Jakarta, wapresri.go.id – Sistem demokrasi sering digaungkan Amerika Serikat (AS) untuk diimplementasikan di negara-negara berkembang, seperti Afghanistan dan Myanmar. Namun seyogyanya pendekatan yang dilakukan untuk mencapai demokrasi tersebut dengan perdamaian bukan dengan peperangan.

“Kami mendukung sistem demokrasi diimplementasikan di Afghanistan dan Myanmar, tapi dengan perdamaian bukan dengan peperangan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima delegasi US House Democracy Partnership (HDP) di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara, Rabu (31/7/2019).

Lebih jauh Wapres mengungkapkan, sistem demokrasi di Indonesia telah diperjuangkan pada dua kali periode, yaitu pada masa Orde Lama sekitar tahun 1965-1966, ketika Presiden Soekarno berkuasa, dan era reformasi tahun 1998, setelah Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun. Pasca reformasi tersebut, Pemilu Presiden dan Wapres pun dilakukan secara langsung, yakni tahun 2004, 2009, dan 2014. Bahkan April tahun ini, bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilu secara serentak, tidak hanya Presiden dan Wapres, tetapi juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah. Pelantikan bagi mereka yang terpilih akan dilakukan di bulan Oktober yang akan datang.

“Perbedaan pendapat dalam demokrasi merupakan hal yang wajar. Semua pihak saat ini sudah melangkah maju,” urainya.

Namun, Wapres menekankan bahwa tujuan Indonesia adalah bukan demokrasi, melainkan kesejahteraan bangsa sebagaimana tertuang dalam konstitusi.

“Demokrasi adalah alat atau sistem untuk mencapai kesejahteraan bangsa tersebut,” lanjutnya.

Untuk itu, Wapres berharap kesejahteraan ini dapat dicapai salah satunya dengan melakukan kerjasama di bidang ekonomi. Patut diketahui, perekonomian Indonesia saat ini stabil dimana pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 mencapai 5,4%.

Wapres menyatakan, tahun 2019 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia dan AS, karena di tahun ini kedua negara memperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Ia pun menyampaikan apresiasi atas hubungan bilateral RI-AS yang berjalan baik.

Menurut Wapres, iklim investasi di Indonesia menyediakan banyak peluang. Untuk itu, kerjasama perlu ditingkatkan terutama di bidang ekonomi dan perdagangan, khususnya ekspor dan impor.

“Kami sangat mendukung investasi yang baik di Inonesia, dan berharap kedua negara saling mendapatkan keuntungan,” sambut Ketua US HDP David Price.

Price juga berharap kunjungan delegasi yang dipimpinnya kali ini dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah dan juga anggota DPR di Indonesia.

Sebagai informasi, US HDP adalah komisi bipartisan, yang beranggotakan dua puluh anggota DPR AS yang bekerja langsung dengan negara-negara mitra di seluruh dunia untuk mendukung pengembangan lembaga legislatif yang efektif, independen, dan responsif.

Terkait kemitraan dalam memajukan demokrasi yang didukung US HDP, Wapres juga menyampaikan apresiasi, karena Indonesia juga belajar dari AS.

“Jika sebelumnya fungsi Eksekutif lebih menonjol, maka saat ini terdapat perimbangan antara Eksekutif dan Legislatif,” ujarnya.

Dalam pertemuan ini juga disinggung isu terkait kunjungan pimpinan Kantor Politik Emirat Islam Afghanistan (EIA) ke Indonesia. Wapres menjelaskan, kunjungan mereka berhubungan dengan rencana Pemerintah Indonesia menyelenggarakan Konferensi Trilateral Ulama II dan Konferensi mengenai Wanita. Penyelenggaraan konferensi ini menyusul kesuksesan Konferensi Ulama Afghanistan- Indonesia-Pakistan tahun lalu.

Selain itu, lanjutnya, tujuan diundangnya pimpinan EIA ke Indonesia untuk menunjukkan wajah Islam di Indonesia yang moderat dan damai.

“Saya mengatakan kepada mereka, jika negara anda damai, maka ajaran Islam juga bisa diimplementasikan dengan penuh kedamaian. Dan wanita muslim juga dapat memainkan peranannya, baik dalam pendidikan maupun aktivitas lainnya,” ucap Wapres.

Wapres menambahkan, Indonesia sangat mendukung peranan perempuan, tidak hanya di bidang pendidikan tetapi juga pemerintahan.

“Sembilan menteri yang duduk di kabinet saat ini adalah perempuan dan mereka sangat powerful [kuat],” pungkasnya.

Hadir bersama David Price, Dubes US untuk Indonesia Joseph R Donovan JR, Wakil Ketua HDP Vern Buchanan, dan beberapa anggota HDP Susan Davis, Gerry Conolly, Neil Dunn, dan John Rutherford.

Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Kepala Setwapres Mohamad Oemar, Tim Ahli Wapres Sofyan wanandi, Direktur Amerika I Kemenlu Zelda Wulan Kartika, dan Asisten Deputi Hubungan Luar Negeri Mohamad Siradj Parwito. (SK/MSP-KIP, Setwapres)