Jakarta, wapresri.go.id – Dalam sejarahnya, K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri dan Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan bahwa kerja utama yang dibawa oleh organisasi massa Islam ini adalah jam’iyatul ishlah, kerja perbaikan. Oleh karena itu, dalam meneruskan perjuangan dari masa ke masa, NU harus melakukan perbaikan-perbaikan sesuai kebutuhan zaman.

“Yang diperbaiki menurut Hasyim Asy’ari adalah masalah-masalah agama, masalah-masalah kemasyarakatan, masalah politik, sosial, ekonomi, budaya. Dan yang perlu dilakukan perbaikan paling tidak menurut saya, yaitu memperbaiki umat (ishlahul ummah), ishlahul wathan (memperbaiki bangsa dan negara), wal ishlahul alam (memperbaiki dunia),” papar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri acara Anugerah Satu Abad NU, di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa malam (31/01/2023).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, dari sisi perbaikan umat, perlu dilakukan dari individu para kader terlebih dahulu sebelum menjangkau masyarakat. Perbaikan tersebut, menurut Wapres, diantaranya dilakukan dengan mengajak umat untuk menjalankan perintahNya dengan sebaik-baiknya.

“Memperbaiki orang NU sendiri supaya menjadi umat yang khairu ummah, umat yang terbaik. Yang telah Al-Qur’an jelaskan. Umat yang terbaik yang mampu melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (melakukan kebaikan, menghindari kejahatan) dengan baik. Ini saya kira, dan juga membangun umat yang kuat dan juga umat yang memiliki ketangguhan (resilience),” Imbuh Wapres.

Dari sisi memperbaiki negara, Wapres menilai dapat dilakukan melalui pemberdayaan umat. Hal tersebut, lanjutnya, harus dilakukan secara konsisten dengan menanamkan prinsip-prinsip kejujuran, tepat janji, dan saling membantu. Sebab, dengan umat berdaya, maka negara juga akan menjadi maju.

“Keadilan dan konsisten ini sebenarnya kemudian perlu dikembangkan lagi sehingga menjadi kekuatan dan menjadi upaya pemberdayaan umat,” imbau Wapres.

Sementara dari sisi perbaikan dunia, Wapres menegaskan tugas besar yang harus dilakukan adalah dengan menjaga perdamaian dunia. Dimana, perdamaian ini dapat dicapai dengan fondasi persaudaraan antarindividu yang kuat.

“Sesama khalifah fil ardhi (kalifah di muka bumi), mestinya tidak terjadi benturan-benturan [antarmanusia], tidak terjadi permusuhan di dunia. Karena [manusia] sama-sama wakil dari wakil yang sama, yaitu dari Allah subhanahuwata’ala. Mestinya kehidupan manusia di dunia ini adalah atas dasar persaudaraan, bukan saling bermusuhan. Persaudaraan dan kedamaian itu tugas kita,” pungkas Wapres.

Hadir dalam acara tersebut, Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri, Ibu Negara ke-4 Sinta Nuriyah Wahid, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud M.D., Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PANRB Azwar Anas, Kepala Badan Intelejen Negara Budi Gunawan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, para kiai, serta nahdiyyin dan nahdiyyat dari seluruh Indonesia.

Sementara, Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmadi Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemeritahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Wanggai, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, Muhammad Imam Aziz, Robikin Emhas, dan Zumrotul Mukaffa (NN/RJP-BPMI, Setwapres)