Jakarta, wapresri.go.id – Pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 saat ini menjadi fokus seluruh negara, namun kesenjangan akses vaksin, inflasi harga energi, serta disrupsi rantai pasok menjadi tantangan utama dalam upaya tersebut. Untuk itu, diperlukan kerja sama antar negara agar ekonomi global segera bangkit kembali.

“Pemulihan ekonomi global tidak mungkin dilakukan hanya oleh sebuah negara, melainkan harus dilakukan sinergi dan kolaborasi antar negara,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada acara The 9TH ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance (AICIF) 2021, melalui konferensi video dari Kediaman Wapres, Jalan Dipenogoro No.2, Jakarta, Rabu (17/11/2021).

Menurut Wapres, melalui ekonomi dan keuangan syariah yang berlandaskan prinsip saling membantu (ta‘awun) dan saling menolong (tanasur), akan mampu berperan mewujudkan kolaborasi untuk pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus memajukan ekonomi dan keuangan syariah.

“Pemerintah Indonesia secara serius mendorong kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, sebagai salah satu pendukung untuk mencapai tujuan tersebut sekaligus dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.

Wapres pun menilai saat ini perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dalam kondisi baik. Otoritas Jasa Keuangan mencatat total aset keuangan syariah tumbuh sebesar 17,32% year-on-year dengan nilai mencapai Rp1.901,1 triliun per September 2021. Hal ini tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah, salah satunya penguatan Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Melalui BSI diharapkan akan mampu menjadi pilar penting dalam pengembangan industri halal dan kegiatan usaha syariah, disamping agar dapat bersaing di tingkat global,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Wapres mengungkapkan, pemerintah turut berkontribusi terhadap solusi perubahan iklim melalui pengembangan proyek hijau berbasis syariah yang disebut sebagai Green Sukuk.

Green Sukuk terbukti mampu menjadi salah satu sumber pembiayaan yang dapat diandalkan untuk membiayai pembangunan yang ramah lingkungan. Penerbitan Green Sukuk tersebut juga berhasil meraih penghargaan dunia dalam Climate Bonds Awards 2021,” ungkapnya.

Lebih jauh, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan terus bersinergi mengembangkan Indonesia sebagai pusat rantai nilai halal global melalui beberapa upaya, di antaranya percepatan pembangunan kawasan industri halal yang disertai dengan pengembangan SDM ahli dan spesialisasi pusat riset di bidang sains halal.

“Pengembangan SDM merupakan hal utama, yang perlu menjadi pokok pikiran perguruan tinggi. Pada gilirannya, SDM ahli inilah yang akan menghasilkan inovasi-inovasi  berkelanjutan,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Wapres mengapresiasi kerja sama antar universitas ASEAN atas terselenggaranya The 9TH AICIF 2021. Ia juga berharap agar konferensi tersebut dapat memberikan masukan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah secara global.

“Saya mengharapkan konferensi ini mampu melahirkan rekomendasi strategis bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, sekaligus mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pentingnya riset dan pengembangan produk halal nasional yang diiringi dengan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Menurutnya, hal ini dapat menghasilkan inovasi produk halal yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.

“Kolaborasi antara institusi, pusat riset dan industri sangatlah penting, khususnya dalam menghasilkan produk halal yang berdaya saing tinggi. Pemerintah mendukung penuh hal ini, saya optimis nantinya riset dan pengembangan serta inovasi teknologi ilmu halal di Indonesia akan menjadi tolak ukur bagi negara lain,” ujarnya.

Sementara, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Al Makin, AICIF 2021 dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat kerja sama antar universitas, baik nasional maupun internasional, terutama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran konstruktif bagi pembangunan ekonomi.

“Konferensi ini harus menjadi kesempatan untuk menguatkan kerja sama antar universitas Indonesia dengan univeritas negara Islam atau negara berpopulasi Islam lainnya, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi seluruh dunia dan kampus kami dapat berkontribusi menjadi tuan rumah dan pusat diskusi berbagai isu, terutama kemungkinan pengembangan dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Turut hadir secara virtual Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji Anggito Abimanyu serta Menteri Badan Usaha dan Milik Negara Erick Tohir. Sementara, Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah dan Bambang Widianto. (SM/SK– BPMI, Setwapres)