Jakarta. Kehidupan di istana itu tidak ubahnya seperti kehidupan di tempat lainnya, sangat manusiawi, bukan kehidupan para malaikat. Terkadang ada celotehan, marah, tawa dan ekspresi lainnya. Tetapi yang berada di istana itu mesti berhati-hati, karena bisa mengubah perilaku bangsa. “Lima menit mengumumkan kenaikan harga BBM di istana langsung terjadi antrian,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada peluncuran buku “Sisi Lain Istana ke-2” karya wartawan senior KOMPAS J Osdar di Bentara Budaya Jakarta, Selasa 9 Desember 2014.

Istana itu menurut Wapres, dapat menjadi penentu gaya atau trend setter. Saat Presiden Soeharto berpakaian dengan safari, maka semua pejabat mulai dari tingkat camat, bupati, walikota hingga tingkat pusat menggunakan safari. Ketika Presiden Habibie sering menggunakan pakaian jas dan kopiah, dimana-mana semua orang bergaya seperti itu. “Sekarang pakai batik, semua pakai batik. Ini di istana ini bahayanya, trend setter,” ujar Wapres.

Trend setter ini tidak hanya pada mode berpakaian tetapi juga gaya penghuni istana. Termasuk gaya Presiden Joko Widodo yang terkenal dengan kegiatan blusukan, maka para menterinya pun mengikutinya dengan melakukan blusukan. “Ini menteri Ferry ini suka blusukan terus,” ucap Wapres disambut tawa hadirin.

Di awal sambutannya, Wapres mengomentari sub judul dari buku “Sisi Lain Istana ke-2”, yakni “Andaikan Obama Ikut Pilpres Indonesia”. “Andai Obama ikut pilpres. Saya rasa pasti kalah,” kata Wapres.

Wapres menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Amerika Serikat pada tahun 2007 dan berbicara dihadapan 500 pegusaha. Pengusaha-pengusaha dari Amerika Serikat itu ingin sekali menanamkan modalnya di Indonesia, tetapi menanyakan bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia? Wapres, saat itu menjelaskan agar tidak perlu khawatir dengan pendidikan Indonesia. “Alumni SD di Indonesia saja bisa jadi presiden di Amerika, itu Obama itu alumni SD di sini. Bagaimana hebatnya pendidikan di Indonesia,” ucap Wapres berseloroh.

Turut hadir dalam acara peluncuran buku ini, Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan, Pemimpin Redaksi Harian KOMPAS Rikard Bangun, Wakil Pemimpin Redaksi KOMPAS Budiman Tanuredjo, dan seniman Garin Nugroho.

****