Jakarta, wapresri.go.id – Pembangunan infrastruktur dalam negeri membutuhkan lulusan yang siap berkontribusi di lapangan. Untuk itu, diperlukan dosen-dosen yang profesional untuk menciptakan lulusan siap kerja.

“Cari dosen, atau orang-orang yang bekerja di lapangan langsung dan ahli di bidangnya. Karena saat ini profesional dapat bekerja di kampus-kampus, sesuai aturan Menristekdikti. Orang yang di lapangan, langsung paham kondisi di lapangan dan penyelesaian masalahnya, serta menguasai peralatan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Muhammad Anshar di Kantor Wakil Presiden, Jln. Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Lebih jauh Wapres mendorong pihak kampus PNUP agar mengarahkan lulusannya untuk bekerja atau magang di proyek-proyek infrastruktur besar di daerah Sulawesi, sehingga mereka dapat berkontribusi langsung dalam proyek infrastruktur dalam negeri.

Selain itu, Wapres menambahkan, kampus dapat bekerja sama dengan pihak industri agar mahasiwanya dapat melakukan praktek kerja seperti memperbaiki mesin-mesin bekas kontraktor di Makassar.

“Saat ini, yang terpenting adalah vokasi, agar lulusan siap kerja di industri,” ucapnya.

Sebelumnya Anshar menyampaikan bahwa lulusan politeknik PNUP termasuk yang diminati tidak hanya oleh industri tanah air, tapi juga industri luar negeri.

“Lulusan politeknik sendiri diminati oleh industri, seperti tahun lalu terdapat 16 orang lulusan telah diterima di Taiwan menjadi pekerja di sana, bahkan pihak kampus telah bekerja sama dengan Forum Human Capital Indonesia agar terjadi jalinan kerja sama yang baik antara kampus dengan industri,” ungkapnya.

Progres Pembangunan PNUP

Dalam kesempatan itu, Anshar juga melaporkan kelanjutan pembangunan PNUP di Maros yang saat ini mandek akibat terkendala pendanaan.

“Setelah 30 tahun berdiri, perkembangan kampus baru sekitar 3 Hektar (Ha) sehingga masih ada 29 Ha yang belum terbangun. Gedung yang mangkrak yaitu Teknik Kimia, Teknik Mesin dan Teknik Sipil,” jelas Anshar yang baru dilantik 26 Oktober lalu menggantikan Hamzah Yusuf Direktur PNUP periode sebelumnya.

Anshar memaparkan, saat ini PNUP memiliki 4000 mahasiswa yang tercatat dari enam jurusan yakni Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Akuntansi dan Administrasi Niaga, dengan jumlah dosen sebanyak 268 orang.

“Tiap tahun tercatat 8000 siswa mendaftarkan diri di politeknik ini, namun kami hanya dapat menerima 1000 orang saja akibat minimnya sarana gedung dan penunjang lainnya seperti laboratorium. Selain itu belum terdapat rumah susun atau asrama bagi mahasiswa politeknik,” kata Anshar.

Anshar menyayangkan, meskipun PNUP terdapat di dua daerah yaitu Makassar dan Maros, namun dengan terbatasnya gedung dan sarana seperti ruang kelas dan ruang laboratorium, maka pihak kampus tidak bisa mengoptimalkan penerimaan mahasiswa baru.

Selain itu, laboratorium yang telah berusia 8 tahun saat ini peralatannya belum diremajakan sejak dibangun. Namun dengan kondisi yang terbatas, Anshar melaporkan bahwa lulusan PNUP ini tetap diminati oleh industri.

Menanggapi laporan tersebut, Wapres menyatakan akan menelaah kembali kendala di PNUP. Wapres pun meminta agar pihak kampus membicarakan juga dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Mengenai jalan keluar pembangunan sarana dan prasarana kampus yang belum maksimal, Wapres meminta agar kampus dapat mengirimkan proposal pengajuan kerja sama kepada instansi terkait seperti Kemenristekdikti dan Kementerian terkait lainnya. Untuk hal ini, Anshar menjelaskan bahwa pihaknya telah dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat pembangunan dua gedung di Maros.

Sebagai gambaran, Politeknik Negeri Ujung Pandang adalah sebuah perguruan tinggi negeri vokasi yang terdapat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebelumnya perguruan tinggi ini merupakan bagian dari Universitas Hasanuddin (Unhas) sehingga bernama Poiteknik Universitas Hasanuddin yang didirikan pada tahun 1987. Pada tahun akademik 1996/1997, Politeknik Unhas memisahkan diri dari Universitas Hasanuddin dan berdiri sendiri serta berganti nama menjadi Politeknik Negeri Ujung Pandang.

PNUP memiliki 2 buah kampus, yaitu Kampus I Tamalanrea dan Kampus II BTP. Kampus I terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, sedangkan Kampus II terletak di Jl. Tamalanrea Raya (BTP). Pada saat ini, Kampus II PNUP masih dalam tahap proses pembangunan, khususnya pada gedung Jurusan Akuntansi, Jurusan Administrasi Niaga/Bisnis dan Jurusan Teknik Elektro telah difungsikan sebagai tempat perkuliahan mulai tahun 2014.

Hadir bersama Muhammad Anshar, Koordinator PDD Bone Pirman, Pembantu Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan Lidemar Halide, Ketua Komisi B Senat Politeknik Basyar Bustan, Anggota Senat Komisi B M. Taufan dan Satuan Pengawas Intern PNUP.

Sementara, Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar. (GSH/SK – KIP, Setwapres)