Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan di Kantor Wakil Presiden, Rabu, 19 Agustus 2015. Mengawali pembicaraan, Keenan yang juga menjabat sebagai Menteri Pembantu Perdana Menteri bidang Anti-Terorisme Australia menyampaikan, bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk mengeksplorasi lebih jauh kerjasama kedua negara dalam menanggulangi terorisme. “Akan sangat bermanfaat bagi kami apabila Bapak dapat berbagi pengalaman tentang apa yang terjadi di Indonesia,” ujar Keenan.
Wapres menyambut baik rencana pemerintah Australia untuk meningkatkan kerjasama, khususnya di bidang anti-terorisme. Wapres mencatat, pasca terjadinya bom bali, pemerintah Australia telah menunjukkan komitmen dalam masalah ini. “Peran aktif polisi-polisi Australia dan sistem penanggulan terorisme yang digunakan, sangat baik,” puji Wapres.
Wapres mengibaratkan isu terorisme seperti halnya isu ekonomi. Perkembangannya sangat cepat, bukan hanya menjadi masalah nasional, tetapi global. Terorisme juga sangat mudah tersebar, karena yang diiming-imingi bukan uang atau jabatan, melainkan surga.
ISIS, lanjut Wapres, tak ubahnya seperti Al-Qaidah, pengikutnya dijanjikan masuk surga apabila membunuh orang-orang yang tidak sepaham dengan golongan mereka. ISIS lebih cepat tersebar, karena didukung dengan uang, sumber daya dan teknologi informasi. ISIS muncul dan berkembang di Timur Tengah.
Namun, Wapres meyakinkan, sejarah Islam berbeda. Umat Islam di Asia lebih moderat dan dapat diajak bekerjasama. Lebih jauh Wapres mencontohkan kondisi di Indonesia. Walaupun mayoritas penduduk Indonesia umat Islam, tidak ada larangan Candi Borobudur, Candi Prambanan, atau Pulau Bali, menjadi simbol-simbol pariwisata. Selain itu, agama-agama di Indonesia mendapat perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan libur nasional keagamaan, tanpa melihat berapa banyak jumlah pemeluknya. Begitu juga halnya di pemerintahan, apapun agama yang dianut, setiap orang mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi menteri di kabinet.
Ke depan, pemerintah Indonesia berencana membangun sistem pendidikan Islam yang lebih moderat, yaitu pendidikan yang lebih tinggi dengan lebih banyak riset. “Kami ingin mengubah mindset masyarakat dunia. Kalau dulu belajar Islam di Timur Tengah, kini belajar Islam di Indonesia,” tegas Wapres.
Dalam kesempatan itu, Keenan mengajak pemerintah Indonesia untuk mendukung pertemuan terkait pendanaan gerakan-gerakan radikalisme yang akan diselenggarkan bulan November mendatang di Sydney.
Di akhir pertemuan, mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia yang kini menjabat Koordinator Anti-Terorisme Australia Greg Moriarty, menekankan kembali dukungan Indonesia sangat penting dalam menanggulangi tantangan yang dihadapi kedua negara. “Untuk itu, kami menantikan kerjasama dengan lembaga-lembaga di Indonesia, seperti Densus, Kemlu, akademisi dan juga peran serta masyarakat sipil,” ujar Moriarty. Selain Greg Moriarty, hadir mendampingi Keenan, Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson dan Sekretaris Departemen Kejaksaan Agung Chris Moraitis.(Siti Khodijah)