuk mengembalikan kejayaan produktivitas gula.
“Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Nasional ke-5 Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia secara resmi saya nyatakan dibuka. Semoga Allah SWT memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan. Industri gula berjaya, petani tebu sejahtera!,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menyampaikan beberapa harapannya kepada pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Indonesia. Upaya tersebut di antaranya bagaimana menaikkan Harga Pokok Penjualan (HPP) gula petani, peran koperasi untuk menyalurkan kredit usaha rakyat untuk petani tebu, program dan fasilitas dari pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tebu, serta bagaimana meningkatkan kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.
“Insya Allah seluruh permasalahan akan dapat kita selesaikan dengan arif dan bijaksana. Tetapi semata-mata demi kemitraan kita dengan seluruh jajaran pabrik gula dan terutama yang kami harapkan adalah bimbingan dari pemerintah dan Bapak Menteri yang hadir hari ini. Dengan demikian swasembada bukanlah hal yang mustahil,” terangnya.
“Semoga Munas V ini dapat memberikan perbaikan yang menyeluruh bagi petani tebu dan Industri Pergulaan Nasional,” sambungnya.
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sekjen APTRI M. Nur Khabsyin serta pengurus dan anggota APTRI.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Ahli Wapres Iggi Haruman Achsien, dan Sekretaris Pribadi Wapres Sholahudin Al Aiyub. (NAR/SK-BPMI Setwapres)