Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai umat Islam harus memegang tiga prinsip dalam kehidupannya, yaitu aqidah atau keimanan, kemudian ibadah, dan muamalah. Ketiga hal tersebut harus seimbang dalam menjalankannya.

Demikian pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan ceramah Kajian Dzuhur, bertajuk “Memakmurkan Masjid, Memberdayakan Umat” di Masjid Baitul Ihsan, Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (8/8).

Lebih lanjut Wapres memaparkan ketiga prinsip dalam Islam tersebut, yang telah mengalami perkembangan baik dalam keberagamaan di Indonesia secara rinci disertai dengan contoh-contohnya.

“Kita semua, keimanan kita itu tinggi, ibadah juga, mau shalat, dimanapun ada masjid, di mall pun baru ramai kalau ada masjidnya, di hotel-hotel sudah terpasang arah shalat,” paparnya.

Dalam ceramahnya tersebut, Wapres juga menyinggung tentang lemahnya muamalah dalam hal ekonomi meskipun muamalah lain perkembangannya sudah cukup baik. Padahal, kata Wapres, memakmurkan umat berarti meningkatkan ibadah. Oleh karena itu Pemerintah membuat kebijakan subsidi KUR sebesar 10,5% dan menetapkan suku bunga 7% kepada UMKM.

“Sering saya gambarkan secara sederhana. Kalau ada 100 orang kaya, paling tidak ada 10 orang yang Islam, tapi kalau ada 100 orang miskin, paling tidak 90 persen itu adalah orang Islam,” tuturnya.

Artinya, terang Wapres, perlu pemerataan dan upaya, sehingga kita semua, termasuk karyawan atau staf Bank Indonesia, dapat mengejar ketertinggalan dalam hal ekonomi tersebut.

“Sekarang bagaimana kita membuat suatu sistem yang adil, sehingga semuanya naik, itu tidak minta turun yang tinggi, tetapi kita usahakan naik. Saya bertanggung jawab juga sebagai Wakil Presiden,” terangnya.

Diakuinya bahwa pada tahun 80-an pembahasan tentang bank syariah, ekonomi syariah, lebih lambat dibandingkan dengan Malaysia. Karena konsep itu pernah ditolaknya, termasuk Bank Indonesia.

“Kita selalu telat membahas itu. Tapi yang terpenting ialah karena itu muamalah, maka itu dilakukan dengan bijak, karena muamalah itu sederhana, muamalah juga memiliki dua (unsur hukum dalam Islam) yaitu haram atau halal,” ujarnya.

Masih dalam ceramahnya Wapres mengajak peran serta Bank Indonesia menjadikan masjid sebagai sentral muamalah ekonomi.

“Masjid-masjid yang telah ada jangan buta perbankan. Selain membina keimanan umat, masjid dapat melakukan ekonomi berjamaah,” pesannya.

Sebagai moderator pada kajian siang ini adalah Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Beliau menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan keimanan pegawai dan mendukung perekonomian syariah Bangsa, Bank Indonesia memiliki program Bank Indonesia Religi dan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah yang dikepalai oleh M. Anwar Bashori.

Hadir mendampingi Wapres pada pertemuan tersebut diantaranya Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud (RMS/RN, KIP-Setwapres).