SN Suwisma

Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) S.N. Suwisna di Kantor Wakil Presiden, Senin 9 Maret 2015. Kedatangan Ketua Umum PHDI Pusat Suwisna untuk melaporkan berbagai persiapan dan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Perayaan Nasional Hari Raya Nyepi tahun 2015. Selain itu, PHDI juga bermaksud mengundang Presiden dan Wapres untuk dapat hadir dalam acara Perayaan Nasional Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937/ 2015 Masehi, yang akan diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 20 Maret 2015 mulai sekitar pukul 09.00 – 11.30 WIB.

Suwisna menyampaikan, bahwa penyelenggaraan perayaan hari raya nyepi kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jika perayaan sebelumnya seluruh kegiatan diselenggarakan secara terpusat di tempat dharma santi, tetapi dalam tahun ini kegiatan dharma santi atau ramah-tamah dilaksanakan di masing-masing daerah. “Penyelenggaraan Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937/2015 M akan diselenggarakan di Candi Prambanan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Jumat, tanggal 20 Maret 2015,” ucap Suwisna.

Tema perayaan kali ini adalah ‘Dalam rangka mensucikan diri dan alam semesta untuk menuju peningkatan kualitas kerja’. Selanjutnya menurut Ketua Umum PHDI, “setelah acara tersebut, akan diselenggarakan kegiatan Dharma Santi (ramah-tamah) antar umat Hindu dengan umat Hindu atau umat Hindu dengan umat lainnya yang biasanya dilakukan secara terpusat, saat ini akan dilakukan secara desentralisasi atau di masing-masing daerah,” kata Suwisna.

Hal lain yang juga dilaporkan kepada Wapres adalah berbagai kegiatan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi, yaitu meliputi “Bakti sosial, bakti lingkungan, dan upacara Melasti (pembersihan), di Bali dilakukan selama tiga hari sebelum tanggal 21 Maret 2015, karena tanggal 21 Maret 2015 adalah Hari Raya Nyepi, dan tanggal 20 Maret 2015 merupakan taur kesanga,” lanjut Suwisna.

Sementara itu Ketua Umum Panitia Penyelenggara Perayaan Nasional Mayjen TNI I Gede Sumertha menjelaskan bahwa penyelenggaraan perayaan nasional tersebut di Candi Prambanan, untuk meningkatkan ikon Candi Prambanan, karena Prambanan merupakan peninggalan Hindu yang dapat mempersatukan kebhinekaan umat di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogkarta dan sekitarnya, karena letaknya yang strategis dan berada di kedua provinsi tersebut. “Prambanan ini memang agak unik, karena Prambanan masuk Jawa Tengah tetapi platarannya masuk Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga penyelenggaraan acaranya setiap tahun ganjil dilaksanakan di Yogyakarta dan pada tahun genap di Jawa Tengah,” tambah I Gede Sumertha.

Sumertha juga menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat untuk hadir cukup tinggi, karena sudah lebih dari 15.000 peserta dari berbagai penjuru tanah air akan hadir di acara tersebut. “Sementara dari segi persiapannya sudah mencapai 90 persen.” Ucap Sumertha.

Menanggapi laporan dimaksud, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi dan menyambut baik rencana Panitia dan seluruh Umat Hindu untuk menyelenggarakan Perayaan Nasional Hari Raya Nyepi tahun 2015 di Candi Prambanan. “Terima kasih atas laporannya, yang pertama karena ini acaranya pasti penting, karena memang Hari Raya Nyepi adalah hari besar nasional. Tapi kalau acara di Prambanan itu lebih bersifat ritual dan seremonial. Biasanya yang datang adalah Presiden, tetapi kalau Presiden tidak bisa hadir baru saya yang wakili. Kalau kedua-duanya ke daerah dalam waktu bersamaan tidak bisa, kecuali di Jakarta” kata Wapres.

Menanggapi soal Candi Prambanan sebagai ikon budaya, Wapres mengaku ketika berkunjung ke Yogyakarta beberapa waktu lalu membicarakannya dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X terkait pengelolaan wisata. “Jadi begini, kalau di Indonesia kan mayoritas masyarakatnya Islam tapi ikon budayanya Budha dan Hindu, sementara di India sebaliknya, masyarakatnya Hindu tetapi ikon budayanya adalah Islam. Nah kemanapun, iklannya seperti itu, itu harmonisnya. Sehingga bagaimana menjadikan ikon ini lebih luas lagi tidak saja menjadi ikon Indonesia tetapi bisa mendunia”, tandas Wapres.

Kalau ikon budaya ini menjadi ikon dunia, “maka seperti umat Islam yang mendambakan melangsungkan pernikahan di depan Ka’bah Mekah, maka diharapkan umat Hindu di dunia pun bisa bangga untuk melangsungkan pernikahan di Candi Prambanan atau umat Budha di Candi Borobudur,” demikian harap Wapres.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Jenderal Bimas Hindu Kementerian Agama Ketut Widnya, Ketua I Panitia Nasional Nyepi Wayan Samudera Ginaantara, para Penasehat Panitia Marsekal TNI I.B. Putu Dunia dan Suresh G Vaswani. ( Supriyanto )
****