HMI

Pekanbaru. Para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berangkat dari kalangan terdidik diharapkan dapat mengedepankan intelektualitas, akal sehat dan inovasinya untuk memajukan bangsa, bukan sebaliknya dengan tindakan kekerasan dan anarkisnya.

“Apa yang harus kita jaga dalam setiap kali pertemuan seperti ini. Apa yang ingin kita capai. Terbinanya insan akademis pencipta dan pengabdi yang Islam, dan yang bertanggung jawab akan negara dan masyarakat menjadi makmur. Jadi anda datang ke sini sebagai insan akademis. Artinya mendahulukan akal, mendahulukan logika, mendahulukan perilaku yang baik untuk suatu yang kita ingin cita-citakan, mendahulukan pikiran, mendahulukan inovasi, dan persatuan bangsa ini. Bukan mendahulukan kemarahan dengan marah-marah. Mendahulukan akal sehat, karena tanpa itu kita tidak ada disini, tanpa akal sehat negara tidak maju, tanpa inovasi suatu bangsa akan terpecah belah, tanpa semangat persatuan masyarakat ini akan selesai. Itulah yang mendasari semua anda masuk HMI,” demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka kongres HMI ke-XXIX dengan tema “Strategi Kebudayaan Himpunan Mahasiswa Islam Untuk Indonesia Berkedaulatan” yang bertempat di  Hotel Lanbersa, Grand Hotel, Pekanbaru pada Minggu, 22 November 2015.

Selanjutnya Wapres mengingatkan, pentingnya menggunakan ilmu dalam setiap langkah dan tindakan, bahkan juga untuk urusan memajukan kepentingan bangsa dan negara sekalipun. “Semua itu membuktikan, bahwa ajaran kenegaraan, keagamaan selalu mengajarkan kita tidak pernah lepas dari keilmuan, karena itulah tempat kita maju dan itulah cara kita bisa maju,” pesan Wapres.

Wapres pun mencontohkan beberapa negara di Timur Tengah yang saat ini sedang dilanda konflik kekerasan dan kehancuran, seperti Irak, Suriah, Libya dan Afganistan, sehingga menyebabkan penduduknya hijrah dan mengungsi ke Eropa. Kehancuran itu, tambah Wapres disebabkan selain pemerintahnya yang otoriter dan tidak adil, juga karena masyarakatnya yang tidak menjaga persatuan, sehingga kemarahan yang terjadi dapat menghancurkan bangsa.

“Kegagalan suatu bangsa menyebabkan hijrahnya masyarakat. Maka bangsa ini tidak boleh gagal. Bangsa ini harus bersatu, harus maju semuanya agar tidak terjadi malapetaka seperti apa yang terjadi di banyak negara yang kita lihat hari ini,” jelas Wapres.

Untuk itu, Wapres mengajak seluruh komponen bangsa, termasuk para kader HMI agar dapat berperan lebih besar lagi menjaga dan memajukan bangsa. “Tugas kita semua kader-kader HMI, yang telah berperan lebih banyak. Jangan hanya melihat di bidang pemerintahan, lihat di bidang masyarakat, di bidang politik, di bidang dunia usaha yang harus maju bersamaan, dan hanyalah dengan cara itu, bangsa ini dapat kita jaga keberhasilannya,” tutur Wapres.

Kemudian Wapres mengungkapkan sebuah hasil penelitian tentang Suriah, yang berpendapat bila saat ini konflik Suriah berakhir dan damai, maka akan dibutuhkan waktu 50 tahun untuk membangun Suriah kembali seperti semula. “Artinya kehilangan setengah abad akibat konflik,” seru Wapres.

Bangsa Indonesia, lanjut Wapres, mendapatkan apresiasi dari dunia internasional sebagai bangsa dengan penduduk muslim terbesar, tetapi masyarakat dapat hidup dengan damai. Nilai-nilai toleransi dan saling menghargai, kata Wapres, masih menjadi prinsip dan pedoman masyarakat, dan hal tersebut yang membedakan dengan bangsa lainnya. “Tanpa toleransi, akan menghancurkan bangsa ini,” tegas Wapres.

Mengakhiri sambutannya Wapres menyampaikan dua buah pantun yang sarat akan makna bagi kader HMI, “Batang nangka tumbuh berjajar, tumbuh berjajar di tepi sungai, barang siapa sungguh belajar tentu cita-cita akan tercapai. Beramai ramai ke kota Pekanbaru menikmati udara cerah asap berlalu. Hijau hitam warna kebangganmu, di kongres hari ini pelihara sikap dan perilaku,” ucap Wapres berpantun disambut tepuk tangan dan tawa hadirin.

Turut hadir pada acara dimaksud, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Yuddy Chrisnandi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Fery Mursyidan Baldan, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan Kasetwapres Muhammad Oemar serta tokoh HMI seperti Mahfud MD dan Akbar Tanjung. (Rms)