Jakarta, wapresri.go.id – Kemajuan teknologi menuntut peningkatan daya saing agar mampu bertahan dan tidak tersisihkan dalam perekonomian global saat ini, atau dijuluki revolusi industri 4.0.

Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam pidato kuncinya pada acara Tempo Economic Briefing dengan tema “Meningkatkan daya saing Indonesia dengan revolusi industri 4.0”, di The Ritz-Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (15/11/).

“Inti ekonomi saat ini yaitu persaingan dalam ekonomi terbuka,” tuturnya.

Namun, menurut Wapres, teori ekonomi liberal perlu ditinjau kembali. Banyak negara khawatir terhadap persaingan dagang yang muncul akibat revolusi industri ini. Ia mencontohkan, Amerika Serikat yang kebijakan ekonominya semakin tertutup (proteksionis), dan melakukan perang dagang dengan China, padahal AS pengusung liberalisme. Sebaliknya, China dengan ideologi komunisme, ekonominya semakin terbuka.

“Berbicara revolusi industri 4.0, maka perlu berbicara tentang posisi Indonesia dan apa yang harus dikerjakan,” tegasnya.

Revolusi industri juga disebut Wapres sebagai revolusi entrepreneur. Indonesia harus mampu menciptakan para entrepreneur yang nantinya menciptakan lapangan kerja. Namun, ia mencermati, perubahan yang cepat akibat teknologi selain menjawab tantangan juga memunculkan tantangan.

“Sekarang zamannya automation, semua dikerjakan mesin, menggantikan manusia,” kata Wapres mengingatkan.

“Pertanyaan berikutnya, apakah menggunakan robot (mesin) lebih murah itu tergantung. Untuk Indonesia, mungkin investasi tenaga manusia relatif lebih murah,” sambungnya.

Kemudian, Wapres menjelaskan tahapan revolusi industri, dimana tahap pertama dimulai dengan penemuan mesin uap. Selanjutnya ditandai dengan produksi massal dan diikuti penemuan komputer yang terus berkembang hingga sekarang. Praktik pola pertanian saat mesin uap ditemukan pun masih bisa ditemui di Indonesia.

Di akhir pertemuan, Wapres menyampaikan, Pemerintah mendorong industri nasional tanah air untuk berkembang sesuai revolusi industri 4.0, sehingga mampu bersaing pada skala global, dengan tetap berupaya mengakomodasi mereka yang masih berada di tahap revolusi sebelumnya. Hal ini, dapat dilakukan dengan transfer ilmu dari pihak swasta dan meningkatkan skill dari SDM Indonesia.

“Memperbaiki daya saing Indonesia sangat penting karena itu inti perdagangan dan perekonomian, tapi tetap memperhatikan kualitas SDM,” tutup Wapres.

Sebelumnya, Direktur Utama Tempo Toriq Hadad menjelaskan, acara yang digelar oleh Tempo Media Group tiap tahun ini bertujuan mempertemukan stakeholder untuk bertukar pikiran dan analisis strategi terkait isu-isu ekonomi di tahun mendatang, yang kali ini mengangkat tema revolusi industri 4.0.

“Ini sangat penting, karena kalau tidak mengikuti pertumbuhan teknologi ini kita akan digilas. Generasi saya masih membaca koran. Tapi generasi milenial baca dari smartphone,” kata Toriq.

Hadir dalam acara ini Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, pengamat ekonomi Faisal Basri, dan pelaku industri di bidang telekomunikasi, Arya Damar.

Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hamu, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (PN/SK, KIP-Setwapres)