Manila. Pada Sesi ke sembilan APEC CEO Summit 2015 yang diadakan di Shangri-La Hotel Makati, Rabu, 18 November 2015, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla diberikan kesempatan untuk mengelaborasi beberapa pertanyaan dari moderator Richard Quest, International Business Correspondent, CNN, serta menjawab beberapa pertanyaan dari para peserta yang terdiri dari para pemimpin perusahaan terkemuka di Asia Pasifik.
Wapres mengungkapkan bahwa inti dari APEC adalah kerjasama, baik kerja sama ekonomi, bisnis, perdagangan maupun investasi. “Dalam kerja sama diperlukan saling pengertian dan upaya untuk mengembangkan perdagangan “ ujar Wapres ketika ditanya harapannya ke depan dalam kerjasama APEC ini.
Wapres memahami bahwa terdapat kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia Pasifik sehingga perdagangan dan investasi dalam bidang ekonomi akan menjadi sangat mendasar dalam menumbuhkan kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan bekerjasama. Negara-negara Asia Pasifik diharapkan tetap menjaga perdamaian meskipun di sisi lain, juga saling bersaing. “Itulah yang dimaksudkan dengan bekerjasama”, jelas Wapres.
Menanggapi mengenai tantangan untuk mengintegrasikan dan menyeimbangkan antara kerja sama dan persaingan, Wapres mengutarakan bahwa indikator pertumbuhan suatu negara adalah tersedianya lapangan pekerjaan. Diakui Wapres bahwa terdapat dilema antara perdagangan bebas dan masalah lapangan pekerjaan.
Ketersediaan lapangan pekerjaan sangat penting karena terkait dengan sumber daya manusia, pendapatan masyarakat, dan sebagainya. “Ini adalah masalah sosial dan politik. Kita tidak menolak perdagangan bebas, tetapi kita juga harus menyiapkan lapangan kerja” jawab Wapres.
Ketika disinggung tentang keikutsertaan Indonesia dalam Trans Pasific Partnership (TPP), Wapres menyatakan bahwa pemerintah sedang mempelajari dan mengkaji dampak positif dan negatif dalam keanggotaannya dalam TPP. Namun, Wapres berharap dengan adanya TPP dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi serta menjadikan hubungan negara-negara Asia Pasifik lebih efisien.
Lebih lanjut, mengenai munculnya China sebagai kekuatan ekonomi baru, Wapres melihat sebagai suatu hal yang perlu diapresiasi, sebab China lebih dahulu maju di bidang ekonomi dan perdagangan, sehingga mampu mengembangkan kekuatan politiknya.
“Hanya negara dengan kekuatan ekonomi yang tinggi yang akan membuatnya menjadi kuat dalam politik. Karena dengan kemampuan ekonomi suatu negara dapat meningkatkan kekuatan militer dan pada akhirnya memiliki kekuatan politik”, ujar Wapres. Negara dengan stabilitas ekonomi tinggi, lanjut Wapres, akan mampu menjaga kestabilan politiknya.
Di akhir sesi tanya jawab dengan moderator, Wapres berbagi pengalamannya di bidang bisnis sebelum terjun ke dalam politik. Menurutnya, terdapat perbedaan antara bisnis dan politik. Dalam bisnis sangat penting untuk menentukan tujuan, misalnya target, penjualan dan pendapatan, selanjutnya prosedur akan menyesuaikan dengan target. Sebaliknya, dalam pemerintahan, prosedurlah yang sangat penting, sehingga tidak boleh salah dalam menyusun prosedur, sedangkan target dapat disusun selanjutnya. “Saya mengkombinasikan kedua hal, yaitu target yang terfokus dan prosedur yang lebih simpel”, ujarnya.
Selain pertanyaan dari moderator, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya kepada Wapres dan dengan lugas Wapres menjawab pertanyaan seputar ketersediaan beras di Indonesia dan keberlangsungan pengembangan pasar beras hybrid di Indonesia, kemudian mengenai peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam menghadapi standar kualitas perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, serta mengenai kabut asap yang sampai saat ini masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dan berdampak pada beberapa negara tetangga.
Lebih lanjut, dalam APEC Summit ini Wapres berharap kerja sama antar negara anggota APEC dapat lebih ditingkatkan dengan saling membantu mengatasi beberapa masalah di tengah kondisi yang serba cepat berubah, serta untuk menyelamatkan ekonomi negara kita kembali berkembang dan lebih maju dengan masyarakat yang semakin sejahtera.
Sementara itu, menurut Wapres, untuk mengatasi masalah yang saat ini dihadapi dalam mewujudkan ekonomi menjadi lebih baik adalah dengan dialog.
“Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan unjuk kekuatan seperti saat ini” ujar Wapres. Selain itu, menurut Wapres, kerja sama juga dibutuhkan dalam perdagangan bebas sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
Di penghujung acara, Wapres berpesan dan mengajak para pemimpin perusahaan besar dan terkemuka yang hadir dalam acara tersebut untuk datang dan pada intinya adalah untuk berinvestasi di Indonesia. “Please come..”, ujar Wapres disertai senyuman khasnya dan disambut tepuk tangan para hadirin. (Meilani Saeciria)