Jakarta-wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meresmikan pembukaan Indonesia Natural Product Expo (INPE) 2017 pada Jumat (12/5) di Jakarta Convention Center. Dalam kesempatan tersebut Wapres menyatakan bahwa Indonesia harus mengikuti tren dunia untuk kembali kepada alam. ”Dunia memang banyak berubah, dunia tentu ingin kembali ke alam, back to nature, karena itu merupakan suatu upaya bersama mudah-mudahan berhasil,” tandas Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa penyelengaraan INPE akan dapat membantu produsen dalam melakukan promosi dan membuka pasar yang lebih luas. “Karena itulah dalam pameran ini yang bersamaan juga dengan pameran-pameran yang lain, apakah pameran wisata, pertanian dan sebagainya, diharapkan dapat mendukung kegiatan-kegiatan ekonomi dibidangnya. Hanya dengan pemasaran yang baik, mutu yang baik, dan tentu dengan harga yang kompetitif, yang akan mendapat tempat di masyarakat,” ungkap Wapres.

Walaupun, lanjut Wapres, keberadaan jamu masih dipandang sebelah mata karena adanya anggapan bahwa jamu hanya dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah. “Jamu masih perlu image-nya ditingkatkan, masih dianggap itu dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah, belum banyak dikenal, tetapi sudah mulai, kita juga mengenal obat-obatan yang berherbal, seperti tolak angin contohnya yang telah mendunia, telah maju, “ ujar Wapres

Wapres mencontohkan negara yang telah berhasil memperkenalkan produk herbalnya seperti Korea dengan ginsengnya yang telah mendunia.” Banyak negara telah maju karena itu, sejak dulu. Ginseng misalnya, bagaimana Korea telah menjadikannya ginseng itu dari segala macam produk. Apakah itu minuman, segala macam. Dan produk itu telah menjadikan ekonomi Korea tentunya, sebagaimana China dengan produk-produk herbalnya yang juga sangat baik”, ungkap Wapres.

Pada kesempatan tersebut Wapres juga mengapresiasi langkah BPOM dalam memperkenalkan jamu sebagai produk alam kepada masyarakat dunia. “Hari ini kita berbicara tentang Indonesia Natural Product , khususnya untuk pengobatan ataupun kebutuhan yang lainnya yang berasal dari produk alamiah, bukan produk kimia. Memang kecenderungan ini telah menjadi bagian daripada upaya dunia secara bersama-sama kita,” ujar Wapres.

Sebelumnya, Kepala Badan POM, Peny Kusumastuti Lukito dalam laporannya menyatakan, acara yang bertajuk “Indonesian Culture Heritage Health and Beauty for the World” yang dikemas dalam bentuk pameran ini, diikuti oleh perusahaan berbasis bahan alam baik, dalam bentuk obat tradisional, pangan dan kosmetik, bertujuan mendukung gerakan nasional peduli obat dan pangan aman. Pameran ini akan berlangsung selama 5 hari, mulai 11-14 Mei 2017 mendatang.

Lebih lanjut Peny mengatakan bahwa Badan POM berupaya menciptakan iklim yang kondusif untuk mengembangkan obat bahan alam terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurutnya sebanyak 9.600 tanaman obat telah teridentifikasi, namun baru sekitar 4.410 simplisia sebagai bahan baku obat tradisional yang telah terdaftar di Badan POM. “Salah satu keberpihakan Badan POM terhadap pelaku UMKM yaitu dengan menyediakan fasilitas pasar jamu kepada pelaku UMKM yang memiliki kendala keterbatasan finansial dan akses pasar namun memiliki tingkat kepatuhan tinggi terghadap regulasi,” jelas Peny.

Obat dari bahan alam selain sebagai warisan budaya bangsa juga merupakan salah satu alternatif obat yang cukup strategis dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Integrasi produk obat bahan alam ke dalam pelayanan kesehatan diharapkan dapat memperluas jangkauan pelayanan, bahkan diharapkan menekan biaya yang dikeluarkan

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, serta Para pejabat dilingkungan Badan POM (KIP, Setwapres)