Jakarta, wapresri.go.id — Sebagai upaya pencegahan terhadap bahaya judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) ilegal di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baiturrahman Setwapres dan Biro Tata Usaha, Informasi, dan Kepegawaian (TUTIK) menggelar seminar bertajuk “Kelola Uang dengan Berkah, Bye-Bye Pinjol dan Judi Online” pada Senin (22/07/2024) di auditorium Setwapres dengan menghadirkan Ahli Ekonomi dan Keuangan Syariah ternama di Tanah Air Adiwarman Azwar Karim sebagai pembicaranya.

Mengawali paparan pagi tadi, Adiwarman menyebutkan bahwa rezeki manusia merupakan salah satu perihal yang telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebelum manusia tersebut lahir. Oleh sebab itu, tidak selayaknya manusia menghawatirkan kecukupan rezekinya, bahkan sampai harus mengais dari sumber-sumber yang dilarang agama, seperti judi.

“Rezeki itu sudah ditakar, enggak bakal tertukar. Jalani saja hidup dengan baik-baik,” ujarnya mengimbau hadirin agar tidak terjerat aktivitas ilegal.

Sebab katanya, judi merupakan kegiatan yang mampu menghilangkan rasa cukup dan rasa puas seseorang. Di samping itu, judi juga sejatinya tidak dapat membuat seseorang menjadi kaya raya. Oleh karena itu, yang sepatutnya diharapkan adalah hidup yang berkah, bukan hidup bergelimang harta.

“Jadi enggak usah ikut-ikutan judi. Hidup itu yang penting bukan kaya raya, yang penting itu hidup berkah,” ucapnya.

Adapun yang dimaksud dengan hidup berkah yakni apabila seseorang melakukan amal saleh, timbul rasa bahagia, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Tidak hanya itu, amal tersebut juga akan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Lebih jauh, Pakar Ekonomi Syariah itu menuturkan bahwa kesusahan dalam hidup bukan alasan seseorang untuk terlibat aktivitas ilegal. Sebab, tertimpa kesulitan adalah hal yang wajar, yang bisa dialami oleh siapa pun tanpa pandang bulu.

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Dan Allah akan terus-menerus memberikan cobaan pada kalian dalam hal jasad kalian, keluarga kalian, dan harta kalian. Sampai-sampai ketika kalian kembali kepada Allah, kalian tidak berdosa sedikit pun,’” jelasnya.

Namun begitu, Allah tidak akan memberikan kesulitan di luar kemampuan hamba-Nya. Dan lebih dari itu, setiap Allah memberikan kesulitan, pasti selalu disertai dengan kemudahan.

Terkait dengan judi online, Adiwarman menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah tipuan semata yang telah dirangkai sedemikian rupa sehingga membuat pemainnya kecanduan dan tidak bisa terlepas dari kegiatan tercela tersebut.

“Kalau aja ente tahu, itu bohong-bohongan semua, sudah disetel,” sebutnya

Padahal, seperti dikatakan sebelumnya, rezeki manusia sudah ditentukan oleh Allah. Dan harta, bukan satu-satunya bentuk rezeki yang diberikan oleh Allah. Bahkan dalam Ilmu Tasawuf disebutkan, harta sebenarnya merupakan bentuk rezeki yang paling rendah.

“Dalam Ilmu Tasawuf, harta adalah rezeki yang paling rendah. Jadi kalau punya di deposito, di tabungan, kalau enggak dipakai ya belum jadi rezeki. Kalau sudah dipakai, buat bayar listrik, bayar keperluan anak, beli ini, beli itu, itu baru rezeki,” terangnya.

Adapun rezeki yang paling tinggi adalah kesehatan, yang paling utama adalah anak saleh dan salehah, serta rezeki yang paling patut disyukuri adalah husnul khatimah (akhir yang baik).

“Kita harus selalu mensyukuri karena rezeki Allah itu tidak sekadar berupa uang, tapi rezeki Allah itu berupa berbagai macam,” pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W. S. menuturkan bahwa dewasa ini praktik judol dan pinjol ilegal begitu masif terjadi di tengah-tengah masyarakat. Lebih dari itu, kegiatan-kegiatan ilegal tersebut juga menjadi salah satu pemicu terjadinya tindakan kriminal.

“Akhir-akhir ini praktik judi online dan masalah lilitan pinjaman online tengah menjadi wabah sosial“ katanya.

Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan pemain judi online terbanyak.

“Menurut laporan dari PPATK, transaksi judi online di dalam negeri selama periode 2023 tercatat pada angka 168 juta transaksi, dengan total pengeluaran uang mencapai Rp. 327 Triliun,” paparnya.

Selain Deputi Bidang Administrasi, hadir pula pada kesempatan ini Ketua Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Setwapres Vina Erani Yustika beserta jajaran pengurus, Ketua DKM Baiturrahman Setwapres beserta jajaran pengurus, para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama beserta para pegawai di lingkungan Setwapres dan Kementerian Sekretariat Negara, serta Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). (HB/RJP – Setwapres)