Jakarta-wapresri.go.id  Di tengah beragam kejadian tak terduga yang terjadi di dunia dalam beberapa waktu terakhir, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla optimis, dengan potensi yang dimiliki, Indonesia akan tetap berkembang dengan baik.  Hal ini diungkapkan Wapres ketika menerima Vice President for the East Asia and Pacific World Bank, Victoria Kwakwa, pada Rabu (16/11/2016), di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara.

Ditetapkan sebagai penentu strategi Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik pada 15 April lalu, Victoria Kwakwa ingin mengenal Indonesia lebih jauh dengan menanyakan pandangan Wakil Presiden atas perkembangan Indonesia di sejumlah bidang. Salah satunya di bidang pendidikan yang mendapatkan alokasi dana sebesar 20% dari APBN.

Wakil Presiden mengungkapkan, Pemerintah Indonesia telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengalokasikan dana pendidikan sesuai dengan ketentuan. Namun, penerapan tersebut masih terkandala dengan berbagai kebijakan terkait subsidi harga bahan bakar, pembayaran utang piutang, pemberian dana kepada pemerintah daerah, dan beragam kebutuhan lainnya, sehingga belum optimal. Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Indonesia tengah berusaha mengalihkan alokasi subsidi bahan bakar, misalnya, untuk pembangunan di bidang pendidikan dan prioritas lain, seperti kesehatan dan pembangunan infrastruktur.

“Kita coba kembangkan infrastruktur dan teknologi untuk menunjang pembangunan. Tentu kita memerlukan lebih banyak investasi, lebih banyak pemasukan. Kita optimis, makro ekonomi kita dapat berkembang dengan baik karena kita memiliki kekuatan internal yang baik,” ujar Wapres.

Lebih jauh, Wapres menjelaskan, kekuatan internal Indonesia bersumber dari potensi pasar yang luas, yakni berada di wilayah ASEAN dan memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, sekitar 250 juta penduduk. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi konsumen dari produksi dalam negeri.

Menanggapi penjelasan Wapres, Kwakwa mengungkapkan kekagumannya terhadap otimisme kekuatan internal Indonesia. Menurutnya, kekuatan internal untuk membangun makro ekonomi ini dapat menjadi pertahanan Indonesia dalam menghadapi gonjang-ganjing perekonomian dunia.

“Besok pagi kami akan bertemu dengan Ibu Sri Mulyani untuk membicarakan bantuan dalam bentuk apa yang dapat kami berikan guna membantu kebijakan ekonomi Anda,” sambung Kwakwa.

Wakil Presiden juga menyebutkan bahwa salah satu kebijakan yang Pemerintah Indonesia tempuh untuk mengefisiensikan dana negara adalah mereformasi sumber daya manusia.

“Kami menggiatkan reformasi birokrasi di sektor pemerintahan dan moratorium pegawai negeri sipil dalam kurun waktu 5 tahun. Kami juga berusaha untuk tidak membentuk provinsi baru (pemekaran wilayah), tetapi mengoptimalkan yang telah ada untuk pembangunan yang lebih baik,” jelas Wapres.

Selain kebijakan ekonomi dan publik, Kwakwa juga menanyakan tentang perkembangan Indonesia di bidang pariwisata.

“Untuk memajukan pariwisata, kami melakukan revitalisasi, rebranding, optimalisasi potensi-potensi wisata yang kami miliki,” jelas Wapres.

Wapres menilai, pembangunan infrastruktur untuk akses dan peningkatan daya tarik lokasi wisata dengan menciptakan kenyamanan yang sesuai dengan selera turis merupakan kunci untuk mengoptimalkan potensi pariwisata Indonesia.

“Terutama untuk pelayanan dengan hati. Kami rasa, hospitality dari hati, seperti yang disuguhkan oleh penduduk Bali, menjadi magnet untuk menarik para turis. Ini yang ingin kami bangun,” tegas Wapres.

Sementara di bidang kesehatan, Kwakwa menanyakan kebijakan Pemerintah Indonesia dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk yang memiliki tingkat kesehatan, termasuk juga air dan sanitasi, di bawah rata-rata.

Terkait hal tersebut, Wapres mengungkapkan, Indonesia terus berupaya untuk mengedukasi penduduk Indonesia tentang pentingnya hidup sehat, salah satunya dengan gerakan kesehatan (healthy movement) yang baru saja diresmikan di Yogyakarta. Dalam program kesehatan tersebut, pemerintah juga menentukan sejumlah target perbaikan sarana kesehatan.

“Saya rasa koordinasi berperan penting disini,” Kwakwa menyimpulkan.

“Bukan hanya koordinasi, tapi juga pendampingan, pemberian ilmu pengetahuan,” imbuh Wapres.

Wapres menjelaskan bahwa beragam sarana kesehatan tidak akan membantu banyak apabila warga tidak memiliki kesadaran dan pengetahuan untuk memanfaatkannya dengan baik.

Menutup pertemuan, Victoria Kwakwa menyampaikan harapan untuk dapat menjalin kerja sama lebih lanjut dengan Pemerintah Indonesia.

Hadir mendampingi Kwakwa Country Director for Indonesia Rodrigo Chaves, Adviser Maria Rocio Castro, Practice Manager Ndiame Diop, Program Leader Taimur Samad, Country Manager Azam Khan, dan Operations Officer Stesianasari.

Sementara itu, Wakil Presiden didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur, dan Kemaritiman Tirta Hidayat, dan Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi. (KIP, Setwapres)